Review part 16 baca sendiri ya
.
.
Tepat sudah tiga hari Renjun hanya berbaring di ranjang tanpa melakukan aktivitas apa-apa, terkena demam tinggi dan terpaksa harus istirahat di rumah, dia bahkan melewatkan pelajaran di sekolah selama 3 hari ini, melewatkan menjaga Jaemin, dan melewatkan makan malam bersama mama, ia bahkan selalu tidur ketika teman-teman datang menjenguk.
benar-benar sangat buruk, dan ini adalah sakit paling parah yang pernah Renjun alami, biasanya ia tidak pernah sampai tumbang seperti ini.
Namun kali ini ia bangun dari tidurnya tanpa sebab, ada mimpi aneh yang tiba-tiba muncul, ia tidak bisa menjelaskan bagaimana gambar dari mimpinya tapi apa yang dirasakan terasa sangat jelas, ada ketakutan di dalamnya, seperti ada wajah yang tidak akan pernah ia lihat lagi setelah ini.
Remaja ini menoleh pada jam dinding di atas pintu kamar, baru jam 08.00. tapi perasaan resah itu mengoyak hatinya untuk cepat-cepat bangkit dari kasur. Efek minum obat membuat dia lebih sering tidur, tapi sekarang tubuhnya terasa jauh lebih baik.
Dengan kepala sedikit pening ia berjalan menuju jendela hendak menutup korden.
Rintik-rintik sisa hujan tadi sore masih terlihat, kilatan petir dari tempat nan jauh pun masih terlihat.
Terhitung sudah lebih 2 minggu Jaemin tertidur di dalam koma dan tidak pernah tau kapan dia akan terbangun dari tidur panjangnya.
Renjun mengambil jaket yang tergantung di balik pintu kemudian memakainya, karna sakit Renjun tidak bisa datang menemui Jaemin, entah kenapa kali ini dia ingin sekali bertemu.
Mungkin Renjun sedikit Rindu.
" aku mau ke rumah sakit" pamitnya.
Wendy menghentikan kegiatannya, kemudian menatap anaknya.
" kamu yakin?"
Renjun mengangguk mantap " aku pergi"
" hati-hati di Jalan Renjun"
.
.
Remaja bersurai brown ini mengerutkan dahi ketika lampu dari dalam ruangan tidak menyala, tangannya berubah dingin ketika memegang gagang pintu, dengan sisa sisa tenaga ia menggeser pintu kamar itu pelan.
Kosong
Gelap
Tidak berpenghuni.
Renjun mundur beberapa langkah, mungkin dia salah masuk kamar, iya mungkin saja Renjun salah masuk kamar, tapi sekeras apapun benaknya berkata demikian, kamar ini adalah kamar Jaemin yang sekarang tidak berpenghuni.
Renjun terjatuh bersandar tembok, air mata ketakutan itu akhirnya turun, diikuti isakkan tipis.
Kemana semua orang, kemana perginya Jaemin, kemana orang-orang itu membawanya, kenapa ia tidak tau kalau Jaemin sudah pergi, kenapa orang-orang tidak memberi tahu jika sekarang Jaemin tidak ada disini.
kemana Jaemin?
Rintik-rintik gerimis kembali datang bersama dengan tubuh Renjun yang mulai meninggalkan area rumah sakit, tidak apa-apa karna dengan hujan air matanya tidak akan terlihat.
Walaupun pikirannya kacau. Renjun tau kemana harus pergi, dia tau jalan terdekat untuk ke tempat itu.
Tapi itu terlalu sulit untuknya, kenyataan ini terlalu pahit dan menyakitkan.
Renjun tidak sanggup melanjutkan perjalanan, kakinya lemas dan dia kedinginan, Walaupun begitu dia malah terduduk di depan kolam ikan, menangis sendirian dengan gerimis kecil membasahi jaket dan kepalanya. ia melipat kaki dan menyembunyikan wajahnya di sela-sela, menyembunyikan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Because [JaemRen]✅
FanficComplete // bxb Yang Jaemin lakukan di masa lalu itu sangat menyakitkan, menciptakan trauma tersendiri untuk Renjun. Membuat anak laki-laki itu tidak bisa memaafkan Jaemin begitu saja. Ini tentang Usaha Jaemin untuk mendapatkan maaf dari Renjun #15...