4. Taman

1.6K 329 84
                                    

Yujin, yuri dan hyewon memilih tinggal serumah dengan orang tua mereka walaupun sebenarnya dengan umur segitu mereka bisa memilih untuk tinggal di apartemen.

Mereka sering berkumpul malam hari di taman belakang rumah hanya untuk sekedar mengobrol.

Yujin dan hyewon sudah berbaikan dan tak menyimpan dendam.

Sebenarnya hyewon juga ingin membantu yujin mencari minju, tapi dirinya sendiri tak tau minju pergi kemana.

Mereka sekeluarga benar benar kehilangan kontak dengan minju.

Hanya mama eunbi yang diam diam masih dihubungi oleh minju tetapi tetap saja minju meminta untuk merahasiakan dimana keberadaannya.

"Hfft, kangen minju deh. Udah 6 tahun" kata yuri mengembus nafas kasar.

Yujin tetap diam menatap langit gelap, ia sudah lama tak ingin mendengar nama minju lagi.

"Apalagi gue, kembaran gue ilang udah kaya separuh idup gue ilang" sambung hyewon.

Yuri dan hyewon bersamaan melihat yujin.

"A..apaan?" Tanya yujin.

"Lo ga kangen minju?" Tanya hyewon.

"Ngapain kangen, dia juga udah ga inget gue" kata yujin tersenyum miring menahan menertawakan dirinya sendiri.

"Kenapa lo ga pernah usaha sih nyari minju?" Tanya yuri.

"Untuk apa usaha buat orang yang udah lama nyerah" ucap yujin dalam.

"Waktu itu lo masih kecil, sekarang waktunya buat lo usaha!" kata yuri.

"Usaha apa? Mama papa udah punya bian, itu bikin semuanya makin rumit!" Mendadak omongan mereka menjadi sensitif.

"Udah udah, jodoh ga kemana. Kalo jodoh gue yuri juga mah ngga kemana hehe" kata hyewon mencairkan suasana.

"Yeu!" Ucap yuri padahal malu malu mau.

"Udah ah, gue ke kamar dulu" kata yujin lalu melangkahkan kakinya masuk ke rumah.

.
.
.
.

Hari ini hari minggu yang mana hari untuk yujin tidur seharian.

Minggu itu memang cocok jadi hari ngga produktif buat Ahn Yujin.

Lagi asik asik tidur tiba tiba hidung yujin terasa gatal. Sekali ia menggosok idungnya yg gatal tapi berkali kali lagi makin gatal.

Dengan kasar yujin menggosok hidungnya lalu terdengar suara tawa melengking dari bocah yang ternyata mengusik tidur yujin.

"Akh bocah ngapain!" Kata yujin kesal.

"Bang yujin kebo, ini itu udah mau sore tau!" Balas si bocah sambil berkacak pinggang.

Yujin melihat jam dindingnya yang menunjukkan pukul 2 siang.

"Bang yujin udah janji mau ngajak aku main diluar sama kak jisu" kata bian.

"Lah bukan aku yang janji, jisu kali yang janji" kata yujin tak terima.

"Mamaaaaa!!" Rengek bian dengan suara melengking.

"Jangan teriak teriak bocaah!!" Kata yujin menutup pelan mulut bian dengan tangannya.

Bian dengan sekuat tenaga melepaskan tangan yujin di mulutnya.

"Kalo ga mau nemenin bian bakal teriak ni" ancam bian dengan tatapan kesal.

"Akh iya iya aku temenin ntar!" Kata yujin mengacak rambutnya kasar.

Yujin ngga suka mendengar rengekan bian yang manja, ia lebih baik mengalah dari pada melihat bian nangis.

Bian senyum penuh kemenangan lalu keluar kamar yujin sambil sedikit melompat.

Yujin menghela nafas lalu bersiap siap, ia akan menjemput jisu dahulu karna bian pasti akan marah jika tidak mengajak jisu.

.
.
.
.

Yujin turun dari kamar menggunakan celana jeans hitam dan kaos hitamnya sambil memegang hp.

Dicarinya nama jisu di kontak hp tersebut.

"Pak yujin"

Baru saja mau menelfon ternyata jisu sudah lebih dulu berjongkok di sebelah bian.

Tampak jisu dan bian mengembangkan senyum layaknya bocah yang mau di ajak main oleh papanya.

"Baru aja mau aku telfon" kata yujin mengangkat hpnya.

"Hehe, aku kan udah janji sama bian jadi aku inisiatif dateng sendiri" jawab jisu.

"Ayo kak jisu, bang yujin" bian menarik tangan yujin dan jisu sehingga ia berada di tengah tengah.

.
.
.
.

Setiba ditaman, bian membawa skuternya untuk berkeliling.

Yujin dan jisu berdampingan mengikuti bian dari belakang.

"Lucu ya pak kalo punya anak hehe" kata jisu tampak senang mengurusi bian.

"Kamu gatau aja nakalnya bian itu gimana"

"Anak kecil wajar kok nakal, dia bakal mengcopy setiap apa yang dilakukan orang dewasa jadi bapak jangan kasar kasar sama bian" terang jisu.

Yujin diam, benar juga. Selama ini ia cukup kasar pada bian sehingga bian juga selalu kesal pada yujin.

"Bian!" Panggil jisu dengan senyum lebarnya.

"Iya kak?"

"Foto dulu pake hp kakak ya"

"Boleh" jawab bian lalu turun dari skuter sambil berpose.

"Dari posenya aja udah keliatan ni anak petakilan" ucap yujin pelan sambil geleng geleng kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari posenya aja udah keliatan ni anak petakilan" ucap yujin pelan sambil geleng geleng kepala.

Dari arah depan jisu dan yujin seseorang membawa sepeda cukup laju. Yujin panik dan menarik jisu kedalam pelukannya agar jisu tak tertabrak.

Tangan yujin melingkar di pinggang jisu sedangkan kepala jisu menyender di dada yujin.

Jisu diam, wangi tubuh yujin yang khas menyeruak masuk ke penciumannya.

"A..Ahn Yujin"













------

Family Become FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang