18. | moral

2.1K 271 5
                                    

maaf kalo bahasannya berat dan gak biasa dan kalo kalian merasa aneh atau apapun itu aku minta maaf :( aku cuma menyalurkan opini aku aja ya guys.

yang lain pada nonton final dbl apalah dayaku mendekam di kamar doang😩😩

stay safe teman-teman yang ada di manapun. apalagi buat teman-teman yang terkena gempa. semoga gak ada gempa susulan dan semoga gak sampe tsunami. semoga tuhan selalu melindungi kita semua, aamiin.

happy reading^^



















































"aku sangat menyayangkan hal itu sih, ma. banyak hal berharga yang terlewatkan begitu aja."

mamanya kak doyoung mengangguk. "orang tua jaman sekarang beda sama orang tua jaman dulu. ya karena era yang semakin berubah, perkembangan jaman yang semakin pesat membuat banyak hal berubah dan menghilang."

gue mengangguk lalu merubah posisi duduk jadi lebih menghadap mamanya kak doyoung. "aku suka miris ma, kalo liat anak-anak korban kesibukkan orang tuanya. sampe-sampe, anaknya itu punya kepribadian buruk karena kurang perhatian orang tua. dan yang aku takutkan, anak-anak itu akan merasa jadi anak yatim piatu, bisa menjadi sampah masyarakat, karena era sekarang pergaulan bebas semakin merajalela!"

mamanya kak doyoung mengangguk lalu tertawa kecil begitu juga dengan kak doyoung. "kamu lucu banget sih, nar. jangan kebawa emosi gitu dong." goda mamanya kak doyoung.

gue yang baru sadar cuma haha hehe. malu.

gue, mamanya kak doyoung, dan juga kak doyoung lagi santai-santai di ruang keluarga setelah makan siang, yang luasnya menurut gue udah kayak lapangan sepak bola.

"emang emosian dia ma." kata kak doyoung.

"cocok dong? kamu juga emosian ya doy." kata mamanya kak doyoung bercanda.

tolong obrolannya jangan kemana-mana tolong.

mamanya kak doyoung berdeham begitu juga kak doyoung. gue mau pulang aja rasanya, berat banget bahasannya. mereka saling liat-liatan lalu ngelirik gue. gue udah masang muka semelas mungkin.

"mama bercanda nar. doyoung emang suka usil. udah, apa tadi bahasan kita?"

gue gak tau harus bereaksi seperti apa. karena bagi gue ini membingungkan. sumpah!

gue berdeham sebentar. "kepedulian kedua orang tua enggak sebatas memberi pengajaran kepada anak, tapi mereka harus mempratekkan dan menerapkan bagaimana cara berbakti kepada orang tua dan hal yang lainnya, tapi kalo kedua orang tua enggak peduli terhadap pendidikan anak, maka anak akan menjadi duri bagi orang tuanya." kata gue pada akhirnya. lagi-lagi mama mengangguk sambil tersenyum natap gue.

"pendidikan anak usia dini adalah masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia. orang tua harus tau itu. keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak, jadi di saat itulah masa depan anak di pegang oleh orang tua." kata mama sambil mengelus kepala gue dan juga kepala kak doyoung penuh sayang.

"tapi ma, jaman sekarang banyak banget orang tua yang hanya memberikan bentuk keperdulian mereka dengan memberikan anak mereka gadget. padahal, gadget gak baik buat anak, apalagi buat anak yang belum sekolah, yang belum ngerti apa-apa. gadget itu luas! dengan bermodalkan tontonan youtube, mereka merasa itu lebih dari cukup untuk mendidik dan memberi rasa keperdulian mereka! aku gak setuju banget sama orang tua yang begitu! bisa kecanduan, apalagi buat anak kecil! belum lagi masalah radiasi! sebenarnya ada bagusnya juga sih, tapi kalo dimanfaatkan sebaik mungkin! tapi... kebanyakan enggak gitu kayaknya." lagi-lagi gue emosi sama opini gue sendiri sampe mamanya kak doyoung dan juga kak doyoung sendiri ketawain gue. kak doyoung juga ngacak-ngacakin rambut gue.

Hanya | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang