part 10

558 16 1
                                    

************

Ririn dan Iqbal saling membisu sepanjang perjalanan pulang dari kedai bakso itu. Ririn sesekali terisak, kecewa dengan kehamilannya itu karena kurang sebentar lagi dari kelulusannya, atau mungkin Ririn sedih karena tak tahu anak siapa yang ada dalam rahimnya?

Sedangkan Iqbal memilih memendam amarahnya saat ini. Percuma saja Iqbal mendesak Ririn bicara, sepertinya tak akan ada jawaban apa-apa yang keluar dari mulut Ririn. Iqbal akan menunggu mertuanya pulang, mereka sudah harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sampai di rumah, Ririn langsung masuk ke kamarnya. Sedangkan Iqbal memilih duduk di ruang tamu saja. Iqbal merasa muak jika harus sekamar lagi dengan istrinya itu. Entah kenapa, Iqbal yakin sekali janin itu bukan hasil benih Iqbal.

Sorenya ba'da Ashar, Papa dan Mama Ririn pulang. Iqbal menyapa mertuanya seperti biasa.

"Sore, Pa, Ma!"

"Iya, mana Ririn?"  Tanya papa Ririn.

"Ririn ada di kamarnya. Pa, ada yang ingin Iqbal sampaikan." Iqbal memantabkan hati.

"Ada apa? Kalian bertengkar lagi?? Heran Papa sama kamu, Bal, setiap pulang kok pasti bikin masalah dan ribut terus. Papa semakin ragu kamu bisa bahagiakan Ririn atau nggak."

Iqbal hanya diam tertunduk saja. Seperti biasa, pak Saiful, mertua Iqbal itu akan selalu menyalahkan Iqbal tanpa tahu masalahnya seperti apa.

"Awas saja kalau kamu sakiti hati Ririn, Mama nggak terima!" Jari telunjuk bu Saiful terarah pada Iqbal.

"Ya sudah, papa mau ganti baju dulu."

********

"Pa, Ririn saat ini hamil." Kata Iqbal pelan.

"Apa??? Bagaimana dengan kuliahmu, Rin? Tinggal sebentar lagi. Apa bisa kamu lanjutkan dengan kondisi hamil seperti itu?" Pak Saiful terkejut dan sedikit emosi.

Bu Saiful pun tak kalah kaget. Ririn hanya terisak.

"Pa, jujur Iqbal ragu janin yang dikandung Ririn itu anak Iqbal atau bukan."

Plaaaaaakkkkkkk........

Tamparan keras pak Saiful mendarat di pipi Iqbal. Bibir Iqbal perih, bau darah dan rasa anyir terasa diujung mulutnya.

"Apa maksud kamu?? Berani sekali kamu bicara seperti itu? Kamu pikir anakku selingkuh sampai hamil??? Kurang ajar kamu, Iqbal!! Kami ini keluarga terpandang, tak mungkin berbuat hal menjijikkan seperti itu." pak Saiful marah. Dicengkeramnya erat-erat kerah baju Iqbal. Iqbal tak melawan.

Ririn masih terisak tanpa sepatah katapun. Bu Saiful terlihat menenangkan suaminya, mungkin khawatir jika Iqbal akan melawan atau mungkin suaminya terkena serangan jantung karena luapan emosinya. Iqbal sudah memantabkan hati, dia harus bela harga dirinya saat ini.

"Iqbal sudah lama tidak menyentuh Ririn, dan bbrp bulan lalu Iqbal memergoki Ririn sedang di pantai dengan lelaki bernama Dimas." Iqbal mulai bicara lagi ketika pak Saiful melepaskan cengkeramannya.

Orangtua Ririn seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan Iqbal. Ririn memang terlihat sangat dekat dengan Dimas. Tapi tak mungkin rasanya anak kesayangan mereka berbuat sehina itu. Apa kata orang-orang jika benar janin itu bukan anak Iqbal?

"Ririn,, katakan pada kami, apa benar yang dikatakan Iqbal?? Anak siapa itu, Rin??? JAWAB!!!!! Pak Saiful membentak anaknya untuk pertama kali dalam hidupnya.

"Ririn tak tahu!!" Ririn semakin menangis, tak menyangka papanya akan tega membentaknya seperti itu. Sejak kecil belum pernah Ririn lihat papanya semarah itu padanya.

DILEMA CINTA IQBAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang