Bab III

14.5K 609 7
                                    

Di tempat lain Reino dan Feby sedang makan siang di resto favorit mereka berdua. Feby mencari tempat yang kosong di ikuti Reino di belakangnya.

Tiba-tiba seorang pelayan langsung menunjukkan tempat yang kosong untuk mereka berdua. " silahkan bapak dan ibu ini meja yang kosongnya"

Dengan tersenyum Feby mengucapkan terima kasih dengan pelayanan tersebut dan Reino pun membalas dengan senyuman.

Feby dan Reino sibuk memilih makanan yang tersedia di resto tersebut. Setelah semua pesanan sudah di order, Feby langsung membuka pembicaraan.

" mas, kenapa kamu begitu terhadap istri kamu? " tanya Feby dengan dengan serius.

" aku tidak bisa mencintainya by? Dia bukan wanita yang aku cintai? " kata Reino sambil mengusap-usap wajahnya dengan kasar.

" setidaknya kasih dia sayangmu mas kalau kamu tidak bisa memberikan cintamu? Apa kamu tega dengan dia mas? Lima tahun dia menjagamu, merawatmu dan rumah tangga kalian? Dengan tidak ada rasa sayang yang kamu berikan terhadapnya? " kata Feby sambil memegang tangan Reino.

" tapi sungguh by aku tidak bisa mencintainya, tetapi aku tidak tahu saat nanti kamu berada dalam rumah tangga kami, aku akan usahakan mencoba mencintainya by? Meski tidak sepenuhnya " kata Reino dengan pelan dan tersenyum bahagia dengan kehadiran Feby.

Pesanan mereka telah datang, dan mereka menyantapnya tanpa ada pembicaraan. Sesekali Reino melihat Feby yang sedang menyantap pesanan yang dia pesan.

" aku mencintaimu by, sampai kapanpun kamu tetap wanita yang paling terbaik untuk by " kata Reino dalam hati sambil menatap Feby yang merasa sedang ditatap oleh Reino.

Akhirnya mereka telah selesai makan, dan Reino mengantar Feby untuk pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan hanya lantunan lagu kesukaan mereka dari penyanyi Rossa. Mereka memiliki hoby yang sama yaitu travelling dan makan.

" mas, Feby mohon dari sekarang luang waktu mas untuk Aletta, meski mas tidak mencintainya, cobalah untuk seakan-akan mencintainya mas, agar Aletta tidak merasa kesepian " kata Feby dengan tersenyum.

Sambil mengendarai mobil Reino hanya menganggukkan kepalanya dengan senyum yang sangat bahagia. Akhirnya Reino dan Feby sudah sampai di depan rumah Feby yang masih tetap sama seperti pertama kali mereka kenal.

Feby Warahman seorang anak yatim piatu. Orang tuanya meninggalkan Feby saat dirinya berusia 22 tahun dalam tragedi kecelakaan. Sekarang Feby bekerja di sebuah perusahaan milik sahabatnya yang berdekatan dengan perusahaan milik Reino.

" mas, hati-hati ya, salam buat Aletta dari aku " kata Feby sambil keluar dari mobil Reino.

" iya by, mas langsung pulang ya " kata Reino sambil melambaikan tangannya di kaca mobil.

Dan Reino langsung melajukan mobilnya menuju rumahnya bersama Aletta. Sepanjang perjalanan, Reino berfikir bagaimana Aletta jika nanti mereka satu rumah dengan Feby? Bagaimana nanti Aletta menutupi kecemburuannya terhadap Feby? Reino ingin menanyakannya langsung dengan Aletta.

Sekarang Reino telah sampai dirumah yang dia tinggalin selama delapan tahun, mulai dari Reino belum menikah sampai Reino telah menikah dengan Aletta. Rumah ini adalah hadiah dari orang tua Reino, mertua Aletta. Reino langsung masuk dan menuju ke kamar mereka. Saat masuk ke kamar, Reino melihat Aletta sedang tertidur meringkuk seperti bayi kecil yang sangat nyenyak. Segera Reino merebahkan tubuhnya di sebelah Aletta. Tanpa membangunkan Aletta saat beristirahat. Tetapi Reino salah.

Karena merasa tempat tidurnya bergoyang, Aletta langsung mencoba bangun dan melihat Reino sedang tidur. Aletta langsung meninggalkan Reino untuk menyiapkan makan malam untuk mereka, sekalian Aletta ingin membicarakan tentang keinginannya.

Rencananya Aletta ingin membangunkan Reino dari tidurnya, ternyata Reino terlebih dulu turun menuju meja makan. Aletta langsung menyiapkan makanannya di piring Reino sedangkan Aletta tidak sedang ingin makan.

" mas, besok Aletta akan membicarakan niat Aletta dengan orang tua kita? " kata Aletta sambil menunduk.

" dimana? " tanya Reino sambil berkotak-katik dengan makanannya.

" dirumah sini aja mas? " kata Aletta sambil memainkan jari-jarinya.

" apa sudah kamu hubungi? " tanya Reino dengan datar.

" sebentar ini Aletta akan menghubungi orang tua kita mas " kata Aletta sambil tersenyum. Dan Reino hanya membalas dengan anggukan. Aletta berfikir bagaimana caranya Aletta mengatakan ini semua. Apapun yang terjadi saat pembicaraannya, Aletta terima itu apapun.

Aletta langsung membersihkan meja makan sedangkan Reino sedang di dalam ruang kerjanya. Aletta langsung ke kamar untuk menghubungi keluarga mereka. Aletta harus terima apapun yang akan di katakan orang tua dan mertuanya.

Orang tua dan mertua Aletta menyetujui untuk bertemu di rumah besok sekitar jam 9an. Mumpung Aletta sedang libur.

Aletta langsung masuk ke kamar setelah semua di bersihkan. Tidak ada sosok suaminya yang Aletta rindukan. Sosok lelaki yang lima tahun Aletta perjuangkan dalam sebuah rumah tangga.

Tak lama sosok yang di rindukan Aletta hadir dihadapannya. Dengan wajah yang datar, Reino langsung merebahkan tubuhnya di samping Aletta.

" Aletta " panggil Reino.

Aletta yang berbaring membelakangi Reino langsung merapikan tubuhnya dan duduk di samping Reino yang berbaring. " iya mas " dengan tersenyum menatap Reino.

" jika seandainya aku menikah dengan Feby, apa Aletta mau satu atap dengan Feby? " tanya Reino sambil melihat datar wajah Aletta yang menunduk.

Ini pertama kalinya Reino berbicara panjang selama Aletta menikah dengan Reino.

" adek ikhlas mas, kalau satu rumah dengan mbak Feby, Malah adek senang punya teman dirumah " kata Aletta berbohong, padahal Aletta tidak bersedia, tapi mau bagaimana lagi?

" jika seandainya Feby mengandung? Apa Aletta menerima kehamilan Feby? " tanya kembali Reino dengan datar tanpa senyuman.

" adek sangat menerimanya mas, bagaimanapun itu anak mas berarti anak adek juga " kata Aletta dengan tersenyum.

Aletta langsung keluar dari kamar untuk menenangkan hatinya yang mulai sakit dengan pernyataan Reino. " mau kemana? " tanya Reino melihat Aletta keluar dari kamar.

Aletta berbalik badan dan tersenyum " mau minum dulu mas, apa mau mau di ambilkan? " tany Aletta.

" tidak usah " kata Reino dengan datar.

Aletta langsung keluar kamar, dan menunggu ke meja makan. Aletta mengambil segelas air putih. Dan membawanya duduk di meja makan. Di usap wajahnya kasar dengan kedua tangannya. Di hembuskan nafasnya dengan kasar. Tatapan Aletta kosong dengan pikiran tentang pertanyaan Reino tadi di kamar.

" ya tuhan, apapun yang terjadi aku ikhlas lahir dan batin. Aku mencintainya meski aku tahu dia tidak mencintaiku, lancarkan semuanya tuhan, aku ingin mas Reino bahagia dengan orang yang dia cintai, aku rela dengan ini semua tuhan " ucap Aletta dalam hati dan tak terasa air matanya keluar dari kedua mata indah milik Aletta. Segera Aletta menghapusnya agar tidak terlihat oleh suaminya.

Sudah hampir jam satu malam. Aletta tidak beranjak dari tempat duduknya di meja makan. Aletta hanya diam sambil melamun tentang rumah tangganya. Rumah tangga yang Aletta pertahankan tapi akhirnya akan ada yang lebih memperkokohkan rumah tangga mereka.

Akhirnya Aletta memutuskan kembali ke kamar untuk beristirahat. Saat Aletta hendak masuk ke ke kamar Aletta mendengar samar-samar Reino sedang berbicara dengan seseorang yang mungkin aletta tidak kenal.

" jaga kediaman Feby dari kejauhan saja, saya tidak mau terjadi apa-apa dengan wanita yang saya sayangi " kata Reino sambil berdiri menghadap ke jendela dengan wajah yang serius.

Aletta masuk dengan pura-pura tidak dengar, padahal hatinya sangatlah sakit mendengar Reino menjaga ketat Feby dengan orang suruhannya. Aletta segera menutup mata berharap cepat hari esok.

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang