part 13

555 19 1
                                    

***************

Sudah seminggu pak Saiful dirawat di rumah sakit tempat prakteknya. Beruntung waktu itu Dimas segera memberikan pertolongan pertama pada pak Saiful yang terkena serangan jantung, kemudian dengan sigap mengantar Ririn yang pingsan dan pak Saiful ke rumah sakit.

Pak Saiful merasakan langit runtuh ketika mengetahui bahwa bukan Iqbal maupun Dimas yang menjadi ayah kandung cucunya. Hancur sudah rasanya hati pak Saiful membayangkan anaknya yang sangat disayangi dan dibangga-banggakan ternyata bak sebuah piala bergilir. Ririn... Oh Ririn....

Ririn menunggu papanya di rumah sakit, kata dokter siang nanti sudah diperbolehkan pulang, Mama Ririn sedang ada keperluan di butiknya pagi ini.

"Pa,, maafkan Ririn... Sungguh Ririn tak tahu kenapa malah jadi seperti ini." Ririn terisak pelan menyesali semua yang telah terjadi.

"Sssyyiiaappaa ssyebenalnya aaayaah bbayii iitcuu?" tanya pak Saiful dengan mulut perotnya akibat stroke ringan yang dialaminya.

"Ririn hanya melakukannya dengan Iqbal dan Dimas saja, Pa. Sungguh,, Ririn tak bohong."

Pak Saiful hanya terdiam. Anaknya memang manja, tapi selama ini anaknya tak pernah berani berbohong padanya. Tapi bagaimana mungkin hasil tes DNA tidak ada yang cocok, pak Saiful terus bertanya-tanya dalam diamnya.

Ririn pun hanya tertunduk dan menangis. Berhari-hari Ririn berusaha memikirkannya, namun belum menemukan titik terang.

**************

Iqbal menjadi duda diusia pernikahannya yang baru berumur 2 tahun lebih sedikit. Berbagai gunjingan dia dengar dari tetangga, rekan-rekan dan seniornya. Bahkan para atasan pun juga menjadikan kasusnya untuk bahan pembelajaran semua anggota. Namun Iqbal tak terlalu memusingkannya. Betul apa yang disampaikan komandan waktu apel tadi pagi.

" Sebagai seorang lelaki, kita harus jadi pemimpin dan pemegang kendali dalam keluarga. Harus punya harga diri dan cinta kasih agar dihormati dan disegani anak istri. Jangan sampai kita terlalu lemah atau terlalu cuek hingga membuat istri berselingkuh. Sebaliknya juga begitu, jangan mentang-mentang kalian yang kerja keras dan merasa paling berkuasa jadi malah seenaknya selingkuh sana-sini. Ingat, jangan sampai anak yang jadi korban dan kalian menyesal. Kalau ada masalah dengan istri, ingat anak. Kalau bosan pada istri, ingat anak. Kalau berniat mau macam-macam walau tidak ketahuan istri, ingat anak."

Iqbal merasa gagal total menjadi pemimpin dalam rumah tangganya. Kesabarannya menghadapi Ririn ternyata adalah bukti kebodohannya yang tak bisa mendidik istri dengan baik. Iqbal tak akan pernah melupakan Ririn, namun dia akan menjadikan kisahnya dengan Ririn di masa lampau sebagai sebuah pelajaran yang teramat sangat berharga.

Diantara Ririn dan Iqbal sudah tidak pernah saling komunikasi lagi. Iqbal pun juga tidak akan memberikan nafkah untuk anak Ririn karena itu bukan anak kandungnya, kesepakatan ini sudah tertulis diatas kertas bermaterai sebagai perjanjian cerai mereka.
Ririn dan Iqbal menjalani kehidupan mereka masing-masing.

**************

Empat bulan usai bercerai, Iqbal pun mengutarakan isi hatinya pada Annisa.

"Nisa, makasih ya, kamu tak menjauhi aku dan tetap menjadi sahabat terbaikku. Berkat bantuanmu, aku dapat menyelesaikan masalahku dengan baik. Jujur, sudah lama aku menyukaimu, bahkan aku mencintaimu. Namun aku ragu, apakah kamu juga menyukaiku saat ini yang hanya seorang prajurit tentara dan berstatus duda?" tanya Iqbal pada Nisa sore itu di sebuah taman depan Balai Kota Malang.

"Bang, bukan masalah pangkat maupun status. Nisa juga suka sama Abang. Bagi Nisa, bang Iqbal adalah lelaki yang baik, hanya saja situasi kemarin yang membuat Abang kurang beruntung. Nisa salut pada kesabaran Abang selama ini."

DILEMA CINTA IQBAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang