7. Dejavu

1.6K 324 205
                                    

Yujin membawa chaewon makan bakso pinggir jalan.

Gatau apa niatnya bawa anak sultan makan di kaki lima.

"Gapapa kan makan disini?" Tanya yujin sambil narik kursi plastik tanpa senderan.

Chaewon senyum kaku dan ikut duduk.

"Ceo ga pernah ya makan di pedagang kaki lima gini?" Tanya yujin.

Chaewon cuma cengengesan aja.

Ini kali pertana chaewon makan di pinggir jalan dengan makanan yang entah higenis atau tidak.

Maklum, putri tunggal keluarga Kim ini untuk makan aja mesti di restoran bintang 3 paling rendah.

Untuk sekali makan bisa menghabiskan 1.2jt sedangkan malam ini yujin mungkin cuma akan keluar duit 25rebu.

"Kalo gamau kita pindah aja yuk" ajak yujin.

"Gausah, gapapa kok" cegah chaewon.

"Gapapa, kita pindah di sebrang aja yuk"

Chaewon ngeliat ke sebrang jalan dan sama hanya ada pedagang kaki lima. Kirain mau di ajak ke restoran.

"Disini aja" ucap chaewon lembut.

Yujin ngangguk dan memesan bakso 2 mangkok untuk keduanya.

Sambil menunggu pesanan, yujin dan chaewon masing masing asik memainkan hp mereka.

Diam diam yujin melirik chaewon yang fokus pada hpnya.

Gatau kenapa ngeliat chaewon bikin yujin adem. Ini juga kali pertama yujin mengajak cewek makan berdua setelah sekian lama.

"Hmm, kak" panggil yujin membuat chaewon mendongak.

"Minta nomor wa nya boleh kali? Hehe" ucap yujin.

"Oh iya, siniin hp lo"

Chaewon ngetik nomor hp nya di hp yujin lalu mengirim pesan ke nomornya agar ia juga bisa menyimpan nomor yujin.

Beberapa saat kemudian bakso datang dan mereka menghabiskannya walaupun chaewon awalnya ragu.

"Gimana?" Tanya yujin melirik bakso lalu chaewon.

"Not bad" jawab chaewon terhadap rasanya.

"Lo tinggal dimana kak?" Tanya yujin.

"Emangnya kenapa?"

"Biar gue anterin"

"Oh, apart gue ga jauh dari sini kok" jawab chaewon.

"Bolehkan gue anterin?" Tanya yujin.

"Boleh, ntar sekalian mampir aja" kata chaewon memberi senyum.

Sikap yujin mendadak berubah dari yang tadinya dingin jadi cair sampe mau nganterin chaewon.

Pikirnya mungkin sekarang waktunya buat buka hati dan move on.

.
.
.
.

Yujin dan chaewon menyusuri koridor apart menuju kamar chaewon yang berada di lantai 25.

Sesekali yujin melihat keluar kaca jendela yang di bawahnya banyak kemerlap kendaraan.

"Boleh juga ni buat bundir" celetuk yujin.

"Heh!" Sergah chaewon.

"Ehehe" cengenges yujin.

Chaewon membuka pintu apart dan mempersilahkan yujin untuk masuk.

Yujin langsung terpesona dengan apart luas milik chaewon yang punya kaca besar di dalamnya yang menembus pemandangan luar.

"Mau minum apa?" Tanya chaewon dari dapurnya.

Yujin dengan cepat tersadar.

"Adanya apa?" Tanya yujin menyusul chaewon ke dapur.

Yujin memperhatikan isi kulkas chaewon yang punya banyak stock minuman dan cemilan.

Yujin memilih mengambil 4 kaleng soju dan cemilan kacang. Udah 23th gapapa minumnya soju

Mereka duduk bersebelahan di ruang tv.

"Lo sendirian disini?" Tanya yujin.

"Iya, gue ga punya kakak atau adik"

"Pacar lo sering main ke sini kak?" Kepo yujin.

Chaewon ketawa pelan, "dibilangin gue ga punya pacar"

Mereka larut dalam perbincangan ringan hingga menghabiskan selusin soju, tentunya yujin yang paling banyak minum.

Chaewon menghabiskan 4 botol soju dan udah oleng, sedangkan yujin setengah oleng.

Dengan keadaan oleng chaewon memaksa membuang kaleng kosong di tong sampah dekat dapur.

"Biar gue aja kak" ucap yujin masih bisa mengendalikan diri.

"Ng..ngga usah, gue bisa kok hehe" jawab chaewon yang cegukan.

Yujin mengekori chaewon yang lagi buka kulkas, sampe seketika chaewon oleng dan hampir terjerembab masuk kulkas.

Tapi dengan sigap yujin menahan dengan memegang perut chaewon karna posisi chaewon membelakangi yujin. Udah kaya backhug dengan 1 tangan yujin.

Pergerakan menjadi slowmotion, chaewon sedikit menoleh ingin melihat yujin tapi tubuhnya tertahan sehingga yujin hanya dapat melihat wajah chaewon dari samping.

Hening.

Chaewon melepaskan pelukan, tubuhnya menyender pada 1 pintu kulkas yang tertutup, jarak sangat minim karna yujin tidak mundur.

Perlahan yujin menutup sebelah pintu kulkas yang terbuka, chaewon masih natap yujin dengan waspada.

Yujin yang dibawah pengaruh alkohol pun meracau tepat di samping telinga chaewon.

"Kim M..Minjoo" ucap yujin.

Hembusan nafas yujin membuat chaewon geli.

"Yujin, sadar" kata chaewon mulai tegang karna yujin menyimpan wajahnya di ceruk leher chaewon.

Yujin menarik wajahnya lalu menatap chaewon dari dekat.

Yujin senyum miring, "sorry.. Kim Chaewon"

Yujin memegang dan mengusap bibir chaewon. Dejavu, dulu minju yang mengusap bibir yujin di perpus.

"Manis?" Ucap yujin dan perlahan kepalanya maju.

Pikiran yujin sepenuhnya berada di perpus 6 tahun lalu.

Chaewon pun menutup matanya.

Yang selanjutnya terjadi sudah jelas bahwa yujin mendaratkan bibirnya pada chaewon dan menghabiskan malam bersama.
























------



Family Become FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang