34. | keputusan?

1.5K 179 0
                                    

"bang doy mana? kok lo sendirian."

"udah pulang duluan."

"kok lo gak dianterin? kebiasaan."

gue memutar bola mata males. "doi pulangnya ke rumah gue. gue datangin lo tujuannya minta anter pulang tapi, gue mau minta saran lo dulu."

jaehyun narik tangan gue ke kursi panjang yang ada di dekat parkiran kampus. kursi panjang yang suka jadi tongkrongan anak teknik.

"sini duduk." jaehyun nepuk tempat kosong di sebelahnya. gue duduk tapi cuma diam belum berani nanya-nanya ke jaehyun.

cukup lama kita berdua diam, sampe tiba-tiba ada cewek bodoh yang ngehampirin gue sama jaehyun. si cewek bodoh ini berdiri tepat di depan gue dengan muka songong yang pengen banget gue cakar.

"heh! gue udah bilang berapa kali ya sama lo! jauhin doyoung! karena saat ini gue lagi ngandung anaknya! lo gak malu masih mau deket-deket papa dari anak ini? lo udah ngerebut doyoung dari gue! lo cuma cewek gak tau diri yang mulai menghancurkan hubungan gue dengan doyoung!" pekik cewek bodoh ini sampe beberapa anak kampus memperhatikan kita berdua dan mulai berbisik-bisik.

cewek bodoh ini mendorong dahi gue beberapa kali. tapi, lebih bodoh gue karena cuma diem di perlakuin begitu. "doyoung udah sepenuhnya milik gue, bit*h! sekali lagi gue ingatkan, kalo lo masih deket-deket calon suami gue, lo akan dapat yang lebih dari kemarin-kemarin!" kata si cewek bodoh ini dengan di akhiri senyum jahat yang pernah gue liat di sinetron tv.

cewek bodoh ini mendekat ke gue. "dari awal doyoung gak nganggap lo sama sekali, kim nara." bisik cewek bodoh ini lalu pergi tapi sebelum itu dia sempat mengusap pipi gue masih dengan senyum yang sangat menyebalkan di mata gue.

"nar?" lirih jaehyun sambil menatap gue dengan wajah yang sulit di deskripsikan.

"ya?" sahut gue lalu tertawa kecil melihat wajah jaehyun yang harus di abadikan.

"bangs*t! gue mau ketemu doyoung! dimanaㅡ"

gue menahan lengan jaehyun untuk menyuruhnya duduk kembali. bisa gue liat wajah hingga telinganya yang memerah. tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. jaehyun bisa aja lepas kontrol kalo orang yang dicari ada di depan matanya.

"jae, tenang dulu ya."

"gimana gue bisa tenang nara?! doyoung udah keterlaluan sama lo! lo gak mikir nar?! doyoung udah hamilin anak orang! hati lo terbuat dari apa sih? batu?! mikir nar mikir! doyoung yang berstatus pacar lo ngehamilin anak orang!" ucap jaehyun marah campur gemes sambil menggerakkan kedua bahu gue hingga membuat gue limbung kesana-kemari.

"jaehyun tenang yaaaa. gue gapapa kok. lo tenang aja, tujuan gue datangin lo ya ini. gue mau minta saran loㅡ"

"kenapa lo harus minta saran gue, kalo lo tau apa keputusan yang tepat? lo harus pergi dari doyoung nar." lirih jaehyun dengan menatap gue penuh arti. "gue minta maaf sama lo. gue gak tau doyoung sebrengsek itu. gue minta maafㅡ"

gue menggeleng sambil senyum tipis. "lo gak perlu minta maaf jae. lo gak salah sama sekali di sini. berhenti minta maaf dan maafin kak doyoung, ya?"

jaehyun menghela napas keras lalu memijat pangkal hidungnya. "nar, jangan bego deh!"

gue ketawa dengan jaehyun yabg menatap gue bingung dan berakhir mendekap gue. "jangan ketawa nar, lo lebih baik nangis!"

gue melepas dekapan jaehyun. "buat apa gue nangis kalo itu gak merubah apapun? lebih baik gue ketawa jae, dapat pahala! entar kalo gue nangis lo disangka apa-apain gue, mau?" kata gue di akhiri tawa kecil.

Hanya | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang