Bab XXIV

12.2K 787 159
                                    

Reino mendengar Aletta mengatakan ' perutku sakit '. Reino baru sadar, melihat Aletta yang terlihat lebih berisi dari beberapa bulan yang lalu sebelum mereka berpisah. Ternyata bukan Reino saja yang melihat perubahan Aletta, Febypun merasakan apa yang sama dengan Reino.

" mas, Aletta sekarang lebih berisi ya? seperti orang sedang hamil " ucap Feby sambil menatap Reino.

" iya sayang, mas juga baru sadar saat melihat Aletta memegang perutnya tadi " ucap Reino dengan wajah yang sulit diartikan.

" coba mas tanya sama mama atau papa? siapa tau mama sama papa tau? atau sama ayah atau bunda? " ucap Feby menyuruh Reino menanyakan tentang Aletta.

Mereka kembali ke hotel karena sudah senja. Reino merangkul Feby dengan lembut. Saat mereka sedang makan malam, Feby melihat Gerry sedang membeli makanan, tetapi tidak terlihat Aletta bersama Gerry.

Feby langsung menghampiri di ikuti Reino di belakangnya. " mana Aletta? " tanya Feby.

Gerry langsung menoleh darimana asal suaranya.  Ternyata suami Aletta dan madu Aletta. " tidak perlu kalian tau dimana Aletta? " ucap Gerry lantang dan sopan.

" saya suaminya, saya berhak tau dimana istri saya? " sahut Reino dengan tegas.

Gerry langsung membalikkan badannya agar berhadapan dengan Reino dan Feby. " suami? apa pantas kamu mengaku sebagai suami Aletta? dengan kelakuan kamu seperti ini? " ucap Gerry menyindir Reino.

" kamu tidak tau apa-apa tentang rumah tangga saya sama Aletta? " ucap Reino dengan lantang.

" saya tahu semua tentang rumah tangga kalian, apa yang saya tidak tahu? " ucap Gerry dengan santai sambil menatap ponselnya.

" saya tidak ada urusan dengan kamu, yang saya tanya dimana Aletta sekarang? " ucap Reino dengan emosi.

sambil tersenyum sedikit. " untuk apa kamu tanyain Aletta? bukannya dia bukan wanita yang kamu cintai? wanita yang kamu sia-siakan? untuk apa lagi kamu perduliin dia? toh kamu juga sudah menikah kan dengan wanita yang kamu cintai " ucap Gerry sambil tersenyum menyindir.

Reino langsung menyerah, dan mengajak Gerry untuk bertemu. " apa masih lama kamu di Bali? " tanya Reino dengan nada yang biasa saja.

" iya saya dan Aletta masih lama di Bali, mungkin hampir 2 mingguan, ada apa? " ucap Gerry sambil melihat ponselnya, yang bernotifikasi dari Aletta.

" apa besok kita bisa bertemu bersama Aletta? " tanya Reino.

" besok Aletta tidak bisa karena, kami kesini bukan liburan tetapi ada tugas kantor. Mungkin sore atau malam bisa kita bertemu? " ucap Gerry meredam.

" baiklah, kita bertemu besok di cafe ini saja, jam 5 sore " ucap Reino sambil menatap Feby dan sang wanita menganggukan kepalanya.

" oke.. kalau begitu saya diluan " ucap Gerry berpamitan.

" silahkan " ucap Reino sambil tersenyum.

Setelah Gerry meninggalkan cafe ini, mereka segera mencari meja kosong untuk makan malam. Dan mereka mendapatkannya di pojok cafe ini dengan pemandangan pantai yang semakin malam semakin ramai oleh orang asli Bali maupun turis mancanegara dan dalam negara.

" mas, ini yang aku takutkan dan semua terjadi dalam hitungan bulan " ucap Feby mengusap kasar wajahnya.

" jangan takut sayang, semua akan baik-baik saja " ucap Reino sambil menggenggam tangan Feby.

" seandainya nanti kamu disuruh memilih antara kami berdua, pilihlah Aletta mas " ucap Feby sambil tersenyum sendu.

" kenapa Feby menyuruh mas untuk memilih Aletta, apa Feby tidak mencintai mas " ucap Reino menatap wanita yang begitu di cintainya mengatakan seperti itu.

" mas Feby sangat mencintai mas, tapi apa mas tidak lihat pengorbanan Aletta terhadap mas, Aletta rela berbagi rumah dengan Feby supaya bisa dapat kasih sayang mas, sampai rela berkorban apapun buat kita mas, tapi mas sama sekali tidak melihat itu " ucap Feby sambil menatap ke arah pantai dengan tatapan kosong.

perkataan Feby, membuat Reino berfikir, selama ini Aletta berusaha membuatnya mencintai Aletta, tapi Reino tidak pernah memandang itu. Di fikirannya hanya ada nama Feby saja, tidak ada lagi, sampai Reino membuat Aletta kecewa.

" mas, adillah sama Aletta, karena selama kita menikah? waktu mas hanya untuk Feby, sama Aletta sangat di bilang jarang, mungkin mas juga tidak pernah mengajak Aletta untuk jalan-jalan " ucap Feby menatap Reino.

" kamu benar Feby, selama kami menikah, aku tidak pernah membawanya berlibur ataupun cuman menghabiskan waktu di hari libur " ucap Reino mengakui kesalahannya.

" kenapa kamu seperti ini mas, dulu aku mengenalmu kamu lelaki yang sangat bertanggung jawab, kamu tidak pernah membuat wanita menangis, tapi ternyata aku salah " ucap Feby mengeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak menyangka.

" aku masih tetap sama Feby, aku mencintaimu tapi kenapa orang tuaku menjodohkanku dengan wanita lain? sedangkan orang tuaku tau aku sedang berpacaran, meski mama papa belum mengetahuimu? " ucap Reino menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah.

" tapi kamu harusnya menghargai itulah mas, apapun yang dilakukan orang tua mas, itu yang terbaik untuk mas dan masa depan mas " ucap Feby.

" aku akan coba memperbaiki semuanya Feby, bantu aku untuk kembali mencintai Aletta, meski harus dengan waktu yang lama " ucap Reino sendu.

" jangan hanya di mulut mas, tapi lakukan di kehidupan nyata, aku akan bantu mas, asal mas serius dengan ini semua " ucap Feby sambil tersenyum.

" iya sayang, sekarang kita makan ya sayang " ucap Reino sambil tersenyum.

Mereka makan dengan wajah yang sangat bahagia, tapi tidak untuk hati Reino yang merasa bersalah dengan Aletta, istri yang sangat mencintainya dan berkorban demi mendapatkan cintanya. Reino berharap besok Aletta mau memaafkannya dan memperbaiki rumah tangganya.

" mas, kenapa? " ucap Feby seketika memberhentikan makannya.

" mas takut Aletta tidak menerima permintaan maaf mas " ucap Reino menatap Feby dengan tatapan sendu.

" Feby tau mas, Aletta tidak mungkin tidak memaafkan mas, dia tetap menghargai mas sebagai suaminya, percaya sama Feby " ucap Feby menyakinkan Reino.

Setelah mereka melanjutkan makan malam mereka kembali, Reino dan Feby memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat, hanya 20 menit dengan berjalan kaki mereka sudah sampai di penginapan.

Saat mereka sudah sampai penginapan dan ingin beristirahat, ada pesan masuk dari ponsel Reino dari wanita yang telah Reino lukai hatinya, dan berpesan kepada Reino untuk bertemu dengannya jam 12 siang, karena Aletta selesai kantor jam makan siang.

" sayang, Aletta mengajak bertemu jam 12 siang, sekalian kita makan siang bareng ya sayang " ucap Reino sambil mengelus perut Feby yang sedikit keram.

" iya mas, tidak masalah kok, agar semuanya selesai " ucap Feby sambil tersenyum.

" mas sayang kamu, sayang anak kita, bagaimanapun nanti kedepannya mas akan tetap mempertahankan kamu dan anak kita " ucap Reino sambil mencium kening Feby dengan mesra.

" makasih mas, sudah mau mempertahankan kami berdua, tapi mas harus ingat bagaimanapun mas juga harus mempertahankan rumah tangg mas dengan Aletta " ucap Feby.

" mas akan mempertahankan kalian berdua " ucap Reino sambil tersenyum.

Dan pada Akhirnya Feby tidur dalam pelukan mesra tubuh Reino.

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang