"Loh Kakak kenapa kesini?" tanya Sana saat melihat Jinhwan yang sedang mengobrol dengan salah satu pelayan cafe, "inspeksi dadakan?"
Sana sudah bekerja sekitar seminggu di cafe ini, dan itu membuat beban Jinhwan sedikit berkurang.
Lelaki mingil itu sudah tidak terlalu lelah karena harus bulak-balik memantau ketiga cafenya.
"Kamu belum pulang?" tanya Jinhwan saat melihat Sana yang baru saja turun dari lantai 2 "ini udah jam setengah 7 loh."
"Kan cafe tutup jam 10 kak," jawab Sana santai
"Terus selama kamu kerja ini kamu juga pulang jam 10?" tanya Jinhwan lagi dan dijawab anggukan oleh Sana, "Akukan udah bilang, jangan terlalu capek"
Sana hanya mencibir saja atas apa yang Jinhwan katakan "Gak ko, aku biasanya pulang jam 7" bela Sana "kakak udah makan?"
Jinhwan menggeleng sebagai jawaban, "Belum, tadi abis meeting sama pihak yang mau sewa tempat buat acara ulang tahun." jelas Jinhwan "kamu mau nemenin kakak makan?"
Sana menaikan sebelah alisnya merasa heran, "Ya makan tinggal makan kak," kata Sana "pesen ke anak kitchen"
"Gak mau makan di cafe, bosen tau" tolak Jinhwan "aku mau makan sop atau apa gitu yang anget-anget." jelas Jinhwan dengan nada suara manja, "Ayooooook"
"Iih bentar, aku ambil handphone sama tas dulu," tahan Sana yang tangannya tiba-tiba ditarik oleh Jinhwan, "bentar."
❤
"Kenapa?" tanya Sana saat akan keluar dari mobil karena mereka telah tiba di tempat tujuan, tetapi tangannya ditahan oleh Jinhwan.
"San," panggil Jinhwan dengan nada suara terdengar serak dan tatapan mata menyendu.
"Ya?" tanya Sana yang merasa bingung sendiri saat melihat tatapan mata Jinhwan yang begitu dalam.
"Maaf," kata Jinhwan dengan tangan yang semakin erat menggenggam tangan Sana.
Pertahanan Sana hancur.
Jika beberapa bulan belakangin ini ia menerima Jinhwan dengan setengah hati. Tetapi, kali ini hatinya yang lemah langsung luluh.
"Kakak gak tau kalo kamu jadi korban kakak," jelas Jinhwan "maaf, dulu kakak terlalu penakut."
Sana hanya terdiam saja, ia tidak mau mengeluarkan suaranya. Karena jika ia berbicara, air matanyapun akan ikut mengalir.
Jinhwan yang mengatakan hal ini membuat luka yang sembuh menyendiri tanpa diobati kembali terasa sakit. Entah mengapa.
"Dulu, kakak terlalu takut atas sebuah hubungan yang berakhir akan menyakitkan seperti kedua orang tua kakak." Jinhwan masih terus berusaha untuk menjelaskan apa yang harus ia jelaskan "tapi sekarang luka kakak sudah membaik, bahkan sudah sembuh"
Sana menatap teduh mata Jinhwan, suasana hening tiba-tiba terjadi diantara keduanya.
"Jadi sekarang, biar kakak yang nyembuhin luka kamu." kata Jinhwan sembari menghapus air mata Sana yang tiba-tiba menetes.
Tangis Sana semakin menjadi-jadi, entah mengapa sulit Sana kendalikan. Membuat Jinhwan menarik Sana kedalam pelukannya.
❤
"Udahan ya pelukannya, Kakak laper" kata Jinhwan tetapi tangannya masih tetap memeluk tubuh Sana dengan nyaman "lagian kita udah kelamaan di dalem, nanti mereka kira kita lagi mesum la-AAA IYAA IYAA AMPUUN"
Perkataan Jinhwan langsung berubah jadi teriakan karena Sana mencubitnya dengan kencang.
Sana menjauh dari pelukan Jinhwan, menatap tajam pada Jinhwan lalu membuka pintu dan berjalan lebih dulu keluar dari mobil. Membuat Jinhwan dengan segera menyusul Sana.
"Pake jaket aku, ini udah malem," Kata Jinhwan sembari memakaikan jaket kulitnya kepada Sana "lagian, kamu ngapain pake baju tanpa lengan sih?"
Sana melirik malas kepada Jinhwan, oh jadi ini Kim Jinhwan yang sesungguhnya?
"Ayok, aku laper" ajak Jinhwan dan lanjut berjalan sembari merangkul Sana.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Knock Knock [Jinhwan - Sana]✓
Fanfic[KIMcheees Series] Knock on my heart and open it up No need for that gold key or get lucky If you truly mean it everything's gonna be okay