Pagi ini, kegiatan Iqbal penuh dengan latihan persiapan lomba antar kesatuan. Dimulai dari lari 10k, lalu lanjut latihan menembak sampai siang. Dan masih ada jadwal berenang nanti selepas apel siang.
Jam istirahat siang molor dari biasanya, Iqbal pulang dengan tubuh yang lungkrah.
Sebelum makan siang, Iqbal sholat dzuhur dulu di masjid bersama rekan-rekan.Iqbal melirik jam di tangan kanannya, sudah pukul 12.45. Waktu terasa cepat sekali. Masih ada sisa waktu 20 menit untuk beli makan dan istirahat. Iqbal memilih untuk tiduran sebentar, lelah sekali karena semalam kurang tidur dalam perjalanan kemudian lanjut giat latihan pagi sampai siang. Cukuplah waktu 10 menit untuk tidur, lalu mampir ke kantin sebelum jam apel siang nanti.
"SELURUH PASUKAN, TANGO SATU-SATU DI DEPAN VISUALISASI! SELAMAT SIANG, KOMANDO!!!"
Iqbal bergegas bangun setelah mendengar suara nouncher dari kantor sudah memanggil. Ah, rupanya Iqbal ketiduran sampai lewat waktu. Mana sempat makan siang.
Buru-buru Iqbal memakai sepatu boots nya, lalu berlari sambil mengaitkan kancing baju seragam satu per satu.
Perut Iqbal sudah meronta-ronta. Iqbal cuma bisa menggerutu dalam hati, kenapa dia sampai lupa tidak pasang alarm. Semoga saja kuat berenangnya nanti.Sampai di lokasi kolam renang, Iqbal sudah merasa tidak enak badan. Namun Iqbal tetap mengikuti giat ini.
Iqbal lalu melepas baju loreng dan sepatu dinasnya. Jangan dibayangkan tentara itu berenang memakai baju renang khusus. Mereka renang masih memakai kaos dan celana panjang loreng. Kebayang dong beratnya seperti apa..Sorenya tubuh Iqbal benar-benar sudah terasa sakit. Kedinginan dan pusing. Iqbal demam, mungkin masuk angin atau kelelahan dan telat makan.
Sepulang dari renang, hampir saja jatuh pingsan saat sedang sholat ashar. Dengan terpaksa akhirnya Iqbal meminta ijin untuk pulang mendahului. Tidak kuat lagi jika harus ikut apel sore yang masih 1 jam lagi, kepalanya sungguh sangat pusing.
"Komando! Selamat sore! Ijin, Ndan, saya mau pulang terlebih dahulu karena saya sakit." Iqbal menghadap komandan kompinya.
"Ya sudah, pulang dan istirahat saja di rumah. Semoga lekas sembuh. Kalau perlu apa-apa langsung hubungi piketan atau bagian kesehatan ya!" kata Komandan Kompi.
"Siap, Ndan! Terima kasih! Komando!!" Iqbal memberi hormat lalu pulang.
Iqbal hanya tiduran di kamarnya. Belum makan. Karena sore kantin di kantor sudah tutup. Iqbal tidak sanggup beli makan di luar. Kepalanya sungguh pusing. Iqbal hanya ingin tidur.
Tepat 5 menit sebelum adzan maghrib, Iqbal bangun. Kepalanya masih berat. Dipaksanya untuk bangkit dan membuat teh panas agar badannya terasa lebih hangat.
Andai ada seorang istri disisinya saat ini, tentu Iqbal tidak akan merasa hidupnya terlalu merana.Seteguk demi seteguk teh panas itu diseruput Iqbal. Rasa hangat mulai menjalar ke tubuhnya. Iqbal mencari-cari camilan apa yang bisa dia makan untuk pengganjal perutnya. Hanya sebungkus wafer roll saja yang dia temukan, lumayan buat isi tenaga sebelum sholat.
Setelah isya, Iqbal membeli mie instan dan telur. Bersyukur tetangganya ada yang buka toko kelontong, cukup jalan kaki saja sudah sampai.
Iqbal mulai memanaskan air diatas kompor dgn panci kecilnya.
Sambil menunggu, Iqbal memainkan gawainya.
Dilihatnya banyak pesan di grup WA kantor dan grup liting. Iqbal membaca sekilas yang penting-penting saja.[Mas, lagi ngapain? Aku baru pulang tadi maghrib. Ini habis mandi dan makan malam. Mas sudah makan malam? ]
Pesan dari Ririn baru saja Iqbal terima.
[Ini lagi tiduran aja, Mas sudah makan.]
Balas Iqbal sedikit berbohong.
[Ya sudah kalau Mas sudah makan. Aku mau istirahat dulu ya, capek banget. Mas jangan tidur malam-malam. Jangan main game terus.]
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA CINTA IQBAL (TAMAT)
General FictionLika-liku rumah tangga Iqbal (seorang tentara) dan Ririn (mahasiswi keperawatan), yang menjalani pernikahan jarak jauh alias LDM.