Bab XVIII

15.5K 938 209
                                    

Saat mereka sedang makan malam bersama, tiba-tiba pintu rumah mereka ada yang mengetuk, Aletta langsung meninggalkan meja makan dan menuju ke pintu utama. Ternyata saat Aletta membuka pintu, mama dan papa Aletta sudah datang terlebih dahulu. Aletta langsung mencium tangan kedua orang tuanya dan menyuruhnya masuk.

" papa sama mama sudah makan? " tanya Aletta sambil tersenyum.

" sudah sayang, kalian lagi makan? " tanya papa sambil duduk di ruang tamu.

" iya pa, kami lagi makan malam bersama " ucap Aletta sambil tersenyum.

" Aletta anak mama, kenapa Aletta menerima perpindahan perusahaan ini sedangkan Aletta tahu bahwa Aletta punya suami yang harus Aletta tahu perasaannya? " tanya mama sambil mengelus punggung Aletta dengan sayang, tanda sayangnya seorang ibu terhadap anaknya.

" Aletta sebenarnya berat meninggalkan suami Aletta ma, tapi mau bagaimana lagi lagi ma? perusahaan menyuruh Aletta kesana? " ucap Aletta menunduk di hadapan mama dan papanya.

" mama paham Aletta " ucap mama Aletta dengan pelan.

" papa sama mama minta maaf, tidak bisa antar Aletta sampai Balikpapan " ucap papa Aletta sambil menatap Aletta dengan sendu.

" tidak masalah papa, Aletta tahu papa sibuk dengan perusahaan " ucap Aletta sambil tersenyum.

Tiba-tiba Reino dan Feby ikut bergabung dengan Aletta dan keluarganya. Reino langsung duduk disamping Aletta dan Feby juga duduk di samping Reino.

" bagaimana pekerjaanmu Reino? " tanya papa Aletta sama Reino.

" lancar pa " ucap Reino sambil tersenyum.

Hampir 3 jam Aletta berkumpul dengan keluarga, tidak lama datang keluarga Reino sambil membawa beberapa plastik putih yang Aletta tidak tahu apa isinya. Aletta langsung mengambil plastik yang berada ditangan mama Reino dan membawanya ke dapur. Ternyata Feby mengikutinya dari belakang.

" dek? mbak boleh tanya sama Aletta? " tanya Feby sambil menatap Aletta.

" silahkan mbak " ucap Aletta sambil tersenyum dan mengeluarkan satu-satu makanan dari plastik.

" mbak merasa semenjak mbak menikah dengan mas Reino, hubungan Aletta dengan mas Reino seperti merenggang? dan sekarang Aletta harus pergi meninggalkan mbak bersama mas Reino? " ucap Feby sambil menunduk dengan ucapannya yang sangat jujur sekali.

" jika kelak tuhan tidak menakdirkan Aletta menjadi istri mas Reino, Aletta mohon sama mbak, tetap bertahan bersama mas Reino apapun yang terjadi " ucap Aletta sambil tersenyum menatap wajah madunya.

" kenapa Aletta berbicara seperti itu? Aletta udah janji sama mbak, kita harus bersama terus tidak boleh ada yang mundur " ucap Feby sambil duduk di kursi.

" untuk apa Aletta bertahan kalau cinta mas Reino masih tetap untuk mbak? " ucap Aletta sambil melihat isi ponselnya.

" percaya sama mbak, mas Reino akan mencintaimu sama seperti mas Reino mencintai mbak " ucap Feby menyakinkan Aletta yang sudah pasrah dengan nasib rumah tangganya.

" mbak, ayo kita ke depan gabung sama keluarga " ucap Aletta sambil membawa beberapa piring berisi makanan yang di bawa sama mama mertuanya.

" iya Aletta " ucap Feby sambil berjalan di belakang Aletta tanpa membawa apapun.

Terlihat sekali wajah mama Reino berubah menjadi wajah yang tidak suka menantu kesayangannya di perbudak oleh istri kedua anaknya yang notabene menantu keduanya. Bagaimana mama Reino tidak marah, secara hanya Aletta yang membawa piring sedangkan Feby sibuk dengan membawa ponselnya.

