Iqbal merasa sangat kacau. Pernikahan seperti apa yang sedang dia jalani sekarang? Iqbal sudah mati hati untuk Ririn, istrinya. Perbuatan Ririn tidak bisa Iqbal maafkan lagi. Tapi bagaimana caranya lepas dari Ririn? Sampai kapan pernikahan ini bisa bertahan?
*****
[Abang sampai mana?]
[Barusan turun dari bus, ini masih diterminal nunggu ojek.]
[Oke, Nisa tunggu di cafe ya]
[Ok.]
************
Iqbal tiba di sebuah cafe coklat sekitaran kota Batu. Temaram lampu menghiasi tiap sudut cafe bergaya klasik yang instagramable itu. Meskipun ini malam Senin, namun cafe itu tetap ramai dikunjungi anak-anak muda, yang datang beramai-ramai maupun yang hanya berdua saja.
Annisa memesan secangkir coklat panas dan seporsi roti bakar, Iqbal pun juga memilih memesan menu yang sama. Hawa dingin kota Batu sungguh menusuk tulang. Suhu 12 derajat celcius ini serasa menembus jaket yang tebal.
"Ada apa dengan muka Abang?" Tanya Nisa keheranan melihat wajah Iqbal yang membiru memar.
"Aku berkelahi." Iqbal bingung dan ragu harus bagaimana memulai cerita ini.
"Astaghfirullah... Ada masalah apa sampai berkelahi? Ayah pernah bilang sama Abang kan, kalau Abang kelak jadi tentara tidak boleh digunakan untuk semena-mena dan berbuat sesuka hati. Abang lupa?"
"Aku nggak lupa, Nis. Aku selalu ingat kata-kata ayahmu. Aku berkelahi karena harga diriku dihancurkan." Iqbal tertunduk dalam-dalam.
"Ada masalah apa sebenarnya? Cerita sama Nisa."
"Nisa, kalau aku cerita kebenaran, apakah kamu mau mendengarkan aku hingga aku selesai bercerita? Agar tidak ada salah paham."
"Memangnya ada apa sich?" Nisa semakin penasaran.
"Kamu mau janji mendengarkan aku dulu sampai selesai?"
"Iya, insyaALLAH.."
"Nisa, pertama aku minta maaf tidak pernah bercerita tentang kehidupan pribadiku. Aku ingin jujur sekarang, aku sebenarnya sudah menikah hampir 2 tahun...."
"Apa??" Nisa terkejut, matanya terbelalak dan mulutnya menganga. Lalu beberapa saat dia tersadar dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan.
"Dengarkan aku dulu, Nis. Tolong dengarkan penjelasanku sampai selesai."
"Tapi kenapa Abang harus bohong?? Kenapa nggak dari awal Abang cerita, biar Nisa bisa tahu diri dimana posisi Nisa. Nisa nggak mau menyakiti hati sesama wanita gara-gara berduaan dengan suami orang. Nisa nggak mau dianggap sebagai perusak rumah tangga orang lain." Nisa terisak, ada perih terselip dihatinya.
"Tapi aku nggak mencintai istriku. Dia tak pernah bisa menghargai dan menghormati aku sebagai suaminya. Keluarganya juga selalu merendahkan aku. Aku tersiksa dengan pernikahan ini."
"Lalu dimana istri Abang? Apakah istri Abang tahu kita sering bertemu?"
"Istriku di Nganjuk. Dia nggak mau ikut aku ke Malang. Alasannya karena masih kuliah. Tapi hari ini aku jadi tahu alasan sebenarnya, ternyata dia punya selingkuhan disana."
"Astaghfirullah.. Darimana Abang tahu kalau istri selingkuh? Jangan berprasangka buruk."
"Hari ini aku pergoki istriku jalan berdua di pantai dengan lelaki lain."
"Innalillahi.. Abang yakin mereka selingkuh?"
"Aku nggak tahu mereka sudah berbuat sejauh apa, berapa lama hubungan mereka. Yang aku tahu, aku tadi melihat dengan mata kepalaku sendiri mereka gandengan berdua di pantai, sedangkan teman-teman yang lainnya entah dimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA CINTA IQBAL (TAMAT)
General FictionLika-liku rumah tangga Iqbal (seorang tentara) dan Ririn (mahasiswi keperawatan), yang menjalani pernikahan jarak jauh alias LDM.