29. Telfon

1.3K 269 46
                                    

Sudah seminggu setelah yujin sempat bertengkar dengan minju. Lalu juga putus dengan chaewon. Tapi ia selalu punya alasan untuk mampir ke apart untuk bertemu bian.

Yujin juga semakin sering melihat chaeyeon main ke kamar minju atau mereka pergi untuk menyiapkan segala keperluan rumah tangga.

Seperti sekarang chae dan minju sudah berada di suatu butik untuk fitting baju pernikahan.

"Ju, aku maunya gaun kamu sederhana tapi elegan aja ya" kata chae ngerangkul pinggang minju sambil tersenyum di depan pegawai butik. Biasa lagi acting.

Minju merasa hangat melihat senyum chae yang akhir akhir ini jarang ia lihat.

Setelah menyelesaikan detail baju mereka duduk bersebelahan di ruang tunggu butik.

Chae menggenggam satu tangan minju lalu menatap ke manik mata calon istrinya tersebut.

"Kamu yakin mau nikah sama aku?" Tanya chae.

Minju menaikkan satu alisnya.

"Yakin dong sayang" kata minju mengelus tangan chae.

Chae membuat wajah sedih seakan menyesali sesuatu.

"Tapi selama ini aku udah kasar sama kamu, apa kamu yakin untuk hidup selamanya sama aku?"

Minju memberi senyum terbaiknya, "kamu mungkin memang pernah kasar, tapi aku ngerti kalau itu semua ga akan kejadian kalo aku juga ga bikin masalah" kata minju yang benar benar buta.

"Sekali lagi aku tanya, kamu beneran mau nikah sama aku?" Tanya chae.

Minju mengangguk yakin. Lalu keduanya berpelukan mesra.

Chae mengelus rambut minju dengan sayang, kemudian ia tersenyum miring. Tanda puas rencananya berjalan lancar.

.
.
.
.

Yujin sedang menemani bian main di apart chaewon. Sedangkan chaewon pergi berkerja.

"Bang yujin" panggil bian tiba tiba.

"Hm?" Yujin ikut duduk di lantai bersama adiknya.

"Bian ga suka bang chaeyeon" kata bian dengan wajah kesal.

"Loh kenapa?"

"Kemarin bian liat bang chae meluk kak min--" omongan bian terpotong.

"Yaiyalah, mereka kan udah tunangan sayang" kata yujin mengelus rambut bian sambil terkekeh pelan.

"Ngga! Peluknya beda!" Kesal bian.

"Apa bedanya? Hm?"

"Kak minju kaya kesakitan"

Yujin bergumam bingung mendengar penuturan adiknya.

"Kesakitan kenapa?" Tanya yujin.

"Bian emang ga liat semuanya, tapi bian yakin kalo kak minju di peluk sampe ga bisa nafas!" Kata bian bersemangat.

Yujin malah ketawa pelan, tidak percaya apa kata si kecil.

"Ga mungkin" kata yujin masih tertawa.

"Mungkin tau!!" Kesal bian sampai mukanya memerah.

Yujin malah makin gemas dan menguyel-uyel pipi bian.

"Udah ah, haus" kata yujin meledek ke bian lalu pergi menuju dapur.

.
.
.
.

Hyewon berhenti di depan rumah sederhana yang kabarnya milik sakura.

Alamat ini dia dapat dari suruhan papanya setelah menunggu seminggu lamanya.

Gerbang rumah itu terbuka. Hyewon langsung menuju ke depan pintu. Perjalanan panjang untuk menemui sakura sudah usai setelah ia mengetuk pintu itu.

Sakura adalah jalan satu satunya untuk tau chaeyeon dalam misi apa sampai berpacaran bahkan akan menikahi kembarannya.

Akibat bekas luka yang sering di alami minju. Hyewon bersikeras mencari tau sendiri apa yang terjadi.

TOK TOK TOK

"Sebentar" terdengar suara samar dari dalam rumah.

CKLEK

Pintu terbuka menampilkan sakura lengkap dengan celemek dapurnya.

Sakura membuka mulutnya sedikit karna terkejut dengan kedatangan teman SMA nya itu.

Beberapa detik kemudian kesadaran sakura kembali, ia dengan cepat menutup pintu rumah.

Tapi hyewon jauh lebih cepat menahan pintu dengan kakinya sehingga terjepit di antara pintu.

"Sakura, bentar. Gue mau bicara" kata hyewon.

Sakura masih berusaha menutup pintu sekuat tenaganya.

"Sakuraa!" Kata hyewon.

"Bunda, ada telfon dari ay--" ucap suara anak perempuan.

Hyewon mengintip sedikit dari cela pintu. Di sebelah sakura udah ada anak perempuan dengan umur berkisar 5 tahun.

Anak tersebut memegang hp di tangannya yang masih tersambung dengan,

LEE















-------

Family Become FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang