22. Manis

1.4K 316 96
                                    

Hyewon jadi berangkat ke jepang di temenani yuri dan yena padahal hyewon ga ngajak yena sama sekali.

Di bandara haneda, jepang hyewon narik sendiri kopernya dengan anteng sedangkan yena grasak grusuk membawa 2 koper khusus untuk dirinya sendiri.

"Lama lo bek!" Kata hyewon.

"Sabar napa elah! Ribet ini!" Ucap bibir bebeknya.

"Lagian ngapain ikut sih ni orang" kesal hyewon.

"Kalo gue ga ikut siapa yang nemenin bebeb joyul njir" kata yena.

"Lagian aku ga nyuruh kamu ikut, kamunya aja tiba tiba tadi pagi udah ada di bandara" kata yuri mengkrucutkan bibirnya.

"Hehehehe" yena cuma cengengesan.

Hyewon berangkat ke jepang bukan dengan tangan kosong.

Ia sudah mendapat info tempat kerja sakura di salah satu kafe kecil di pinggir kota.

Hyewon juga ngga ngerti kenapa sakura kerja sebagai waiters padahal saat sma dulu sakura salah satu anak orang berada.

"Yuri, lo sama yena langsung aja ke hotel biar gue jalan sendiri" kata hyewon.

"Gue ikut" kata yuri cepat.

"Gue gamau ribet gara gara ini bebek" kata hyewon.

Yena melirik sinis ke arah hyewon yang sok cool.

"Yen, kamu langsung ke hotel aja deh" kata yuri.

"Aku ngikut kamu sayang" kata yena.

"Siapa yang namanya sayang sih?! Aneh lo!" Yuri langsung masuk ke mobil jemputan mereka.

Yena natap hyewon ingin nampol, malu sendiri di cuekin calon istrinya.

.
.
.
.

Yujin membantu membersihkan piring kotor setelah makan bersama dengan minju dan bian tadi.

Keduanya diri berdampingan di tempat cuci piring layaknya pasangan muda yang harmonis.

Setelahnya mereka masuk ke kamar, minju menidurkan bian di atas kasur dan yujin menyandarkan punggungnya di kaki ranjang.

Yujin memainkan nintendo milik bian, sesekali ia melihat kebelakangnya memperhatikan minju yang begitu telaten merawat adik kecil mereka.

"Yujin" kata minju ikut duduk disebelah minju.

"Eh kak, bian udah tidur?" Yujin membenarkan duduknya.

"Udah"

Hening.

Keduanya sama sama duduk bersandar di kaki kasur dengan minju membaca buku dan yujin bermain game.

Yujin menguap menahan kantuk, ia melihat minju begitu fokus membaca.

Posisi seperti ini adalah posisi yang sering mereka lakukan saat dulu sama sama duduk di pojok perpus.

Minju masih sering membaca, itulah kenapa yujin menulis, agar bukunya kelak dapat di baca langsung oleh bidadari yang membuat hatinya tak karuan.

Yujin perlahan kehilangan kesadarannya dan kepalanya terjatuh di bahu minju.

Minju sedikit kaget dan melihat yujin ternyata ketiduran.

Senyum minju mengembang.

Ia juga mengingat kejadian di perpus saat yujin menemani minju hanya untuk tidur di bahunya.

Segelintir kisah masa lalu terlintas di pikiran minju.

Betapa dulu yujin terlalu manis dari perilaku sampai perkataan membuat minju selalu kelebihan glukosa akibat oknum Ahn Yujin.

Minju mendongak menahan tangis, selama ini ia merindukan yujin.

Yujin sangat berbeda dengan chaeyeon yang tempramen, hidupnya berubah 180° setelah mengenal chae.

Ia harus tahan banting dan tidak boleh mengeluh pada chae yang kelelahan pulang kerja.

Tidak seperti yujin yang selalu menerima dan mendengar segala ocehan minju.

"Kak" kata yujin nyaris tak terdengar.

Minju kaget tapi mereka tak merubah posisi sama sekali, yujin masih senantiasa nyender di bahu minju.

"I..iya" jawab minju bergetar.

"Apa 6 tahun belakangan ini lo bahagia?" Tanya yujin.

"Ha..hah?"

"Apa 6 tahun ga ketemu gue bikin hidup lo lebih baik?"

"...." minju diam.

"Kak"

"Hm?"

Yujin masih diam di bahu minju, ia takut harus bicara tatap muka dengan minju. Takut akan mencium minju saat itu juga.

"Gue emang pacaran sama chaewon, tapi gue ga yakin bakal nikahin dia. Gue ga yakin sama hati gue yang patah dan belum tersambung" kata yujin.

"Chaewon baik kak, sangat baik sampai gue takut bakal nyakitin dia lebih jauh. Tiap hari gue selalu doain chaewon berjodoh dengan orang baik juga"

Hening, mereka diam lagi.

"Kak"

"Apa menikah dengan sahabat gue bakal jadi keputusan bulat?" Tanya yujin.

Minju mengigit bibir bawahnya menahan tangis mendengar betapa putus asa nada pertanyaan yujin.

Minju juga masih sayang yujin, masih cinta tepatnya.

Tapi ia sudah punya chaeyeon, ia sudah menerima chae dan tak mau menyakiti chae padahal yang tersakiti itu diri minju sendiri.

Yujin bangkit dari bahu minju dan menatap lurus ke manik mata kakak kesayangannya itu.

Yujin memberikan senyum menenangkan, minju pun balas tersenyum dengan mata sudah berair.

"Gue ga pernah nyangka lo akan berjodoh sama sahabat gue sendiri kak" kata yujin tersenyum pahit.

Minju masih kuat natap yujin dengan pandangan buram nyaris mengeluarkan air mata.

Yujin mengusap bibir minju yang lagi tersenyum.

"Gue ga pernah ke bulan kak, tapi lo tau kan kalo gue sayang lo sampe ke bulan ga balik balik? Hehe" kata yujin yang hehe-nya bernada perih.

"Kenapa lo masih manis aja yujin" kata minju nyaris berbisik.

"Lo gatau rasanya kalo lo ngga ngerasain" kata yujin.

Minju dan yujin sama sama senyum kecut mengingat segala hal masa lalu yang mirip seperti sekarang ini.

"So, can i?" Ucap minju bergetar.

Yujin memegang dagu minju dan mendekatkan kepalanya, mendaratkan bibir manisnya di bibir minju.

Minju diam merasakan betapa lembutnya yujin mencecap bibir kecil minju.

Sudah 6 tahun lamanya ia tak merasakan diprilakukan semanis ini.

Yujin mencium dan memagut bibir minju perlahan penuh kasih, ia seperti tak ingin meraup bibir lembut milik bidadarinya ini.

Tangan minju pun melingkar di bahu yujin.

Seketika air mata minju jatuh saat yujin mencecap dalam bibir bawah minju.

Malam itu mereka larut dengan rasa rindu yang tak semuanya bisa tersampaikan karna minju tak ingin membuat yujin khawatir.

Setidaknya ciuman yujin menenangkan dan dapat mengantar minju untuk tidur nyenyak dan siap di hajar oleh chae keesokan harinya.




















------

Family Become FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang