40. | fase (2)

1.1K 160 9
                                    

yuhuu aku double up hehe..
semoga ada notifnya..
semoga gak bosen yaa kalian💚💚

gue sama kak doyoung lagi ada di salah satu cafe yang lumayan deket dengan rumah gue. tadi, kak doyoung setelah jemput gue harus ngobrol dulu sama ayah dan mama jadi agak kemaleman dikit tapi gak masalah sih gue juga udah belajar buat uas besok. awalnya juga kak doyoung mau batalin tapi gue duluan ngotot karena gue suntuk banget sama urusan kuliah.

"mau pesan apa nar?"

"ice americano aja."

"gapapa? pait nar, yang lain aja ya?"

"gak mau. lagi pengen americano."

"yaudah."

kak doyoung pergi ke kasir buat mesan sedangkan gue masih terus berkutat dengan pikiran-pikiran gue.

gak lama kak doyoung balik dan memposisikan dirinya di samping gue lalu bertumpu kepala menghadap gue.

"apa?"

"ayo cerita."

gue memandang keadaan cafe yang lumayan rame dan beberapa kali memergoki mbak-mbak yang ada di cafe mandangin kak doyoung. emang sih kak doyoung malam ini gantengnya gak manusiawi, bayangin sendiri ya takut kalian sesek napas entar hehe.

"jangan kakak bawa pikiran ya. cukup aku aja." kak doyoung cuma ngangguk acuh.

"jadi, akhir-akhir ini aku suka mumet. lagi gak percaya sama diri sendiri, kalo kata kak yuta aku lagi di fase membunuh karakter aku sendiri. katanya, aku gak pernah begini jadinya malah begini. ya gitulah pokoknya. terus, aku jadi menilai diri dengan subyektif gitu. ya apa yang orang lain katakan kembali menggoyahkan. hhh gataulah kak, aku pusing! belum lagi urusan kampus yang bikin aku mau protes aja sama dosennya!" gue bersedekap sambil memandang kak doyoung berapi-api.

kak doyoung merangkul gue lalu menyenderkan kepala gue di bahu kirinya.

"ada lagi? keluarin semuanya jangan ada yang disembunyiin."

"ya intinya aku gak percaya diri aja kak! kata jaehyun aku marah sama keadaan, jadi toxic buat diri aku sendiri. aneh gak sih? aku gak merasakan apa-apa padahal. udah itu aja."

kak doyoung melepaskan rangkulannya saat ada pelayan datang ke meja meletakkan pesanan kita berdua.

"selamat dinikmati."

"terimakasih."

pelayan itu pergi dan gue mulai meminum ice americano milik gue begitu juga kak doyoung yang entah dia pesan minuman apa.

"sini senderan lagi."

karena gue lagi mumet gue nurut-nurut aja tanpa membantah. kak doyoung kembali melakukan seperti sebelumnya ke gue.

"terus kamu maunya gimana? semua jawaban ada di kamu nar."

"gatau aku pusing."

"dengerin aku ya. mau gak?"

gue mengadah sebentar sambil menatap kak doyoung yang juga ngeliatin gue sambil senyum tipis lalu gue kembali menghadap depan bersamaan dengan kak doyoung yang mencium puncak kepala gue.

"aku dengerin kok." kata gue sambil memainkan tangan kak doyoung yang bebas.

"semua orang pernah ada di posisi kamu sekarang. kamu gak sendirian nara. pikiran-pikiran negatif itu pasti ada membuat kamu kurang percaya diri, jaehyun sama yuta ngomong kayak gitu gak sepenuhnya salah. aku ngerti kok bagaimana ada di posisi kamu, waktu itu kamu juga yang buat aku keluar dari zona ini. nara, berhenti membandingkan diri kamu sama orang lain ya. walaupun kamu gak bilang, aku tau lho. keliatan banget nar. setiap orangkan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. kamu tau kan nar, perbedaan gak bisa dibandingkan gitu aja."

gue menghela napas pelan lalu mengangguk.

"jangan mikirin apa yang orang lain punya, bisa atau apapun yang bersangkutan sama diri kamu. seperti yang yuta bilang. kamu mampu nar, kamu bisa, kamu bisa melampauinya. kakak yakin kok. orang lain aja yakin, masa diri kamu sendiri enggak? kakak bukan ngebagusin karakter kamu, kamu memang seperti itu nara. harusnya kamu yakin dan gak terpatok sama pikiran buruk kamu terus. kalo kamu terus menyelami itu, mau sampai kapan? kamu memang bisa bilang gak perduli, bodo amat atau apapun itu. tapi hati dan mata kamu gak bisa bohong. kalo kamu punya sesuatu yang bisa kamu lakukan dan itu positif, kamu harusnya bisa merealisasikan dan rasa kepuasan dan bangga akan datang. tolong jangan khawatir sama apa yang orang lain bilang, mereka cuma mandang kamu dari luar gak tau kamu itu seperti apa."

kak doyoung menjeda ucapannnya sebentar. "tolong jadi diri kamu yang dulu, kakak bukan mau ngasih toxic positifity karena kakak benar-benar tau perasaan kamu saat ini bagaimana. tolong percaya diri, kembali cintai diri kamu sendiri nara, tanpa syarat."

gue terdiam cukup lama setelah kak doyoung selesai menasihati gue. kak doyoung mengelus rambut gue dengan lembut.

biarkan dunia untuk saat ini seolah milik kita berdua.

"makasih ya kak. kakak benar, akhirnya aku meremehkan kemampuanku sendiri, seperti menjilat ludah sendiri, dan terperangkap sama pikiran negatifku sendiri. aku lemah banget emang hahaha.. padahal aku harusnya punya tameng buat itu tapi nyatanya aku belum menyiapkan apapun. pertahananku runtuh, dan aku belum pintar bersyukur, masih aja menyalahkan Tuhan. dunia emang keras kak, aku ternyata gak sekuat itu."

kak doyoung berhenti mengelus rambut gue. "tatap aku coba." kata kak doyoung lembut tapi  terdengar di kuping gue sebagai sebuah ancaman.

gue pelan-pelan menatap kak doyoung dengan mata gue yang entah sudah berkaca-kaca aja. "aku bilang apa tadi?" tanyanya.

gue cuma natap kak doyoung dengan pandangan gue yang memburam tanpa memberikan respon yang pasti.

"pasti berat banget." bisik kak doyoung.

gue menyeka air mata gue yang udah netes tanpa seizin gue. "kita ke mobil ya." ucap kak doyoung lembut lalu merangkul gue keluar cafe dan hal itu membuat hampir semua atensi penjuri cafe ke kita berdua.

sampe di mobil dan kita berdua duduk di kursi penumpang belakang setelah kak doyoung nyalain mobil untuk ac.

"nangis aja gapapa." kak doyoung memeluk gue.

gue menggeleng lalu membalas pelukannya. "aku takut kakak marah, kakak pernah bilang ke nara kalo nara gak boleh nangis untuk hal yang sama." balas gue di sela isakan kecil gue.

"nangis aja sayang, kakak gapapa. ini memang sakit buat kakak, tapi kamu jauh lebih sakit. nangis aja ya, kamu merealisasikan perasaan itu bukan masalah. nangis emang gak membantu banyak, tapi rasa sesak kamu perlahan pasti hilang. ada aku di sini nar, kamu gak sendirian."

perlahan air mata dan tangisan gue makin deras dan kuat bahkan gue meremas ujung kemeja yang kak doyoung kenakan dan gue bahkan memukul-mukul dada kak doyoung dengan lemah.

entah sudah berapa lama gue menangis dan kak doyoung dengan setia menunggu gue berhenti untuk meluapkan perasaan-perasaan gue. tanpa sadar gue sudah berada di atas pangkuan kak doyoung dan masih dalam pelukan kak doyoung.

tangis gue mulai melemah begitu kak doyoung yang terus membisikkan kalimat yang membuat gue perlahan tenang.

gue menaruh wajah gue ke ceruk leher kak doyoung. Tuhan emang baik banget, setelah nangis pasti lelah dan ngantuk. gue tau apa maksud Tuhan untuk itu, dia pasti gak mau umatnya larut dalam kesedihan.

kak doyoung membenarkan posisi gue di pangkuannya lalu kembali memeluk gue dengan erat sambil menepuk-nepuk punggung gue yang membuat gue merasa nyaman banget dan perlahan gue mulai terlelap.

"sayang, kita lalui ini sama-sama ya." bisik kak doyoung yang masih mampu gue dengar dan membuat gue mengeratkan pelukan pada dirinya.

tbc

rlmine|26.10.19

gimana-gimana??? kalian baik-baik aja kan???atau lagi di fase bingung dan gak tau harus bagaimana??? kalo kalian di fase itu aku harap kalian tau cara menghadapinya, tolong jangan menjadi racun buat diri sendiri💚💚💚💚

Hanya | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang