Renjun
Renjun
Kau mendengarku
Kau baik-baik saja kan, jawab aku kumohon
Renjun!
.
.
Remaja bersurai pich ini terbangun dari tidurnya setelah sekelebat kejadian 7 tahun lalu melintas di sebalik mimpi indahnya, ia menelan ludahnya susah-susah, tangannya menggapai leher dan dahi, mengusap peluh yang timbul karna mimpi mengerikan ini.
Itu karna kesalahannya, itu murni kebodohan ketika dia masih di sekolah dasar dulu, semua kekacauan yang terjadi sekarang semuanya karna dosanya dimasa lalu.
" Jaemin bangun, hari ini sudah mulai sekolah kan?"
Teriakan wanita dari arah luar membuat seorang remaja bermarga Na ini bangkit dari kasur. Jaemin berjalan gontai menuju kamar mandi, hari ini dia sedang berusaha supaya tidak terlambat di hari pertama sekolah, terlalu muak mendengar celoteh orang 2 yang mengecapnya sebagai manusia badung, walaupun itu benar.
" ikut salah satu ekstra, aku capek melihat mu mendapat masalah di sekolah" tutur wanita itu saat Jaemin hendak keluar, yang diberi petuah hanya beroh ria, masih terlalu pagi mendengar ocehan seorang ibu.
Pak Muklis tersenyum lebar melihat siapa yang datang berpenampilan rapi, Jaemin menyapa santai begitu juga Pak Muklis yang membalas sapaan itu tak kalah santai.
Siapa sih yang tidak kenal seorang Na Jaemin, remaja ber- iq jongkook dan paling bermasalah di sekolah, lawanya bukan main Lee Jeno, remaja terpandai seangkatan pemilik mata sipit dan otot tubuh kekar bukan main.
Keduanya tidak pernah akur, keduanya mencatat banyak sejarah perkelahian, yang paling terkenal saat keduanya harus dilarikan ke rumah sakit saking parahnya, keduanya sama-sama kuat dan sama-sama tidak bisa dikalahkan.
Tapi tidak tau alasan apa yang mendasari keduanya ber-tindakan tidak bermoral seperti itu.
" siapa ini!" seru pemilik suara lumba-lumba dari ambang pintu, jelas saja Chenle kaget, mungkin ini juga sejarah baru.
" diam, males banget dengar suara mu itu?" dengus Jaemin lalu menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan, si Chenle hanya memasang wajah kesal kemudian duduk di bangkunya, letaknya tepat di sebelah bangku Jaemin.
Jaemin menghela nafas kesekian kalinya, entah kenapa seperti ada beban di dadanya yang tidak jelas muncul dari mana, ada rasa sesak juga, satu lagi, ada rasa marah dan sedih secara bersamaan.
"Ada anak baru loh, dia sama Jeno tadi"
Brak.
Suara kursi yang terbanting ke belakang membuat semua mata tertuju kepada sang pembuat suara, namun ia tidak terpengaruh, kakinya melangkah panjang menuju koridor, menuruni satu persatu tangga, tak perduli ketika bahunya menabrak orang yang berlawanan arah, akhirnya dia sampai di koridor dekat lapangan basket.
Jauh di ujung tangga, Chenle mencoba menuruni anakan tangga, dia tidak akan pernah membiarkan Jaemin melakukan hal bodoh di hari pertama sekolah.
Chenle membungkukan badan sembari mengatur nafas, akhirnya ia bisa menemukan Jaemin, remaja itu berdiri di sebelahnya dengan nafas tersengak-sengal, menatap sekerumunan orang yang sedang duduk di paseban.
Itu geng Jeno, tapi ada satu wajah asing disana.
" Renjun"
7 Tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Because [JaemRen]✅
FanfictionComplete // bxb Yang Jaemin lakukan di masa lalu itu sangat menyakitkan, menciptakan trauma tersendiri untuk Renjun. Membuat anak laki-laki itu tidak bisa memaafkan Jaemin begitu saja. Ini tentang Usaha Jaemin untuk mendapatkan maaf dari Renjun #15...