Aletta baru saja siap untuk pergi ke kantor. Saat Aletta menuju ke pintu utama, ternyata Reino dan Feby baru saja selesai sarapan. Melihat kemesraan merekan berdua Aletta merasa cemburu, atas perlakuan suaminya kepada Feby, beda dengan perlakuan Reino kepada Aletta.
" Aletta sarapan dulu " panggil Feby dari jarak 10 meter dari Aletta.
Tak ada jawaban dari Aletta, menoleh saja tidak kepada Feby dan Reino.
" di jawab ! Kalau orang tanya bukan diam ! " sahut Reino, karena panggilan Feby tidak di respon oleh Aletta.
Tetap sama, Aletta hanya diam dan langsung meninggalkan rumah menuju ke kantor tanpa pamit. Karena perlakuan Reino kepadanya tidaklah adil.
Sedangkan dirumah, Feby merasa Aletta merasa tidak adil di perlakukan oleh Reino.
" mas nanti malam tidur sama Aletta ya? " ucap Feby sambil membetulkan dasi sang suami yang tampak tidak pas di tubuhnya.
" kita kan masih pengantin baru sayang, masa sudah pisah " ucap Reino menjawab manja permintaan Feby.
" ingat mas, kamu punya istri juga selain aku " ucap Feby sambil tersenyum.
" Aletta pasti mengerti sayang, mas kayak gini karena mas ingin kamu cepat mengandung sayang " ucap Reino sambil mengelus perut rata Feby yang berharap akan ada kehidupan di dalam rahim Feby.
" amin mas " ucap Feby sambil mengantarkan Reino sampai depan pintu rumah.
" hati-hati dirumah ya sayang, jangan capek-capek, kalau ada apa-apa langsung hubungi aku ya sayang " ucap Reino sambil mencium kening Feby dengan lembut.
" hati-hati mas " ucap Feby sambil tersenyum melihat langkah Reino menuju ke mobilnya.
" mas pergi sayang " ucap Reino dari dalam mobilnya.
" iya mas " ucap Feby sambil melambaikan tangannya kepada Reino yang akan meninggalkannya di rumah untuk bekerja.
Aletta dan Reino sudah pergi bekerja, tinggallah Feby sendiri dirumah. Feby berencana akan berbelanja kebutuhan rumah tangga yang sudah mulai habis.
Feby melajukan mobilnya menuju moll yang termasuk lengkap. Feby memakai mobil yang sudah di persiapkan Reino untuknya, tanpa Feby memintanya. Tiba-tiba ponsel Feby berbunyi ada panggilan masuk. Ternyata panggilan dari Reino.
" dimana sayang? " tanya Reino.
" mau belanja bulanan sayang " sahut Feby sambil memarkirkan mobilnya di parkiran moll.
" hati-hati ya sayang, nanti sore tidak usah masak, kita makan diluan ya " ucap Reino sambil menandatangi beberapa berkas kantor.
" ajak Aletta ya mas " ucap Feby sambil keluar mobil menuju moll untuk berbelanja.
" iya sayangnya mas, nanti mas hubungi Aletta " ucap Reino sambil melihat kalender yang tertata di meja kebesarannya.
" mas aku belanja dulu ya, sampai ketemu nanti malam sayang " ucap Feby sambil berjalan menuju ke pusat berbelanja seperti supermarket.
" iya sayang " ucap Reino sambil mematikan sambungannya dengan Feby.
Sedangkan saat ini Aletta sedang sibuk dengan berkas-berkasnya, sampai jam makan siang pun Aletta tidak ikuti. Tiba-tiba sang sahabat sekaligus dokter kandungan Aletta Windi datang ke kantor Aletta dengan dadakan tanpa ada kabar.
" Aletta ! " teriak Windi dengan Antusias.
" astaga Windi ! bikin kaget aja kamu " ucap Aletta dengan kaget saat Windi berteriak.
Windi langsung berlari dan memeluk sahabatnya yang sudah sejak dulu seperti saudara. " temani aku ya sayang " ucap Windi dengan muka memeles.
" mau kemana? " tanya Aletta sambil membereskan berkas-berkasnya yang berhamburan di meja kerjanya.
" ke mall.. aku mau beli bulananku " ucap Windi yang duduk di hadapannya.
" boleh deh, mumpung kerjaan sudah kelar juga " ucap Aletta sambil memasukkan kunci mobil dan ponselnya dalam tasnya.
" oke... yuk pergi " ajak Windi sambil berdiri diikuti Aletta menuju parkiran.
Aletta meminta ijin keluar dengan sekretarisnya agar jika ada apa-apa bisa mengirimkan pesan kepadanya.
Aletta dan Windi dalam perjalanan menuju mall yang dimana Febypun sedang berbelanja di mall tersebut.
Di dalam perjalanan mereka, Windi membuka obrolan mereka yang sendari tadi hanya sibuk dengan berdiam diri masing-masing.
" aku tahu kamu tidak kuat dengan rumah tangga kalian? " ucap Windi yang menatap Aletta yang fokus melajukan mobilnya.
" aku kuat kok " sahut Aletta dengan singkat.
" jangan pernah bohong sama aku Aletta, aku mengenal kamu bukan baru, tapi sejak kita di bangku kuliah, aku bisa baca pikiranmu " ucap Windi dengan serius tetapi terfokus dengan ponselnya.
" aku harus kuat demi anak kami Win, aku mau anakku melihat sosok papanya, meski sampai detik ini Reino belum mengetahui kehadiran anak kami " ucap Aletta sambil tersenyum untuk menguatkan dirinya sendiri.
" aku salut sama kamu Aletta, seandainya aku yang di posisimu, mungkin aku tidak akan pernah aku rela suamiku berbagi suami " ucap Windi sambil tersenyum menatap Aletta yang sedang mencari parkiran yang kosong untuk memarkirkan mobilnya.
Aletta hanya tersenyum sambil merapikan parkirannya. Dan Aletta dengan Windi keluar dari mobil untuk berbelanja.
" mau belanja dulu atau makan dulu? " tanya Aletta sambil melihat-lihat tempat makan yang enak untuk makan siang.
" makan aja dulu, belanjanya nanti aja " ucap Windi sambil tersenyum.
" makan dimana ini? " tanya Aletta dengan mata yang tertuju pada satu wanita yang sedang memilih-milih baju wanita.
" Aletta ! " tegur Windi dengan pukulan sedikit keras di pundak Aletta.
Aletta langsung tersadar dalam lamunannya yang entah apa yang sedang Aletta pikirkan. Aletta melihat Feby sedang memilih-milih baju.
" iya Windi ku sayang " ucap Aletta memanja.
" kamu melihat siapa sih dalam lamunanmu itu ? " tanya Windi sambil mencari-cari yang dilihat oleh Aletta.
" tidak ada siapa-siapa kok, jadi mau makan dimana? " tanya Aletta supaya Windi tidak menanyakan lagi.
" disitu aja " ucap Windi menunjuk ke sebuah tempat makan langganan Aletta dengan lelaki yang menemaninya dari semasa kuliah sampai Aletta bekerja dimana sekarang Aletta berkerja, tapi sayangnya mereka tidak berjodoh untuk membangun rumah tangga.
" boleh Win " ucap Aletta sambil mengambil ponselnya yang berbunyi tanda ada pesan masuk. Ternyata dari sang suami, Reino.
" ta, nanti malam kita makan malam bertiga ya, mas mohon jangan menolak " pesan masuk dari sang suami.
" maaf.. mas, Aletta tidak bisa ikut karena lagi sibuk di kantor " balas Aletta dalam pesannya dan Aletta langsung mematikan ponselnya.
Setelah selesai makan dan berbelanja, mereka memutuskan untuk pulang. Aletta mengantar Windi di rumah sakit karena beberapa jam lagi Windi ada jadwal orang melahirkan.
Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai dirumah sakit dimana Windi bekerja. " aku langsung balik ya beb " ucap Aletta.
" iya beb.. hati-hati ya beb " ucap Windi sambil keluar dari mobil Aletta.
" baik sayang, aku pulang ya " ucap Aletta sambil melajukan mobilnya menuju kediamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTA
Short StoryAletta yang berjuang untuk Reino, suaminya tanpa rasa lelah untuk mendapatkan cinta dari suaminya. Tetapi perjuangannya di lihat sedikit oleh Reino saat Aletta memintanya untuk menikahi wanita yang begitu suaminya sayangi. Wanita mana yang siap dima...