***************
"Nisa, mau kah kamu bertunangan denganku sebelum aku berangkat dinas?"
"Abang sudah benar-benar yakin sama Nisa?"
"InsyaALLAH, aku sudah yakin dan mantab. Keluargaku juga sudah merestui. Kalau kamu mau, secepatnya aku akan menemui Ayahmu."
"Setahun bukan waktu yang singkat Abang, apakah selama setahun nanti Abang akan berusaha selalu menjaga hati dan janji Abang untuk tetap setia pada Nisa? Bukankah lebih baik jika kita belum ada ikatan apapun, kalau seandainya Abang menemukan yang lebih baik dari Nisa nanti Abang tak perlu memutuskan hubungan dengan Nisa, jadi persahabatan dan silaturahmi kita akan tetap terjaga dengan baik tanpa ada yang tersakiti."
"Nisa, percayalah padaku, insyaALLAH aku bisa setia." Iqbal berusaha meyakinkan Annisa. Iqbal tak ingin kehilangan wanita sebaik Nisa.
"Abang, godaan pasangan yang sudah punya ikatan itu lebih besar lho daripada yang masih berteman biasa. Abang sanggup melewati apapun godaan itu?" tanya Nisa sambil tersenyum.
"Kamu mengenalku sejak kita masih kecil, mana pernah aku ingkar janji? Aku ini lelaki setia, kamu tak perlu ragukan itu." Iqbal ikut tersenyum.
"Iya, Abang bisa setia, tapi wanita sekarang itu banyak yang agresif mau menggoda lelaki duluan. Contohnya coba Abang lihat fenomena jaman sekarang. Ada foto tentara berseragam ganteng saja sudah banyak yang klepek-klepek dibuatnya. Langsung viral dan terkenal, bahkan para wanita bersuami pun ikut terpesona. Diantara sekian banyak wanita yang iseng mengagumi dan cuma untuk seru-seruan, pasti ada lah yang akan berani menggoda juga. Kalau nanti Abang seperti itu gimana? Sanggup tidak menolak godaan itu, apalagi wanita cantik yang menggoda?"
"Hahahaha... Berarti secara tidak langsung kamu bilang kalau aku ganteng kan? Hahaha... Nisa sayang,,, aku sudah cukup kenyang mengambil hikmah dan pelajaran dari kelamnya pernikahanku kemarin. Aku tak mau gegabah lagi. Cantik rupa tidak menjamin akhlaknya cantik juga. Aku sudah mengenal kamu dengan baik, kamu cantik dalam segala hal. Aku ingin bahagia bersamamu."
"Apaan sich Abang ini.. " Nisa menjadi salah tingkah dan tersipu malu.
Bagi Nisa, Iqbal adalah cinta pertamanya. Bukan karena tidak ada lelaki yang mau mendekati Nisa, namun Nisa sangat menjaga hatinya. Tak ingin hanya main-main, tak mau cinta pertamanya diberikan pada selain calon suaminya kelak.
Iqbal tersenyum manis melihat kekasih hatinya tertunduk malu.
Annisa, seorang dokter cerdas yang cantik dan manis. Tutur katanya halus dan lembut. Dia pandai menjaga sikap. Lelaki mana yang tidak tertarik pada seorang Annisa. Dia bukan gadis yang dengan mudahnya dirayu dan disentuh lelaki. Betapa beruntungnya kedua orangtua Nisa, mempunyai anak perempuan seperti Annisa. Itulah yang membuat Iqbal tak ingin kehilangan Nisa."Hahaha... Jangan manyun gitu, semakin kamu manyun wajahmu semakin menggemaskan. Bahaya kalau sampai aku khilaf." Iqbal tertawa lagi.
"Aduh,, sudah-sudah.. Abang makin nggak jelas omongannya.. Ehmmmm,,, bismillah... Nisa terima tawaran Abang untuk tunangan kalau Ayah merestui."
"Sungguh?? Alhamdulillah.. Kapan aku bisa menemui Ayahmu?"
"Kalau malam ini bagaimana? Abang libur kah weekend ini? Abang temui Ayah dulu, minta ijin pada Ayah. Kalau Ayah memberi restu, baru kita adakan acara lamaran. Biar keluarga Abang datang waktu acara lamaran saja, kasihan kalau bolak-balik."
"Bisa, aku malam ini free, besok pagi standby tapi masuknya siang kok jam 8." jawab Iqbal
"Baiklah, kalau begitu nanti sore kita berangkat ke Surabaya. Mau naik bus atau kereta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA CINTA IQBAL (TAMAT)
General FictionLika-liku rumah tangga Iqbal (seorang tentara) dan Ririn (mahasiswi keperawatan), yang menjalani pernikahan jarak jauh alias LDM.