Aletta langsung duduk disamping mama mertuanya sedangkan Feby kembali duduk disamping Reino yang selalu tersenyum melihat Feby.  Terlalu banyak obrolan yang di ucapkan, dan tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tandanya semua harus sudah beristirahat, terutama untuk Aletta yang besok akan ada perjalanan keluar kota.

Feby masuk ke kamarnya, sedangkan Reino masuk ke kamar Aletta. Tanpa Aletta menyadari, bahwa suaminya mau satu kamar dengannya setelah bersama Feby. Aletta langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, dan Reinopun sama halnya dengan Aletta, mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur.

" mas, apa mbak Feby mengijinkan mas tidur di kamar Aletta " tanya Aletta sambil mengecas ponselnya.

" Feby mengijinkan, kan dia tahu kamu istriku juga Aletta " ucap Reino sambil menonton TV yang di sediakan  Aletta di kamarnya.

" mas, jika seandainya tuhan memisahkan kita selamanya, aku mohon tetap ingat aku sebagai istri kamu ya mas " ucap Aletta sambil duduk disamping Reino.

" tidak ada yang bisa memisahkan kita " ucap Reino sambil menatap Aletta dengan tatapan intens.

" jangan pernah membohongi dirimu sendiri mas? Aletta tahu hati mas hanya ada nama Feby, tidak akan pernah ada nama Aletta " ucap Aletta sambil tersenyum menatap Reino.

" maafkan mas, belum bisa mencintaimu Aletta, mas pun bingung ditambah kita harus berpisah oleh jarak, akankah mas bisa mencintaimu? " tanya Reino sambil menatap Aletta sendu dengan tangan yang memegang tanya Aletta.

" mas, jika mas sudah merasa capek dengan rumah tangga yang kita jalani ini, tinggalin aku mas, pergilah bersama wanita yang mas sayangi " ucap Aletta sambil tersenyum dan merebahkan tubuhnya yang ditutupi oleh selimut.

" tidurlah Aletta, mas juga mau tidur " ucap Reino sambil membaringkan badannya.

" selamat tidur mas, mimpi indah mas, Aletta mencintaimu " ucap Aletta memiringkan badannya agar  berhadapan dengan Reino.

" selamat tidur juga Aletta, mimpi indah " ucap Reino tanpa mengucapkan kalimat terakhir yang diucapkan oleh Aletta.

" sayang mama, ini ada papa disamping mama, rindu papa kan sayang, tapi papa belum bisa mengelusmu seperti mama, tapi cukup menghilangi rindu kita berdua sama papa, besok kita sudah tidak bisa bertemu dengan papa sayang, karena mama harus pindah perusahaan entah sampai kapan? tapi percayalah sama mama, kita pulang pas mama Feby melahirkan papa pasti mengetahuimu, bahwa kamu ada didalam perut mama, cepat besar di dalam perut mama ya sayang, biar bisa suatu saat nanti papa gendong kamu " ucap Aletta dalam hati sampai menatap Reino yang diluan menutup matanya untuk beristirahat.

Karena merasa di perhatikan lama oleh Aletta, Reino membuka matanya dan melihat Aletta yang masih menatapnya dengan lamunan.

" kok belum tidur Aletta? " tanya Reino kebingunan dengan ulah Aletta.

" belum ngantuk mas, masih menatap kamar yang akan aku rindukan selama beberapa bulan kedepannya " ucap Aletta sambil tersenyum.

" tidur Aletta " ucap Reino sambil melihat ponselnya.

" mas tidur diluan aja dulu, Aletta sebentar lagi " ucap Aletta dengan pelan.

" mas ke kamar Feby sebentar ya, mau lihat apa udah tidur? " ucap Reino tanpa sadar sangat menyakiti hati Aletta.

" udahlah mas, tidur sama Feby aja " ucap Aletta sambil mendorong Reino untuk keluar dari kamarnya.

" besok tidak usah antar Aletta ke bandara, urusin aja istri kamu mas " ucap Aletta sambil menutup dan mengunci pintu kamarnya.

meski Reino terus mengetuk-ketuk, Aletta seakan tidak mendengar ketukan dari Reino. Aletta lebih memilih fokus membaca wattpad di ponselnya. Tanpa sadar Aletta tertidur dengan ponsel yang berada di tangannya.

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang