Bab XXV

13.9K 947 251
                                    

Aletta dan Gerry sedang berada di perjalanan menuju kantor. Sebenarnya Gerry sudah melarang Aletta untuk masuk kerja, di karenakan kondisi kandungan Aletta sedang lemah, karena kecapean. Tapi ya begitu Aletta, keras kepala, apalagi menyangkut masalah pekerjaan, Aletta tidak pernah merasa lelah.

" bee kamu yakin bisa? " tanya Gerry dengan ragu-ragu.

" aku yakin Gerry, aku tahu dia anak yang kuat " ucap Aletta sambil mengelus perutnya yang membesar.

" aku juga tahu dia anak yang kuat " ucap Gerry gantian mengelus perut Aletta.

" andai yang mengelus ini papa, pasti kamu senang kan sayang, tapi untuk sekarang biar om Gerry dulu yang gantiin papa untuk sapa kamu disana " ucap Aletta dalam hati.

" mulai deh melamun " tegur Gerry dengan suaranya, dan membuat Aletta tersadar dalam lamunannya.

Mereka sudah sampai di kantor cabang. Gerry sengaja tidak pulang ke hotel, takut terjadi apa-apa dengan Aletta. Dan Gerry memutuskan untuk menunggu di parkiran mobil. Sedangkan Aletta sudah masuk ke dalam kantor.

" selamat siang ibu, silahkan langsung keruangan meeting, mari saya antar? " ucap salah satu resepsionist kantor.

" baik mbak " ucap Aletta sambil tersenyum.

Aletta sudah menyelesaikan semua meeting hari ini dan lusa Aletta sudah bisa balik ke Balikpapan. Sambil tersenyum Aletta berjabat tangan dengan atasan kantor cabang. Dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang. Aletta langsung meninggalkan ruang meeting dan menuju ke parkiran mobil.

sambil masuk ke dalam mobil. " aku tidak apa-apa kan Gerry? " ucap Aletta sambil tersenyum.

" syukurlah bee, sekarang kita langsung ke tempat Reino dan Feby " ucap Gerry melajukan mobilnya meninggalkan kantor menuju cafe tempat janjian mereka.

" Gerry, aku mohon saat apapun yang di lakukan Reino terhadapku, jangan kamu balas ya, aku ikhlas " ucap Aletta dengan tersenyum.

" asal dia tidak menyentuhmu? jika dia menyentuhmu artinya di menyetuhku " ucap Gerry tegar.

Tak lama mereka sudah sampai di cafe tersebut. Terlihak dari parkiran, cafe ini lumayan ramai padahal masih siang. Aletta dan Gerry langsung mendapatkan meja kosong paling ujung dan langsung mengarah ke arah pantai. Karena belum ada tanda-tanda kedatangan Reino dan Feby, Gerry langsung menghubungi Reino melalui pesan singkat.

" pesan diluan aja bee " ucap Gerry kepada Aletta.

" nanti saja Gerry bareng sama mereka " ucap Aletta sambil memeriksa ponselnya.

hampir setengah jam Aletta dan Gerry menunggu, akhirnya Reino dan Feby datang menggunakan mobil. Saat mereka sedang mencari-cari, Gerry langsung melambaikan tangannya. Dan mereka langsung menuju ke arah Aletta dan Gerry. Tatapan Aletta kepada Reino sebuah jawaban bahwa Aletta sangat tidak menyukai keadaan ini. Akhirnya Gerry mempersilahkan mereka duduk.

" aku minta maaf Aletta atas perkataanku kemarin? " ucap Reino yang sengaja memilih duduk di hadapan Aletta.

" sudah aku maafkan " ucap Aletta ketus.

" kamu bohong " ucap Reino sedikit emosi.

" siapa yang bohong, aku bukan seperti kamu yang pandai berbohong " ucap Aletta sedikit menyindir Reino.

" terus kenapa jawabanmu ketus? " tanya Reino dengan nada bingung.

" kamu harusnya sopan sama suamimu Aletta " sahut Feby dengan nada menyinggur.

" kurang sopan apa? saya dengan suami anda? apa selama saya menikah, saya tidak menghormatinya? saya istrinya tapi anda yang di hormati? " ucap Aletta kembali menyindir.

" yang sopan dengan Feby Aletta? " ucap Reino dengan nada tinggi.

" apa istrimu bisa menghormati saya sebagai istri pertama anda? saya tau anda mencintai istri anda? tapi tolong hargai saya sebagai istri anda? apa saya pernah menuntut anda apapun? sudah berapa kali juga saya berbohong kepada keluarga? " ucap Aletta sedikit menegaskan dirinya.

" istri macam apa kamu berbicara seperti ini? " ucap Reino berdiri dari tempat duduknya.

" suami macam apa kamu? " ucap Aletta kembali meninggi.

" sekarang sudah mulai melawan kamu Aletta " ucap Reino meninggi.

" aku melawan apa mas? kurang sabar apa aku sama kamu selama ini? aku istri sahmu tapi kamu anggap aku seperti pelacurmu mas " ucap Aletta mengeras.

seketika Reino menampar Aletta dengan keras, dan banyak pasang mata melihat darimana bunyi tersebut. Gerry langsung berdiri dari duduknya sambil menatap Reino dengan amarah. " kau beraninya sama perempuan, ingat yang selama ini mengurus kamu adalah wanita yang kamu bilang murahan, terus istri keduamu ini apa namanya? kalau saya disuruh sama istri pertama untuk jadi madunya, maaf saja, wanita yang baik tidak akan merusak rumah tangga orang lain, meski istri sahnya meminta menjadi madunya " ucap Gerry lantang dan seketika Feby menunduk dan Reino mengepal tangannya seperti ingin memukul Gerry saat mendengar Gerry menghina Feby.

" kamu tidak usah ikut campur dengan masalah rumah tangga saya " ucap Reino dengan menatap Gerry tajam.

" berhak saya ikut campur dalam masalah rumah tangga kalian, karena wanita yang saya sayangi berada di dalamnya, andai saya tahu yang di jodohkan laki-laki bajingan kayak kamu, saya tidak akan pernah ikhlas wanita yang saya jaga selama 9 tahun, wanita yang saya bahagiakan tanpa pernah menangis harus menahan sakit berumah tangga dengan lelaki seperti anda ! ucap Gerry sambil menunjuk Reino secara tidak hormat.

" dia istri saya " ucap Reino kasar.

" istri ? kamu bilang? pernah kamu bilang kesemua orang dia istri kamu? jawab " tanya Gerry membabi buta.

Reino tidak menjawab pertanyaan Gerry, karena benar selama menikah Reino tidak memberitahu bahwa Aletta adalah istrinya.

" kenapa kau dia? tidak bisa jawab? berarti benar kan ucapan saya? saya harap kamu akan menerima surat perceraian dari Aletta untuk anda bapak Reino Ram yang terhormat? " ucap Gerry dengan tegas.

" saya tidak akan menerima surat perceraian itu sampai kapanpun? " ucap Reino menatap Aletta yang terus menangis.

" apa yang kamu mau dari Aletta, bukannya sudah ada Feby istri yang kamu anggap selama ini? terus untuk apa kamu masih bertahan dengan Aletta? untuk menjadikannya babu di rumahmu? ingat Bapak Reino Ram? Aletta di sekolahkan papa dan mamanya bukan sebagai pembantu di rumah tangga kalian? " ucap Gerry sambil menahan diri untuk tidak memukul Reino.

" saya mohon ceraikan saya mas " ucap Aletta tiba-tiba dengan suara sendu.

" Aletta mas mohon, jangan " ucap Reino sambil memohon.

" Aletta yang sekarang memohon sama mas, tolong lepaskan Aletta mas " ucap Aletta dengan nada sendu.

" atau karena laki-laki ini kamu menghancurkan rumah tangga kita? " ucap Reino menatap Aletta.

" bukan karena siapa-siapa Aletta meminta mundur dari rumah tangga kita mas, tapi Aletta sudah lihat kebahagiaan mas dengan mbak Feby " ucap Aletta tanpa memandang kearah Reino dan Feby.

" alasan kamu aja, tidak salah aku mengatakan kamu murah? " ucap Reino dengan nada sombong.

" silahkan mas mengatakan Aletta murah atau apapun? silahkan mas Aletta terima " ucap Aletta dengan nada seperti orang kesakitan tapi tetap Aletta bertahan.

" dek, kamu janji sama mbak, waktu pertama kali kamu minta mbak menikah dengan mas Reino? kamu tidak lupa dengan janjimu kan Aletta? " ucap Feby yang sendari tadi diam.

" aku ingat janjiku sama mbak, untuk bertahan bersama-sama dengan rumah tangga ini apapun yang terjadi, tapi maaf mbak Feby, Aletta sudah dengan pendirian Aletta untuk berpisah dari mas Gerry, dan Aletta akan menetap di Balikpapan " ucap Aletta dengan menatap wajah Feby yang sudah tertutupi oleh air mata.

Akhirnya Aletta mengajak Gerry untuk pulang tanpa pamit dengan Reino dan Feby.

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang