***************
Kedai Kopiku milik Iqbal kian ramai, sudah ada seorang karyawan yang bisa dipercaya Iqbal untuk meng-handle kedai miliknya disaat Iqbal sedang ada tugas dinas luar. Omset yang lumayan besar Iqbal pakai untuk membuka stand booth aneka jus di depan koperasi kantornya dan sebuah franchise cheese tea di sebuah pujasera kotanya.
Nisa masih bekerja di Rumah Sakit TNI AU. Dan sudah setahun ini setiap hari Minggu Nisa mempunyai kesibukan baru, membuka pemeriksaan gratis untuk kaum dhuafa di rumahnya. Nisa ingin hidup dan ilmunya bisa bermanfaat untuk orang lain. Banyak yang datang untuk berobat dengan Nisa, karena Nisa sudah dikenal sebagai dokter yang ramah dan baik. Pernah seorang janda miskin datang malam-malam ke rumah Nisa, karena anaknya demam tinggi. Nisa memeriksa dan merawat anak itu dengan ikhlas dan sabar. Tak sedikitpun Nisa pungut biaya perawatan maupun pengobatan.
Iqbal sangat bersyukur memiliki istri yang sholehah, cantik, cerdas dan baik hati seperti Nisa. Meski setelah 3 tahun menikah belum juga dikaruniai momongan namun Iqbal tak pernah mempermasalahkan dan mengeluh.
Sejak setahun menikah mereka sudah periksa kesehatan reproduksi masing-masing, hasilnya tidak ada masalah dengan keduanya. Iqbal sadar sepenuhnya, hadirnya seorang anak adalah suatu rejeki yang tidak bisa kita tolak dan tidak bisa kita percepat. Bukan karena subur dan tidak subur, namun semua itu hak ALLAH semata. Iqbal dan Nisa yakin mereka pasti akan dikaruniai anak, jika memang tidak hadir di dunia ini pasti telah ALLAH siapkan di surga nanti.
******
Ririn dan Rangga akhirnya menikah saat Ririn sudah lulus S2. Pernikahan ini tak diharapkan Rangga. Demi tetap tertulis menjadi ahli waris orangtuanya, Rangga menerima perjodohan ini. Sedangkan Ririn pun tahu pernikahan ini terjadi karena adanya keterpaksaan diantara mereka, Ririn sempat protes pada papanya namun papanya tetap memaksa.
Setahun pernikahan mereka, Ririn telah hamil 2 kali, namun kesemuanya gugur saat usia kandungan berkisar 12-13 minggu. Hingga kini Ririn masih dalam masa penyembuhan, tidak boleh hamil dulu hingga 6 bulan ke depan.
Ririn hidup bergelimangan harta suaminya, tinggal di sebuah rumah besar, mobil pun Ririn dapatkan sebagai mahar pernikahannya. Ririn juga bebas bekerja sebagai dosen honorer di sebuah kampus keperawatan untuk mengisi waktu luangnya. Namun entah mengapa hati Ririn tetap terasa hampa. Rangga terlalu cuek padanya, seolah tujuan hidup Rangga hanya fokus pada perusahaan.
*******
"Rangga, antarkan aku ke dokter. Aku tak enak badan sejak kemarin. Hari ini jadwal kontrol kondisi rahimku ke dokter kandungan." pinta Ririn pada suaminya suatu pagi. Papa dan mama Ririn sedang ada acara selama seminggu di Jakarta
"Aku nggak bisa, Rin. Ada meeting penting dengan klien hari ini. Kamu minta tolong diantar sopir saja. Aku mungkin pulang malam." jawab Rangga acuh tak acuh.
"Kenapa sich kamu nggak pernah peduli sama aku? Istri lagi sakit tapi kamu tetap memprioritaskan pekerjaanmu. Memangnya kamu anggap aku ini apa?" Ririn tak tahan lagi dengan perlakuan Rangga.
"Kamu tahu sendiri kan kesibukanku seperti apa? Dari awal aku sudah jelaskan sama kamu. Aku menikahimu karena terpaksa, aku cuma tak ingin bernasib sama seperti kakakku. Sebelum kita memutuskan menerima perjodohan ini bukankah kita sudah saling berjanji tidak akan menuntut macam-macam dan tidak saling mengganggu privasi dan pekerjaan kita. Aku juga tak pernah melarangmu bekerja. Mengapa sekarang kamu protes?" Rangga buru-buru meraih tas kerjanya dan keluar kamar meninggalkan Ririn yang masih terdiam di kasur.
Ririn lagi-lagi harus merasakan kekecewaan dengan perlakuan Rangga. Sudah sering Ririn cerita pada orangtuanya, namun mereka selalu minta Ririn lebih sabar dan memaklumi kesibukan Rangga. Tak pernah lagi dia dibela dan dimanja orangtuanya. Ririn jadi merasa sendiri di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA CINTA IQBAL (TAMAT)
Tiểu Thuyết ChungLika-liku rumah tangga Iqbal (seorang tentara) dan Ririn (mahasiswi keperawatan), yang menjalani pernikahan jarak jauh alias LDM.