"Di mana Viccas?"
Setelah diturunkannya Dewa hujan ke bumi, surga kembali damai seperti biasanya. Walaupun beberapa Dewa mulai kewalahan bekerja tanpa adanya Dewa yang menurunkan hujan.
Seperti di negara tropis yang sudah memasuki musim hujan, karena tidak ada Viccas, Dewa kemarau mau tak mau memanjangkan musim kemarau.
Dan juga Dewi salju, Chioni, yang kebingungan. Sudah waktunya musim dingin, namun ia tidak bisa menurunkan salju tanpa bantuan hujan dari Viccas.
"Dewa hujan? Entahlah, sudah lama aku tidak melihatnya." Ucap Dewi musik yang menjawab pertanyaan Chioni.
"Astaga, tidak biasanya dia menghilang begitu saja," Keluh Dewi salju.
"Iya, ya? Biasanya dia ribut dengan ocehan dan keluhannya, apalagi akan mudah menemukannya sedang bersantai dengan sikap pemalasnya itu." Sang Dewi musik terkekeh.
"Ah, bagaimana ini? Padahal sudah masuk musim dingin. Bahkan Dewa kemarau pun kebingungan."
"Mencari siapa?" Tanya Dewi agung, Sofia.
"Dewa hujan, dia tiba-tiba menghilang dan melalaikan tugas." Jawab Chioni. Kedua Dewi itu mulai bersikap sopan.
"Oh, dia turun ke bumi." Jawab Sofia singkat.
"Ha? Kenapa dia melakukan itu?" Tanya Chioni heran.
"Dia melakukan kesalahan, jadi aku mengutuknya dan membuatnya turun ke bumi untuk menghilangkan kutukan."
"Itu artinya, dia tidak bisa menurunkan hujan?"
Sofia mengangguk, "Sampai kutukannya hilang, dan ia kembali ke langit."
"Wah, ini akan merepotkan." Ucap Dewi musik pelan. Sedangkan Chioni terdiam memikirkan suatu cara untuk mengembalikan Dewa hujan.
Dewa hujan yang sedang jadi perbincangan itu, sedang berusaha mencari pengantinnya di setiap sudut kota.
Ia bertanya pada setiap makhluk ghaib yang ditemuinya, namun kebanyakan tidak mengetahui apapun.
"Ah, bagaimana kalau dia benar-benar tidak ada di kota ini? Aku tidak punya uang untuk keluar kota." Keluh Viccas sambil merapatkan mantelnya.
Setelah Mark merebut Annari, ia lagi-lagi tidak punya tempat untuk tinggal. Sebenarnya ia segan karena ancaman dari Malaikat maut itu.
"Ah, kenapa jadi dingin sekali sih?!" Kesal Viccas yang terus menggosok lengannya.
"Mungkin karena kehadiranku."
Mendengar suara nyaring dari belakangnya itu sontak membuat Viccas membalikan tubuhnya.
"Chioni!? Kenapa kau ada di sini!?" Viccas terkejut bukan main dengan turunnya Dewi salju ke bumi.
Tentu saja semua Dewa yang turun ke bumi akan berubah wujud menjadi manusia. Dan wujud manusia sang Dewi salju bagaikan remaja dengan penampilan yang nyentrik. Rambut model twin tail dan wajahnya yang imut sungguh menggambarkan sifatnya.
"Kau pikir aku tidak punya alasan menemuimu di sini, huh?"
Viccas terdiam sejenak berpikir, "Apa sudah waktunya musim dingin?"
"Benar! Dan astaga, apa yang kau lakukan hingga membuatmu terkutuk, hah? Lihat dirimu! Wujud manusiamu itu terlihat sangat lemah!"
"Cih, mau bagaimana lagi. Aku juga tidak berniat menjemput kutukan."
"Sungguh tidak berniat?"
"Maksudmu?"
"Aku mendapat cerita dari Dewi Sofia, kau yang sengaja membunuh malaikat, Viccas."
KAMU SEDANG MEMBACA
For the Sake of Me (✓)
FantasyI want you to choose me. For the sake of me. . . [Semua tempat, nama, organisasi, kelompok, dan agama merupakan fiksi]