28. | flashback (5)

1.4K 180 1
                                    

gue berusaha melupakan semuanya.

gue berusaha baik-baik aja.

gue berusaha memaafkan semesta.

gue berusaha berlapang dada.

gue berusaha mengerti dan menerima.

gue berusaha menelan semuanya dengan mentah-mentah.

gue berusaha menganggap semua itu gak pernah terjadi.

pikiran negatif yang bersarang di kepala, gue buang jauh-jauh. gue meminta maaf dengan hati serta pikiran gue. karena gue gak bisa menuntaskan semua keinginan mereka untuk membalas.

gapapa. gue punya tuhan kok. tuhan gue lebih besar dari rasa kecewa dan kemarahan gue.

perasaan kecewa, marah, sedih terhadap sesuatu itu wajar apalagi dengan sesama. hal itu gak bisa kita hindari. setiap manusia pasti pernah yang namanya berbuat kesalahan. kita hanya perlu mencoba menerima dan memaafkan. walau enggak mudah. toh, kita pasti bisa mengambil sisi positif dari perasaan itu.

malah jadi toxic gak sih?

tespack dengan dua garis merah, foto-foto yang enggak lazim dari dua insan dengan wajah yang sangat familiar serta alat perekam suara yang ada di dalam kotak beludru itu masih gue simpan.

mungkin kalian menganggap gue sudah gila untuk tetap menyimpannya, tapi gue menganggap bahwa barang-barang ini akan menjadi kenangan buruk yang gak akan terlupakan.

gue dan kak doyoung enggak ada lagi menjalin komunikasi, tapi jaehyun sekarang udah kayak biasanya terakhir dia ngasih tau gue kalo dia punya doi, belum berani nembak eh ujung-ujungnya malah ketikung.

poor jaehyun.

ngomong-ngomong kayaknya jaehyun enggak tau hubungan gue sama kak doyoung udah separah ini, gue pikir jaehyun gak boleh tau. saat di tembak kak doyoung dulu gue minta persetujuan dari jaehyun. dan dulu gue pernah curi-curi dengar jaehyun bakal maju paling depan saat kak doyoung nyakitin gue.

hhh jaehyun udah besar rupanya. cringe sih. tapi gue terharu.

gue gak tau hubungan gue sama kak doyoung mau dibawa kemana, hhh kayak lagu aja. ya pokoknya begitulah, gue masih harus menunggu hingga waktu itu tiba.

menerima sebuah kegagalan.

mungkin kalian tau kegagalan apa yang gue maksudkan.

sudah seminggu gue gak ada kontakan sama kak doyoung, yang gue tau dia sibuk sama skripsinya gue juga selalu mendapat kabar dari mamanya.

gue hanya berdoa yang terbaik buat kak doyoung. gue sudah memaafkan kak doyoung. walaupun enggak mudah. dan dia belum mau mau jujur, yeah it's ok. itu terserah dia. intinya gue sudah berusaha yang terbaik buat hubungan ini.

gue bucin? bisa dibilang gitu.

gue tipe orang yang gak akan lirik sana-sini begitu udah punya seseorang. tapi kalo bercandain sih suka hehe. perasaan gue tulus cuy, bukan pamer dan gak bermaksud supaya kemakan omongan sendiri tapi, nyatanya memang gitu.

gue juga akan selalu menghormati perasaan dan kepercayaannya ke gue sampe dia mau jujur walaupun dia sendiri sudah menghancurkan kepercayaan gue ke dia.

gimana yaa, intinya gue gak mau suatu hubungan yang gue bangun dengan susah payah runtuh gitu aja.

ini hati cuy bukan playground.

gue juga mau menghindar aja. gue takut jadi enggak ikhlas. sepintar-pintarnya hati untuk memaafkan, tapi masih bisa kalah dengan pikiran. gue pasti akan selalu mengingat sesuatu yang sudah ia torehkan.

bukan dendam, tapi gue pasti akan mengingatnya.

gue hanya punya satu harapan untuk saat ini, kak doyoung bahagia sama pilihannya.

sekali lagi, gue jadi gini karena nakamoto alay yuta!

hari ini gue pertama kali ngobrol dengan kak doyoung setelah beberapa waktu belakangan ini gak ada kontakan.

canggung. kayak baru kenal rasanya.

dia tau kalo gue menghindar. dan dia frustasi sendiri karena hal itu. ya gapapa, setidaknya dia hanya frustasi kerena gue menghindar dan mungkin akan pergi. setidaknya, kak doyoung gak sefrustasi gue beberapa waktu lalu. gue membiarkan dirinya frustasi karena gue belum berani jujur sama keadaan yang ada.

gue jahat?

gue mau menutup mata untuk itu. biarkan gue jadi pengecut yang gak mau jujur sama diri sendiri dan orang lain. itu pilihan gue. menjadi pengecut seperti ini adalah pilihan gue.

gue pergi dari hadapan kak doyoung.

gue capek.

kayaknya, hati dan pikiran gue memang tidak untuk bersatu sekarang. hati gue bilang tetap bertahan dan ungkapkan semuanya, jangan perdulikan apa yang terjadi selanjutnya. pikiran gue bilang, gak ada lagi yang harus di luruskan semua sudah jelas.

gue capek. gue capek berperang batin terus. gue memilih untuk mengikuti pikiran gue. karena, mata gue juga panas melihat sosok itu.

sampai di rumah gue mendapatkan pesan dari kak doyoung dan gue membalas seadanya dan meninggalkan ponsel itu di sofa dan diri gue sendiri naik ke kamar.

gue hanya mau bahagia di atas penderitaan gue sendiri, dengan gak perduli dengan dunia.

tbc

rlmine|12.08.19

alhamdulillah flashbacknya beneran sampe lima chapter doang wkwk. maaf ya kalo gak jelas dan berlibet. flashback ini yang di bilang/dilewati sama si nara di chapter 22-23.

Hanya | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang