Terlalu beresiko jika Bu Mei harus mengintrogasi keduanya, tak banyak cakap keputusan langsung di layangkan, mereka berdua resmi di skorsing 4 hari itu artinya mereka akan masuk sekolah ketika hari senin tiba.
.
.
Jaemin mengerutkan dahinya sesaat, kemudian duduk di depan tiang pembatas kolam sembari memakan roti yang dia bawa, rupanya Renjun tidak datang hari ini. Nyaris setengah roti itu berhasil tertelan dan masuk kedalam lambung.
Setelah itu Jaemin mendengus dan berdiri melempar potongan roti kedalam kolam, rupanya ikan-ikan itu sudah menunggu untuk makan.
Menyadari langit mulai gelap, akhirnya Jaemin memilih pulang saja, Renjun mungkin tidak datang, terlalu lama di tempat terbuka juga akan membuatnya masuk angin.
Kira-kira Ini yang Jaemin lakukan selama kena skorsing, berkeliaran di tengah kota, atau berdiam diri di rumah sembari menunggu jemuran, siapa tau turun hujan.
Benar-benar hanya melamun, duduk sembari menatap luar jendela, ingin menyeduh kopi tapi stok sudah habis, ia memang sangat boros dalam urusan kopi.
Terpaksa keluar rumah hanya ingin kopi, gerimis tidak menghentikanya untuk merasakan kehangatan tersendiri dari secangkir kopi.
Remaja ini menghentikan langkahnya saat seseorang menarik tangan kananya.
Renjun!
.
.
Dapur itu diisi oleh dua orang ini, tepung berceceran dimana-mana dengan beberapa wadah kotor disana-sini.
Ini pertama kalinya Jaemin mengunjungi rumah Renjun, takut sekali sebenarnya, yang lebih buruk kalau Mama Renjun membunuhnya.
" akhirnya matang juga" Renjun mengeluarkan roti besar dari dalam oven. Jaemin menoleh kemudian ikut menatap roti buatan mereka penuh kepuasan.
" aku akan membereskan ini dulu"
Jaemin menumpuk semua wadah kotor ke wastafel, lalu mengelap meja makan sebelum Renjun meletakan kue diatasnya, Jaemin memang sering melakukan hal seperti ini.
30 menit berikutnya roti ulangtahun buatan mereka selesai, ruang makan juga sudah bersih.
Jantung Jaemin terpacu lebih cepat ketika pintu depan terbuka, keduanya sama-sama kaget.
" Renjun kenapa kau membawanya?" Tanya mama sinis.
Renjun menggeleng kemudian memakaikan topi ulangtahun di kepala mamanya " selamat ulang tahun"
Jaemin masih bungkam.
Sementara Renjun mulai memotong kue di depannya, menaruhnya potongan itu di atas piring.
" ini roti buatan kita berdua" Renjun memberi tahu. Jaemin hanya mengangguk.
Emosi mama yang sempat ingin meledak akhirnya mereda juga, mungkin sudah saatnya ia memaafkan Jaemin, ditambah cerita Renjun kemarin. Jaemin pasti sangat menyesal.
" roti di depanmu tidak akan habis kalau hanya di pandangi" ucap Wendy tiba-tiba.
Walaupun terkesan dingin tapi Jaemin bisa merasakan sesuatu yang berbeda, semoga saja dia bisa memaafkan Jaemin.
Jaemin mulai memasukan potongan kue kedalam mulutnya, sesekali menatap Renjun seolah mengatakan roti buatan kita sangat enak. Renjun mengangguk dengan senyumnya juga.
" akan ada festival kembang api" ucap mama tiba-tiba
Keduanya menoleh, Renjun bahkan mengangguk mengiyakan ucapan mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Because [JaemRen]✅
Fiksi PenggemarComplete // bxb Yang Jaemin lakukan di masa lalu itu sangat menyakitkan, menciptakan trauma tersendiri untuk Renjun. Membuat anak laki-laki itu tidak bisa memaafkan Jaemin begitu saja. Ini tentang Usaha Jaemin untuk mendapatkan maaf dari Renjun #15...