part 7

510 19 1
                                    

Ciiiiiiiiiiiiiiittttttttttttt..........
Bbrrrraaaaaaaaakkkkkkkkkkkk..........  

"ALLAHU AKBAR!!!!!!"

Dentuman keras itu sontak membuat para penumpang berteriak. Beberapa anak kecil menangis karena takut. Tak sedikit pula yang luka ringan karena terbentur kursi maupun kejatuhan tas.

Iqbal yang tertidur seketika bangun mendengar suara decitan rem dan goncangan karena tabrakan hampir saja membuat Iqbal jatuh. Iqbal tak tahu seperti apa kronologisnya. Yang dia tahu, bus yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Dilihatnya jam ditangannya, sudah pukul 23.00.

Penumpang berebut keluar dari bus, saling injak dan tabrakan tak dapat dihindari karena lampu di dalam bus tidak menyala. Teriakan dan tangisan membuat suasana semakin riuh.

Iqbal teringat Annisa. Tanpa pikir panjang dia segera berdiri dan mencari Annisa.
Annisa masih duduk di kursinya, rupanya Annisa sedang berusaha menenangkan Febby yang histeris karena syok dan ketakutan.

"Nisa, apa yang terjadi?" Tanya Iqbal.

"Aku juga nggak tahu, tiba-tiba saja bus ini mengerem mendadak, lalu menabrak sesuatu."

"Ayo, kita lekas turun! Bahaya kalau kita diam di dalam bus ini."

"Ayo, Feb. Diluar lebih aman daripada disini." Bujuk Nisa.

*********

Bus Patas ini rupanya sedang kejar-kejaran dengan rekan bus yang lain. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana bus jawa timuran kalau di jalan raya, setiap rintangan pasti akan menyingkir sendiri, saking nekatnya dan tidak mau mengalah. Pada waktu mau menyalip ternyata ada mobil avanza dari lawan arah yang lampunya mati sebelah. Tabrakan pun terjadi. Begitu kata salah seorang saksi mata.

Kondisi mobil avanza hitam itu cukup parah. Sepertinya para penumpang mengalami luka ringan hingga sedang. Namun orang yang duduk di kursi sopir itu mengalami luka serius, kakinya terjepit, sehingga sulit untuk dievakuasi. Seketika orang-orang berkumpul untuk membantu para korban atau sekadar melihat dan merekam saja.

Iqbal sebagai seorang tentara sudah dilatih untuk sigap menangani masalah darurat seperti ini. Segera Iqbal mengajak orang-orang untuk membantu evakuasi korban tersebut.

Namun karena keterbatasan alat dan kondisi TKP yang gelap membuat evakuasi susah dilakukan. Mereka hanya bisa menunggu datangnya bantuan dari kepolisian.

Sementara itu beberapa orang berhasil mengamankan sopir bus yang berusaha kabur.
Sedangkan Annisa, layaknya seperti seorang dokter profesional, segera mengambil peralatan medis yang dibawanya dan memeriksa para korban. Bahkan ada ibu hamil yang mengalami kram perut, mungkin karena kaget. Tak ada rasa syok dan takut yang terlihat pada Annisa. Iqbal kagum, sungguh sangat kagum pada sahabatnya itu.

Kondisi TKP masih ramai. Sopir avanza sudah berhasil dievakuasi dan dibawa ambulance ke rumah sakit terdekat. Mobil patroli polisi pun masih ada disini, menunggu pak polisi selesai olah TKP dan interogasi beberapa saksi mata.

Dari informasi yang Iqbal dengar, kecelakaan tersebut mengakibatkan belasan orang luka ringan, 3 orang luka sedang, dan 1 orang luka cukup parah.

Setelah semua urusan selesai, Iqbal dan penumpang lainnya dialihkan ke bus lain. Perjalanan mereka tertunda sekitar 2 jam lebih.
Iqbal melihat kursi samping Annisa kosong.

"Teman kamu tadi kemana?" Tanya Iqbal.

"Siapa? Febby? Oh, dia dijemput papanya tadi. Rumahnya nggak terlalu jauh dari sini."

"Oh, syukurlah.. Aku lihat tadi dia sangat ketakutan."

"Iya, Febby trauma sekali. Sekitar 6 tahun yang lalu pernah mengalami kecelakaan mobil yang merenggut nyawa mamanya." Jelas Nisa dengan nada pelan.

DILEMA CINTA IQBAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang