.
.
Rasanya tidak masuk akal, seorang Jaemin yang awalnya terkenal dengan julukan garang kini sudah berubah menjadi manusia bar-bar yang bucin akan sesuatu.
Bukan Haechan saja yang muak. Chenle dan Lucas pun menyadari itu, setiap melihat Jaemin bertemu Renjun wajahnya akan berseri-seri, seperti dunia hanya miliknya yang lain Cuma ngontrak, padahal yang Jaemin dapat hanya cacian dan sentakan dari Renjun.
Sebenarnya Chenle kesal melihat perlakuan Renjun kepada sahabatnya, tapi sekali lagi Jaemin menahanya, berdalih jika ia akan segera menyelesaikan masalah ini.
Dan yang semakin membuat Lucas heran, Jaemin menolak ajakan nongkrong hanya untuk mengikuti Renjun, memastikan jika Renjun baik-baik saja sampai rumah, padahal usahanya itu tidak pernah ternilai.
Sementara anak-anak taunya Jeno dan Renjun menjalin hubungan special, terlihat semakin dekat satu sama lain.
Jaemin benci mengakui kalau Renjun dan Jeno semakin dekat, cemburu sekali melihat itu.
Cemburu??
.
.
" menyerah saja" usul Haechan.
Itu usulan paling konyol yang pernah Jaemin dengar selama hidupnya.
" sudah 4 bulan dan masih seperti ini, musim panas bahkan sudah berlalu, ujian tengah semester pun sudah berakhir, malah ujian akhir akan segera tiba, aku saja lelah melihat mu seperti ini, apa kamu tidak lelah sama sekali"
" jelas lah aku lelah, sebentar lagi, aku yakin Renjun akan luluh dan memaafkan ku"Jaemin berkata dengan nada percaya diri
Haechan mendengus " kalau dia sudah memaafkan mu, lalu apa yang akan kamu lakukan"
Jaemin menoleh, bibirnya maju beberapa senti " aku sudah janji tidak akan mengganggunya lagi"
Haechan terkekeh " bodoh! Jelas saja Renjun tidak ingin memaafkan mu kalau janjimu bodoh"
" apa yang salah dengan janjiku, dia yang minta"
" kalau akhirnya dia menyukaimu dan kamu menjauhinya, apa yang akan kamu lakukan"
" tentu saja balik menyukainya"
" gila!, ku yakin kamu sudah gila Jaemin"
.
.
.
" sudah lama?"
Renjun mengangguk lalu melempar potongan roti dari genggaman tangan, tersenyum tipis saat roti yang dia lempar di perebutkan oleh ikan-ikan koi.
" ikan mana yang kamu suka?" tanya Jaemin, pandanganya tertuju pada jernihnya air yang didalamnya terdapat puluhan ikan koi yang berenang kesana-kemari.
" lihat yang itu" Jaemin menunjuk satu ikan koi tak jauh dari tempatnya itu. " bukankah dia tidak punya ekor"
Renjun mengikuti kemana telunjuk Jaemin pergi " benar, tapi dia masih bisa berenang, keren sekali"
" bagaimana kalau dengan yang itu" telunjuk Jaemin bergerak pada satu ikan yang lain " corak siripnya sangat cantik"
" berhenti mengoceh Jaemin aku malas meladeni mu"
Jaemin menoleh " aku rasa sekarang kamu sudah berubah"
Renjun mengangguk mantap " iya,, aku bukan Renjun si cengeng yang takut bola"
" sekarang jadi Renjun yang menggemaskan"
Renjun berbalik " aku akan pulang, jangan mengikuti ku"

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Because [JaemRen]✅
FanfictionComplete // bxb Yang Jaemin lakukan di masa lalu itu sangat menyakitkan, menciptakan trauma tersendiri untuk Renjun. Membuat anak laki-laki itu tidak bisa memaafkan Jaemin begitu saja. Ini tentang Usaha Jaemin untuk mendapatkan maaf dari Renjun #15...