25. Tiga Orang Satu Permintaan (part 2)

176 18 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Hanya tersisa gue dan sebuah tas di kelas. 

"Kalau gue pulang, nanti ketemu Ical di parkiran. Kalau gue tetep disini nanti ketemu Arzi, gimana dong?" Gue mengacak rambut frustasi. 

Ya. Sejak tadi gue sedang pusing karena dua orang cowok aneh yang sekarang berputar putar di pikiran gue. Belum lagi chat dari Melvin yang terus terusan meneror gue.

"Keluar kelas dulu aja deh, daripada ketemu Arzi." 

Tiba tiba terlintas sebuah ide di otak gue. Kenapa gue gak lewat pintu belakang aja? Gue yakin di sana tidak ada Arzi, Ical, maupun Melvin. Dengan semangat, gue berjalan senang ke arah belakang sekolah.

Namun, langkah gue terhenti saat melihat Elkan yang baru aja keluar dari kelasnya. Gue pun berusaha mengabaikannya dan berjalan dengan normal. Tapi sepertinya keberuntungan benar benar tidak berpihak di gue sama sekali. Elkan justru mendekat dan berjalan di sebelah gue.

"Mau kemana?" Tanyanya membuat gue panik.

Gue berhenti lalu menoleh ke arahnya.

"Mau ke.. ke.. kantin! Iya, gue laper. Mau beli makanan dulu," bohong gue.

"Kalo gitu bareng. Gue juga mau ke kantin."

Mampus gue!

Gue mengulum bibir pelan. Kesialan macam apa ini?

"Ayo," ajaknya membuat lamunan gue buyar.

Gue mengangguk pasrah dan mengikuti Elkan dari belakang.

"Lo kenapa kayak gugup gitu?" Tanya Elkan.

"Gak, gak papa." Gue menggeleng pelan.

Bentar deh, kenapa gue gak bikin alasan lain ke Elkan biar bisa kabur? HAHAHA. Gue pinter juga ternyata. 

"El, kayaknya gue mesti ke toilet deh gak jadi ke kantin. Gak papa kan?" Gue mengulum bibir sambil mengangkat kedua alis, meminta jawaban darinya. Ah, terlalu lama!

"Gue duluan ya, bye!" Lanjut gue tanpa menunggu jawaban dari dia. Sorry El.

Gue berusaha lari dengan cepat ke arah gerbang utama.

Di saat sudah dekat dengan parkiran, gue berjalan sambil menunduk berusaha menghindar supaya tidak ketahuan oleh Ical. Tapi lagi lagi langkah gue terhenti saat seseorang merangkul pundak gue dengan tiba tiba. "Abis dari mana? Lama banget gue tungguin," ujarnya.

Ical membawa gue ke motornya, lalu memberikan helmnya ke gue. Gue hanya bisa bungkam dengan wajah bingung. Pikiran gue berkecamuk, memikirkan apa jadinya nanti bila Arzi datang.

"Oci!" Panggil seseorang dari jauh. Gue pun menoleh kesamping dan melihat sosok Arzi sedang berjalan kesini. NAH KAN!

"Kok lo malah sama dia? Tadi kan udah janji mau temenin gue nyari kado." Arzi menarik tangan gue dengan kencang hingga menyisakan sedikit jarak dengan Ical.

"Lo apa apaan sih, jelas jelas Oci mau temenin gue." Kali ini Ical yang berbicara sembari menarik gue lagi. Tolong deh, ini gue berasa kayak barang jadinya. Dioper sana sini.

Arzi kelihatan tak terima. "Gue gak ngomong sama lo!"

Kemudian Arzi menatap gue. "Ci, lo gimana sih? Labil banget."

Gue tersenyum kecut. Iya gue labil, Lo yang paling benar. Puas?!

Baru aja gue membuka mulut hendak berbicara, tetapi seseorang kembali memanggil gue.

"Oci!" Melvin berteriak sambil berlari kesini.

Ini makhluk satu kenapa pakai acara muncul sih?!

Diary Of OceanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang