46. | berbohong

1.2K 145 3
                                    

setiap orang pasti pernah berbohong, gak sekali dua kali tapi bisa jadi sering. dengan berbohong terkadang orang menganggap masalah bisa selesai, dengan berbohong merasa kalau kita akan lepas dari masalah-masalah karena kita tidak akan dihakimi orang lain.

padahal sudah jelas, berbohong bukan hal yang dibenarkan.

tapi kalo berbohong demi kebaikan, gimana? perspektif ini bisa terpecah.

terkadang dengan berbohong kita tanpa sadar bermain-main dengan perasaan. gak mau munafik, gue pun pernah berbohong tapi, makin lama gue semakin sadar berbohong itu sifat yang harus dihilangkan, dengan berbohong kita akan susah mendapatkan kepercayaan orang lain lagi sudah gitu dapat dosa.

andai kata, berbohong seperti kaca pecah. kaca itu tidak akan bisa di susun kembali seperti semula. kalaupun bisa di susun kembali kaca itu tidak akan utuh lagi dan terbentuk sempurna seperti awal. sama seperti kepercayaan.

perspektif orang emang berbeda-beda, ada yang mau memaafkan si pembohong dan kebohongannya dan ada pula yang sama sekali tidak mau menerima keduanya.

kalo di pikir-pikir mana ada sih orang yang mau di bohongin, ini tentang perasaan cuy. kalo otaknya gak bisa mikir tentang dampak apa yang akan di dapatkan setelah berbohong ya kemungkinan emang dia gak punya otak dan gak punya perasaan.

kasar? banget. karena sejatinya tidak ada manusia yang ingin di bohongi. walaupun kemungkinan masih ada segelintir orang kenal dekat dengan 'berbohong' ya itu urusan dia.

yang di korbankan itu perasaan, kepercayaan yang ada, yang telah di taruh perlahan hilang karena satu rasa yang tanpa sengaja mencerna semuanya.

intinya berbohong adalah hal yang paling gue benci. walaupun gue bisa mentoleransi. tapi, kepercayaan itu gak sepenuhnya lagi untuk orang itu.

lo sekali berbohong jangan harap orang percaya lagi sama lo. itu aja pesan gue.

hari ini gue memecahkan rekor untuk gak menyibir dalam hati tentang teman sekelompok gue. tapi gatau nanti hehe. apalagi yang si dua cewek itu. beberapa jam lalu kita sudah janjian untuk nugas bareng di cafe yang gak jauh dari kampus. niatnya nugas ini selain emang bener-bener nugas dan diskusi gue mau belajar berteman dengan baik yang menurut gue mereka adalah orang baru padahal sudah lama saling tau.

tapi nyatanya yang datang cuma satu orang.

mereka gak memberikan alasan apapun yang jelas ke gue, karena gue sebagai ketua jadi gue menerima apapun. padahal gak gini caranya, gue punya hak atas mereka dalam lingkup ini, di luar lingkup terserah gue enggak punya kaitan apapun.

ya tapi tolong hargai gue, gua cuma mau itu karena, gue sudah menghargai mereka.

"mark, lo bisa edit bagaian rumusan masalah? kayaknya enggak nyambung sama pembahasannya. hasilnya juga kayaknya gak konkrit, gak jelas. pasti angka di belakang komanya dihilagkan satu."

ini sudah h-4 untuk presentasi dan kelompok gue belum ada progres yang gimana-gimana. semua rasanya acak-acakan dan asal-asalan.

"bisa sih, tapi gue gak tau mau diganti apa. entar deh ya gue cari referensi, terus nar kalo mau di ubah kita harus ngulang dari awal. dari rumusan masalah aja gak jelas sama seperti yang lo bilang. maaf ya nar, lo pasti capek banget."

gue cuma ketawa garing. "gapapa. kita masih punya waktu sebelum presntasi nanti. intinya fokus aja sama bagian masing-masing."

tiga hari lalu kita udah praktikum selama dua hari, gue berusaha membagi fokus gue pada empat orang temen kelompok gue. gue sudah membagikan tugas masing-masing dan membantu semua yang gak mereka bisa, gue pun harus mengerjakan tugas gue sendiri tanpa ada yang bantu. di situ gue sempet stress karena takut gak sesuai sama ekspetasi dan berakhir gue malu saat presentasi nanti. bahkan mereka cuma datang kerja kelompok cuma dua hari disaat praktikum dan itupun gak sampe tuntas.

"masing-masing gimana. kita cuma berdua nar, bisa gila emang gue punya temen kelompok kayak mereka. gak tau diri semua anjir!"

gue ketawa sambil mukul bahu mark pelan. "udah gapapa. gue nanti coba hubungi mereka. kalo masih kayak gini yaudah mau gimana lagi?"

"nara lo kok sabar banget sih? yang tegas dong. eh lo emang sudah tegas sih, ah gila gila punya temen kelompok pada gak guna! ngasal semua, gak ada kabar, awas aja entar! lo tenang ya nar, entar gue bilang langsung ke dosen."

gue cuma ngangguk-ngaguk sambil ketawa kecil. "lo kali mark yang tenang, dari tadi emosi banget hahaha... eh tapi gak masalah kalo bilang ke dosen. nilai mereka ngaruh banget kan pasti?"

mark ngangguk. "gak usah perduli nilai mereka nar. mereka aja gak perduli kok. kalo mereka perduli mereka pasti bener-bener kerjanya. lah ini? gue nih ya kalo udah jadi lo bisa gue marah-marahin nar dan gak mau tau hasil mereka harus sesuai bagaimanapun caranya!"

drtt.. drt.. drt... drt..

+6281347456xxx
sorry, gue gak bisa datang kerkel lagi temenin mami gue ke salon

+6285234870xxx
gue lagi ada acara keluarga gak bisa datang

gue membaca satu persatu pesan yang ternyata dari teman kelompok gue ini. telat. kita udah berjam-jam disini, kenapa baru ngabarin coba.

"mark, nih mereka ngasih kabar. pada gak bisa." mark mengambil handphone gue lalu membacanya.

"bullshit!" umpat mark lalu mengetikkan sesuatu disana dan memberikannya pada gue lagi.

gue hanya mengangkat bahu acuh.

"udah mark lo kayaknya emosi banget. nanti gue deh yang edit lo tenangin aja pikiran lo, emosi banget kayaknya sama mereka."

"hh... iyalah nar! gue kenal mereka itu dari jaman sma, gak pernah berubah sampe sekarang. gedek banget gue!"

gue hanya mengangguk-angguk, gue emang biasa liat mark itu cukup aktif dan cukup terkenal di kampus.

"yaudah lo pulang duluan aja mark. tenangin pikiran lo dulu hahhaa.. kusut banget muka lo."

"gapapa nih? bagi tugas aja nar."

"udah lo santai aja. entar gue kabarin kalo ada yang gimana-gimananya."

"yaudah deh. beneran gapapa nih?" gue mengangguk. mark menyimpun alat tulis dan juga laptopnya ke dalam tas. lalu pamit pulang dan menyuruh gue hati-hati.

gue menghela napas setelah punggung mark hilang dari pandangan gue. gue meratapi layar laptop gue juga konsep makalah praktikum kelompok. bayak yang di coret, di lingkarin perkata bahkan di coret silang satu halaman penuh. itu kerjaan gue sama mark kemarin.

entah berapa lama gue meratapi tumpukan konsep makalah dan gue mengehela napas cukup keras dengan mata gue yang menerawang pada penjuru ke cafe.

tanpa sadar tangan gue mengepal kuat di atas meja dengan kertas konsep yang menjadi korbannya. dari meja dua belas yang gue tampati gue bisa melihat seseorang yang begitu familiar membelakangi gue dengan jarak yang cukup dekat.

tbc

rlmine|1.11.19

udah november aja gak kerasa..

terimskasih buat kalian yang udah ngebuat cerita ini menginjak 6k viewers💚💚💚💚💚

Hanya | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang