33. Teror

2K 378 17
                                    

"Jadi.. Kenapa akhir-akhir ini lo ngehindar dari Jinhwan?" tanya Suzy to the point dan disusul anggukan oleh Daniel.

Sudah beberapa hari ini Sana tak pernah mau pergi bersama Jinhwan. Gadis itu bahkan tak pernah mau keluar rumah.

"Elo ada masalah sama Mas Jinan?" tanya Daniel penasaran.

Sana hanya terdiam saja, ia tak tahu apakah harus menceritakan keresahannya pada kedua manusia kepo di hadapannya ini atau tidak.

"Jangan diem aja anjir," kata Suzy yang gemas sendiri "elo kenapa?"

Sana mengambil ponselnya, memainkannya sebentar dan setelah itu menyodorkan handphone tersebut ke hadapan Daniel dan Suzy. Dimana layar android tersebut menampilkan banyak pesan masuk kepada Sana berupa ancaman dan beberapa foto darah.

Suzy langsung mengambil ponsel Sana, mengutak-atik ponsel tersebut dengan serius "Najis, neror pake nomor sendiri." gumam Suzy "Lo gak perlu takut, gue jamin abis ini gak ada lagi yang neror-neror lo"

Suzy langsung mengetikan nomor telpon si peneror kedalam ponselnya, dan setelah itu ia langsung bergegas untuk pergi.

"El, anterin gue keluar." kata Suzy pada Daniel, wajah perempuan tersebut terlihat sangat marah.

Dan setelah itu, kedua manusia tersebut hilang di balik pintu kamar Sana pergi entah kemana.

"Bi, Sana ke rumah Kak Jinan dulu ya" pamit Sana pada asisten rumah tangga di rumah, siang hari begini keadaan rumah memang selalu sepi. Papah dan Mamah yang keduanya sama-sama bekerja membuat Sana hidup bersama ART jika di waktu siang.

Jinhwan dan keluargnya memang masih tinggal di Grand Royal Resident karena rumah mereka yang di Graha Permai sedang di renovasi. Karena jarak rumah mereka yang sekarang sangat dekat, membuat Sana tak perlu repot-repot mengganti bajunya atau membawa kendaraan untuk mendatangi calon suaminya itu.

Itupun jika Jinhwan sedang berada di rumah, karena bisa saja lelaki bertubuh mungil itu sednag berada di salah satu cafenya, entah cafe yang mana.

"Sana?" tanya Bunda yang kebetulan sedang berada di teras rumah, wajahnya terlihat sedikit bingung.

"Tan-eh Bunda mau kemana?" tanya Sana saat ia sudah berada di dekat bunda dari Jinhwan.

"Kebetulan kamu kesini," kata bunda "bunda mau pergi dulu, di rumah cuma ada Jinhwan. Dia lagi sakit demam."

"Kak Jinhwan sakit?" tanya Sana suaranya menyiratkan bahwa ia sedang panik.

"Semalem badannya panas, sekarang lagi tidur." jelas Bunda "Kamu jagain dulu ya, sekalian suru dia makan. Dari pagi bunda paksa gak mau aja."

Sana langsung mengangguk, dan setelah calon ibu mertuanya itu berjalan menuju mobil, Sanapun bergegas memasuki rumah besar tersebut.

"Iya bun, nanti aku makan." gumam Jinhwan saat mendengar suara pintu kamar yang dibuka.

Tetapi bukan Bunda yang kali ini masuk kedalam kamarnya.

Jinhwan merasa heran karena bundanya tak bersuara. Tetapi, tak lama setelah itu ada sebuh telapak tangan yang sedang menyentuh kening Jinhwan, merasakan suhu tubuh Jinhwan yang terasa tak normal.

Jinhwan yang merasa bahwa ini bukan bunda langsung berusaha membuka matanya yang langsung bertatapan dengan Sana dengan tangannya masih berada di kening Jinhwan.

Jinhwan menarik tangan Sana yang berada di keningnya, menggenggamnya dengan erat. Membuat Sana sedikit tertarik untuk duduk di bibir kasur Jinhwan.

"Kenapa ga bilang?" tanya Sana yang salah satu tangannya masih digenggam oleh Jinhwan.

"Pusiiiiing," gumam Jinhwan dengan rengekan manja sembari memeluk tangan Sana.

Satu tangan Sana yang tidak Jinhwan peluk sekarang sedang sedikit memijat-mijat kepala Jinhwan, membuat lelaki tersebut semakin meringkuk mendekat pada Sana.

"Makan dulu gih," kata Sana "mau makan apa?"

Jinhwam hanya menggeleng saja sebagai jawaban, "Paiiiit," renget Jinhwan manja.

"Makan sedikit aja, abis itu minum obat." kata Sana masih terus membujuk Jinhwan "Biar sehat."

Jinhwan tak lagi menjawab, lelaki tersebut lebih memilih untuk memejamkam matanya dengan kepala yang sudah berada diatas paha Sana.

"Kita ngapain ke sini?" tanya Daniel penasaran karena dititah membawa motornya pada sebuah club malam di siang hari begini "orang gila mana yang dateng ke diskotik siang-siang?"

Suzy yang sudah turun dari boncengan motor Daniel tak lagi memperdulikan perkataan Daniel, perempuan tersebut langsung berjalan memasuki club tersebut. Disusul oleh Daniel yang tergesa-gesa karena harus memarkirkan motornya.

Daniel yang berjalan di belakang Suzy hanya mengikuti perempuan yang sudah ia anggap layaknya kakak sendiri.

Langkah Suzy benar-benar terlihat tergesa-gesa, suasanya kemarahan dan kebencian sangat terasa oleh Daniel.

PLAK

Sebuah tamparan mendarat ke sebuah pipi seorang wanita yang berada di dalam club tersebut.

"UDAH GUE BILANG! JANGAN GANGGU HIDUP JINHWAN!" teriak Suzy tepat di depan wajah wanita tersebut "JINHWAN GAK AKAN PERNAH MINAT SAMA PELACUR MACEM LO!"

Perempuan yang sepertinya memiliki usia lebih tua dari Suzy itu terlihat sangat terkejut, tetapi ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi tersenyum miring menantang.

"Dari awalkan gue udah bilang," kata perempuan tersebut "kalo gue gak bisa dapetin Jinhwan, gak ada satupun yang bisa dapetin Jinhwan!"

Suzy hanya terkekeh saja melihat kepercayaan diri wanita di hadapannya "Jangan terlalu percaya diri," bisik Suzy pada perempuan tersebut "dan jangan pernah ganggu-ganggu Jinhwan atau Sana lagi.

"KARENA GUE GAK AKAN PERNAH DIAM!! DAN MUNGKIN LO GAK AKAN PERNAH HIDUP LAGI!" tutup Suzy dan setelah itu berjalan keluar meminggalkan perempuan tersebut dikuti oleh Daniel yang masih terkejut karena melihat kebar-baran seorang Bae Suzy yang sesungguhnya.

"Prinsip hidup gue itu, semua orang boleh usik kehidupan gue. Tapi gue gak akan pernah diem kalo orang-orang disekitar gue terganggu." jelas Suzy pada Daniel saat keduanya berjalan meuju motor milik Daniel.

Tbc

Knock Knock [Jinhwan - Sana]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang