Epilog | After He's Gone

108 13 4
                                    

A little note from Oceana Qiandra.

Hai, gue di masa depan..

Mungkin sudah lama gue gak menulis lagi sejak kejadian itu sampai gak sadar udah banyak hal terjadi disini.

21 Juli, hari dimana gue memutuskan untuk kuliah di Bandung dan memulai kehidupan yang baru.

Tentang Arzi. Gue dan dia memutuskan untuk berteman biasa. Gue juga sudah melupakan perasaan dan masalah dulu. Toh, dia sudah bahagia dengan pilihannya sekarang. Iya, Puput. Mereka bertunangan sebulan setelah kelulusan SMA. Aneh kalau gue mengingat ingat lagi masa itu.

Oh iya, mereka berdua kuliah di Yogyakarta bersama Melvin, Renren, dan Dwi.

Sedangkan Alisya, dia memutuskan untuk kuliah di Canada, negara dimana dirinya lahir. Iya, Alisya memang lahir di Canada, tetapi kelakuannya tetap Indonesia banget.

Malik? Katanya sih mau tetap di Jakarta bareng Atun. Omong omong, mereka udah pacaran sekarang. Malik nembak Atun tepat di hari kelulusan, di hadapan teman sekelas. Bikin iri.

Kelvin dan Ayda beserta Rayana sama sama kuliah di Singapore. Mereka bertiga mengambil fakultas yang sama. Yaitu fakultas kedokteran.

Dan terakhir, Elkan. Yang sampai detik ini belum ada kabar. Mungkin kalau diary ini bisa ngomong dia bakal ngeluh bosan karena gue selalu bahas satu nama. Elkan.


Teruntuk Elkan, laki laki pertama yang membuat gue jatuh cinta dan benci disaat bersamaan. Laki laki yang awalnya gue kira menyebalkan, tetapi dia lebih dari sekadar menyebalkan. Ia jahat.

Jahat karena membiarkan gue, merasakan jatuh cinta sendirian untuk kedua kalinya setelah mendapat luka dari sahabat gue sendiri. Lucu kalau diingat ingat. Lo buat gue sembuh, tapi lo juga yang kembali menorehkan luka.

Berkali kali gue menyuruh hati untuk melupakan lo. Tapi sayangnya, hati gak bisa diajak kerja sama. Hati gue keras kepala, sama kayak yang punya. Haha..

Ada banyak hal yang ingin gue sampaikan sama lo. Sayangnya, keberadaan lo aja gue gak tahu. Gimana mau ketemu?

Lo hebat. Kehadiran lo di hidup gue cuma sebentar, sangat singkat. Tapi kenapa perasaan ini gak hilang hilang meski pemiliknya udah hilang gak tahu kemana..

Terimakasih, untuk pelajaran hidup dari lo untuk gue. Terimakasih, atas kehadiran lo sebagai teman gue. Terimakasih, untuk kenangannya.

Maaf, gue gak bisa berhenti suka sama lo sampai sekarang. Yang bahkan rasa suka itu udah berubah menjadi rasa cinta.

.

.

.

"Suka nulis diary?"

Oci langsung menutup diary nya dengan cepat. Ia menoleh kaget ke arah laki laki yang sedang bersandar pada meja di sampingnya.

"Kamu lihat isinya?" tanya Oci khawatir.

Laki laki itu menggeleng. "saya lebih minat sama yang nulis."

Oci tertawa hambar, menganggap cowok itu memang sedang bercanda. Kenalkan, dia Kun Mahandra. Mahasiswa psikolog yang selalu menempel pada Oci sejak semester 1. Awalnya Oci risih, tetapi lama kelamaan ia terbiasa sama kehadiran Kun. Kun merupakan blasteran Cina- Indonesia. Dia lahir di Sanghai, Cina, dan pindah ke Indonesia sejak umur 15 tahun.

Sejak kenal Kun gaya bicara Oci berubah menjadi aku-kamu, faktor lingkungan juga sebenarnya.

Teman terdekat Oci di perkuliahan ini ya memang cuma Kun. Kebetulan juga Kun rumahnya di Bandung, jadi gadis itu sering main ke rumahnya. Alias habisin makanan Kun.

Diary Of OceanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang