14° [Terperangkap]

1.5K 305 9
                                        

Tekan ☆ sebagai bentuk dukungan, terimakasih♡

Tekan ☆ sebagai bentuk dukungan, terimakasih♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haru..."

"Haruto!"

"Haruto bangun!"

Haruto lekas membuka matanya saat suara bising itu terus menusuk gendang telinganya. Perlahan Haruto menggelengkan kepalanya pelan karena terasa pusing, lalu mulai menatap sekitarnya.

"Ugh... kepalaku sakit," Ucap Haruto pelan, tenggorokannya juga terasa kering.

Pemandangan yang pertama ia lihat adalah Wonyoung yang berdiri, dengan tangan terikat keatas. Terlihat jelas lebam di wajahnya, luka di sudut bibirnya, dan jangan lupakan mata sembab dan wajah lesu tak bertenaga.

Barulah Haruto tersadar, dan melihat sekitarnya. Sebuah ruangan dengan daging sapi yang banyak tergantung diantara pengait - pengait besi.

Posisi Haruto juga tak sama bagusnya. Haruto duduk di sebuah kursi dengan tangannya terikat dibelakang kursi, dan juga kakinya terikat di kaki kursi kiri dan kanan. Haruto juga merasakan aliran darah yang mengering di wajahnya.

"Sial!"

"Haruto jangan mengumpat! Nanti mereka dengar!" Balas Wonyoung, yang tak jauh beda keras suaranya dengan Haruto.

Wonyoung terlihat sekali lelah berdiri, tapi jika ia duduk, maka tangannya akan tertarik. Sungguh, pergelangannya terasa mau putus, tapi kakinya mulai gemetar karena tak lagi kuat menopang tubuhnya.

"Bertahanlah, Wony-ah. Kita akan keluar dari sini," Ucap Haruto pelan.

Tapi saat itulah, Haruto merasakan borgol mengunci lengannya. Artinya semakin sulit untuk membebaskan diri.

Haruto menatap Wonyoung yang sudah tertunduk, wajahnya tertupi oleh rambut panjangnya. Bahkan tubuhnya sudah mencondong kedepan. Jika terus seperti itu, pergelangan tangannya benar - benar akan putus.

Tapi sesuatu langsung memberi Haruto ide untuk membebaskan diri, "Wony-ah, berikan aku jepit rambut yang kau kenakan," Bisik Haruto.

Karena tatapannya bertemu dengan cctv yang menyala.

Wonyoung tersadar sejenak. Tapi tangannya terborgol keatas, ia harus mencari cara untuk melepaskan jepitnya.

Wonyoung mulai menggerakan lengannya, walaupun ia harus menahan sakit dan menggenggam erat - erat rantai borgol agar menarik tubuhnya keatas.

Satu jepit berhasil jatuh, tapi suara langkah kaki langsung membuat keduanya panik. Wonyoung menginjak jepit yang ia jatuhkan tadi, sedangkan Haruto pura - pura terlihat masih setengah sadar.

Wonyoung menatap takut kearah seseorang yang kini tersenyum licik kearahnya. Lekas Wonyoung menunduk, rasanya benar - benar tercekik hanya dengan tatapan orang tersebut.

𝕊𝕦𝕟𝕤𝕙𝕚𝕟𝕖 [ WonRuto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang