31. Pistol

1.3K 278 56
                                    

KRIING KRIING

Lee Chaeyeon incoming call.....

"DIMANA LO BANGSAT?!"

"Wah wah wah, tenang tuan muda Ahn" ucap chae dengan nada meledek.

"LO DIMANA ANJING?!"

"Siapa yang anjing, anjing?!!"

"ELO ANJENG" Saut yena di sebelah yujin.

Terdengar chae menghembus nafas kasar di sebrang telfon.

"Lo bawa minju kemana bangsat?!"

"Haha apa urusan lo mau tau kemana gue bawa calon istri gue?"

"Minju kak--, minju ga akan nikah sama bedebah kayak lo bangsat!"

"Hahahaha, lo ga inget seminggu lagi gue bakal nikahin minju?"

"Ngga, gue yang bakal nikahin minju!"

Yena yang mendengarkan obrolan mereka juga spontan ngeliat yujin yang udah menggeram kesal.

"Apa lo bilang? Jangan mimpi tuan muda hahaha"

"JANGAN BANYAK BACOT, LO DIMANA JING"

Sementara itu yena mengontak hyewon menyuruh hyewon melacak dimana chae dengan mengirim nomor hp chaeyeon.

.
.
.
.

Sementara itu yuri, chaewon dan hyewon masih berada di dalam mobil yang berjalan.

Hyewon dengan laptopnya dan ilmu yang ia punya melacak dimana chae.

"Gue telfon orang tua kita ya" kata yuri.

"Jangan" sergah hyewon.

"Jangan gegabah, jangan buat orang tua kita panik" sambung hyewon.

Akhirnya yuri menuruti perkataan hyewon mengingat bian yang masih kecil dalam bahaya sekarang.

Chaewon dan yuri sama paniknya sekarang. Tak menyangka chae punya niat busuk lewat minju.

"Dapet! Di depan belok kanan pak" perintah hyewon pada pak supir.

"Yuri, telfon yena dan yujin buat nyusul kita" sambung hyewon.

.
.
.
.

Yujin dan yena tiba di lokasi yang ditunjukkan hyewon. Sekitar radius 500 meter, yujin memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

Mereka tiba di rumah mewah yang berada di pedalaman. Hanya rumah mewah tersebut yang ada di sekitar sini.

"Sabar nyet!" Tahan yena berbisik.

"Buruan bego! Ntar minju sama bian kenapa napa!"

"Kalo kita masuk sekarang pake tangan kosong, bisa bisa kita yang di bunuh! Chae ga mungkin bergerak sendiri, dia pasti punya banyak suruhan" jelas yena.

Benar juga pikir yujin.

"Chaewon bakal ngirimin kita beberapa orang buat ngebantuin. Terus lo tau apa, chaewon juga bakal ngasih kita pistol!" Heboh yena mengguncang bahu yujin.

Yena heboh karna ia sudah berandai andai menjadi mafia keren dengan menenteng pistol. Beruntung juga ia dan yujin sering berlatih nembak di lapangan tembak. Cuma nembak cewek aja yang mereka ngga jago.

Setelah menunggu 10 menit di semak semak depan rumah chae. Datanglah 6 orang dengan tubuh besar suruhan chaewon.

Benar saja mereka membawa pistol rakitan.

"Pak yujin dan pak yena, mohon digunakan dengan sebaiknya. Mohon tidak membunuh siapapun dengan pistol ini, saya juga sudah menelfon polisi" kata bapak yang dikenal yujin sebagai bodyguard chaewon.

Yujin mengangguk dan menyimpan pistol tersebut di celana belakangnya, sedangkan yena beberapa menit mengaggumi pistol dan berlagak bak coboy.

Yujin meminta untuk para bodyguard dan yena menunggu diluar untuk berjaga. Ia ingin menemui chae 4 mata sebelumnya.

.
.
.
.

Yujin berhasil masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci. Ia perhatikan di setiap sudut rumah ini punya cctv, chae pasti sengaja membiarkan yujin masuk begitu saja.

"Lee chaeyeon!!" Teriak yujin didalam rumah.

Tidak ada suara apa pun.

"Minju! Bian!" Panggil yujin lagi.

"Heh centongan, keluar lo bangsat!!"

Masih tak ada jawaban.

Yujin jalan perlahan, saat baru masuk rumah ini sudah ada 2 tangga penghubung ke kiri dan kanan ruangan seperti lobby hotel.

"Chaeyeon, gue tau lo denger gue sekarang. Gue cuma minta jangan nyakitin minju sama bian" kata yujin menatap salah satu cctv.

"Welcome to my house, tuan muda!" Kata chae yang udah berdiri di tangga sisi kanan dengan senyum miringnya.

Yujin naik di beberapa anak tangga. Ia mati matian tidak menembak chae sekarang.

"Lo ada urusan apa sama keluarga gue?!" Bentak yujin.

"Calm down" kata chae masih tersenyum.

Yujin berjalan menaiki beberapa tangga untuk menghajar chae. Namun,

"Berhenti!" Teriak chae sambil menodong pistol ke arah yujin.

"Satu langkah aja lo naik ke anak tangga itu, gue pecahin otak lo!!" Bentak chae.

Otomatis yujin berhenti. Dia belum mau mati sebelum melihat minju dan bian selamat.

"Lo, dan bokap sok kaya lo itu. Dia udah hancurin bisnis keluarga gue!"

"Ambil semua yang sekiranya harta bokap lo. Tapi jangan ambil minju dan bian!" Kata yujin.

Chaeyeon malah tertawa, tapi tersirat kepedihan di tawanya.

"Jadi minju dan bian lebih berharga dari harta yang lo punya?" Tanya chae sarkas.

Yujin cuma natap chae dengan tatapan membunuh.

"Udahlah, lo jangan berharap sama kakak tiri lo. Dia udah cinta mati sama gue"

"Karna lo cuma nunjukin sifat sok angle lo ke dia. Padahal lo itu iblis menakutkan!" Bentak yujin.

Chae menyunggingkan senyum miringnya, "lo liat luka yang ada ditubuh minju? Itu semua gue yang lakuin"

Seketika yujin mengingat luka di jari, di tangan bahkan di leher mulus minju. Darah yujin mendidih, ia berlari mendekati chaeyeon.

"Ahn Yujinnn!!"

DORR!!















------

Family Become FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang