20. Dimulai

1.7K 377 18
                                    

"Kan beli banyak nih Koh, masa ga dapet diskon. Dapet kali" pinta Sana kepada pemilik toko alat tulis.

"Ini udah harga murah Neng," kata pedagang tersebut "kan barang-barng yang dibeli kulitas bagus, kalo mau yang rada jelek."

Sana memanyunkan bibir bawahnya, "Yaaah Ngkohmaah.. Ayok lah.." rengek Sana manja kepada pemilik toko tersebut.

"Ini udah saya kasih harga diskon neng, masa kualitas bagus pengen murah." balas pemilik toko tersebut "lagian ya, biasanya anak SMP kalo beli buat perlengkapan Osis itu yang kualitasnya biasa."

Jinhwan yang sedang memasukan barang-barang yang mereka beli langsung menoleh saat disebut anak SMP.

"Totalnya berapa Koh?" tanya Jinhwan,

"Satu Juta Enam ratus Tujuh puluh Lima ribu, itu sudah saya kasih diskon."

Jinhwan mengangguk, mengeluarkan kartu ATMnya dan memberikan kepada pemilik Toko tersebut.

"Loh? Kalian bukan anak SMP?"

Sana merengut sebal, "Bukan." jawabnya dengan sewot dengan mulut merengut. "Yakali ada anak SMP keluyuran dijam pelajaran gak pake seragam."

"Ya makanya tadi saya hampir aja telpon Satpol PP buat ngasih tau ada 2 murid SMP bolos" balas pemilik toko bercanda.

"Buat acara apa ini mas?" tanya pelayan toko yang sedang mengemas barang-barang yang Jinhwan dan Sana beli "acara ulang tahun anaknya ya?"

"Tadi anak SMP, sekarang ibu-ibu. Astagaaa" gumam Sana, sedangkan Jinhwan hanya terkekeh saja mendengar protes Sana.

"Ck, ini si Daniel malah pergi ke luar kota kak," adu Sana saat membaca chat masuk dari sahabatnya itu "Katanya ada acara keluarga."

Jinhwan yang sedang menyetir hanya mengangguk saja, "Udah bilang ke aku kok," jelas Jinhwan "nanti pisang nuggetnya tetep dikirim sama pegawainya."

"Kebiasaan emang itu manusia," gumam Sana kesal sembari membalas chat dari Daniel. "gak bisa apa di hidupnya sekali aja gak bikin ngumpat."

Jinhwan hanya terkekeh saja, dengan tangan kirinya mengacak-acak rambut Sana karena gemas.

"Kak ini mau beresin barang-barang biar jadi bingkisan kapan?" tanya Sana yang berusaha menghindari tangan Jinhwan yang masih bertengger di pucuk kepalanya.

"Besok aja deh, kalo sekarang takutnya kamu capek."

"Gak kok, mau sekarang aja? Tapi kalo cuma berdua gak akan beres kak. Kita bikin 100 bingkisan" kata Sana manja.

"Ya makanya besok aja, biar aku bisa nyeret satu peliharaan di rumah." balas Jinhwan dan disusul gelak tawa dari Sana.

"Terus sekarang kemana?" tanya Sana "belanjaannya mau disimpen kemana?"

"Sekarang kita ke cafe dulu aja deh, nyimpen barang-barang." jelas Jinhwan. "Atau mau nonton dulu?"

"Hah?"

"Nonton dulu aja kali ya, kata Bobby ada film baru yang bagus"

Dan tanpa persetujuan dari Sana, Jinhwan langsung membelokkan mobilnya memasuki area mall, memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil.

"Ayok," ajak Jinhwan saat membuka pintu mobil dimana Sana berada, "kalo gak ada film yang bagus, kita makan aja."

Jinhwan langsung menggenggam tangan Sana, menggandengnya memasuki area mall.

Sedangkan Sana hanya terdiam saja, meyakin kan hatinya untuk tidak membawa perasaannya untuk kali ini. Ia tak mau mengalami kekecewaan seperti sebelumnya.

Sedangkan Jinhwan memilih tidak peduli.

Tak peduli dengan tembok besar yang Sana bangun untuk menghalanginya.

Tak peduli seberapa banyak penolakan yang Sana tunjukan kepadanya.

Ya. Sepertinya usaha seorang Kim Jinhwan akan dimulai sekarang.

Tbc

Knock Knock [Jinhwan - Sana]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang