Chain_08

5.2K 722 68
                                    


.

.

.

Jaemin berjalan menyusuri koridor yang sepi, jelas sepi karna pelajaran masih berlangsung. Pak Budi menyuruhnya keluar setelah memergoki Jaemin tertidur, dengan senang hati Jaemin keluar kelas.

Duduk santai di samping mesin minum, menikmati indahnya taman di depanya, baru sadar juga ternyata taman ini sangat indah.

Selain itu Jaemin juga sedang berfikir, ya bagaimana caranya supaya Renjun bisa memaafkanya, sebenarnya ini sudah sangat terlambat.

Ia juga sudah mulai menyerah dengan ini semua, pusing sekali jika dipikirkan.

Sampai di jam istirahat Jaemin masih disana, duduk melamun seperti orang gila, sedikit menakuti orang-orang yang hendak mengambil minum, Jaemin seperti singa di sekolah, ditakuti dan wajib di hindari.

.

.

Sementara Renjun duduk sendirian di kantin dengan bekal makan siangnya, Jeno tidak datang ke sekolah jadi Renjun sendirian disini, sedangkan Jisung sedang menyelesaikan masalah bersama anak bernama Chenle.

" boleh aku duduk disini?"

Renjun mempersilahkan duduk, akhirnya dia tidak sendirian.

" aku Haechan dari kelas 2-3, salam kenal" pemuda ini memperkenalkan namanya tapi pandanganya malah tertuju pada kotak bekal.

" aku Renjun"

Baru setelah orang yang ada di depanya berucap si Haechan menoleh, ah benar! ini Renjun yang pernah Haechan buntuti beberapa hari demi mendapatkan uang dari Jaemin, tapi ada hubungan apa di antara mereka berdua.

" jika dilihat dari dekat kau lumayan tampan" kata Haechan sembari memasukan potongan telur kedalam mulut

Renjun mengerutkan dahinya " apa maksd mu"

Haechan menggeleng " ada orang yang pernah memintaku untuk mencari tau tentang mu, aku jadi penasaran ada apa dengan mu sampai dia menyuruhku untuk melakukan itu?"

Kini Renjun semakin tidak paham " apa benar ada orang seperti itu?"

Pemuda berambut sedikit ikal itu menelan kunyahanya " kamu tau Jaemin, dia yang menyuruhku, mungkin dia tertarik dengan mu?"

" dia bilang seperti itu?" tanya Renjun.

" dia bilang aku tidak boleh cerita kepada siapa~pun hehe"

Reflex!!!

Haechan membungkam mulutnya dengan telapak tangan, sedikit demi sedikit menarik kotak bekal di depanya, kemudian berdiri dan berlari dari tempatnya duduk.

Renjun meneriaki namanya beberapa kali, tapi sial! Haechan tidak terpengaruh.

Haechan merutuki dirinya, mati sudah, nyawanya diujung tanduk, Jaemin akan membunuhnya kalau tau dia membocorkan ini kepada orangnya langsung, Jaemin akan murka dan mencatat namanya di Deat note.

Sial!

Sial!

" Haechan!"

Suara ini sangat dia kenal, ini milik Jaemin.

Haechan menoleh " hola Jaem, aku buru-buru duluan"

Jaemin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, aneh sekali anak itu.

.

.

Seperti kena sial! Baru saja keluar kelas sosok Renjun sudah menahanya di depan koridor, mau tak mau Haechan membiarkan Renjun menarik tanganya dan membawanya pergi.

Just Because [JaemRen]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang