Memarkirkan mobilnya dia area parkir sebuah function hall, setelah itu Xavier dan Iris pun mulai melangkah turun dan melangkahkan kaki mereka menuju gedung itu. Iris yang berjalan di sebelah Xavier tampak sedikit gugup ketika mereka akhirnya melangkah masuk dan mendapati ada begitu banyak orang di sana. Xavier yang menyadari kegugupan wanita itu tampak sedikit tersenyum lalu tiba-tiba dia meraih tangan Iris dan menggenggamnya erat, berharap hal itu bisa membuat wanita itu sedikit lebih tenang.
Iris yang merasakan hal itu kontan menoleh untuk menatap tangannya yang saat ini berkaitan dengan milik Xavier. Beralih dia pun mulai menatap pria yang sedang berjalan di sebelahnya. Melihat Xavier yang sedang tersenyum membuat rasa gugupnya perlahan bisa sedikit dia atasi. Alhasil senyuman pun muncul di wajah Iris.
Mereka berdua terus melangkah untuk mencari keberadaan si tuan rumah. Sampai akhirnya indra penglihatan Xavier mulai menangkap sosok yang dicarinya, yang berada di salah satu meja bundar, sedang mengobrol dengan beberapa orang. Masih terus menggandeng tangan Iris, dia menuntunnya untuk menghampiri Antony.
"Permisi, Mr. Alexander." Ucap Xavier, membuat Antony segera menoleh dan bangkit dari duduknya.
"Xavier, akhirnya kau datang." Antony menyambutnya dengan sebuah pelukkan hangat. "Dan kau datang dengan..." kalimat Antony terhenti ketika dia melihat keberadaan salah satu mahasiswanya.
"Hmm...halo, Mr. Alexander. Aku ucapkan selamat atas pernikahanmu." Sapa Iris, seraya mengarahkan sebelah tangannya kepada Antony.
"Oh iya, terimakasih Miss. Nicholson." Balasnya, sambil menjabat singkat tangan Iris. Lalu dia kembali mengarahkan pandangannya pada Xavier. "Jadi Mr. Abraham, kau..." Antony kembali berbicara, tapi lagi-lagi kalimatnya tidak sampai selesai.
Xavier yang tau apa yang ingin dikatakan oleh temannya itu segera menatapnya sambil samar-samar memberikan kode kalau dia akan menjelaskannya nanti. Dan Antony tampak hanya bisa tersenyum.
"Antony?" Ucap seorang wanita dengan gaun pengantin yang tiba-tiba datang menghampir mereka.
"Oh iya, ini istriku, Diana. Diana, mereka adalah Xavier dan Iris." Antony pun segera saling memperkenalkan mereka.
"Senang bisa bertemu dengan kalian." Sambil tersenyum dan dengan bergantian Diana menjabat tangan Xavier dan Iris. "Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanya Diana tiba-tiba, yang membuat Xavier serta Iris tampak tertegun lalu saling tatap satu sama lain dengan bingung.
"Hmm...ka-kami ini..." "sebenarnya kami itu..." kebingungan melanda mereka berdua.
"Oh, Diana. Mereka berdua itu hanya teman."
"Ah iya, kami berdua hanya teman." Ucap Xavier dengan nada sedikit tinggi, merasa sedikit lega.
"Iya, kami hanya teman. Tidak lebih." Tambah Iris, yang juga merasakan hal yang sama.
Mendengarnya membuat Diana tampak menurunkan kedua sudut bibirnya. "Oh, maafkan aku. Dimataku kalian berdua kelihatan sangat cocok, jadi aku kira kalian..."
Xavier pun sedikit terkekeh. "Tidak masalah." Ucapnya, yang kemudian menoleh sesaat ke arah Iris.
"Ya sudah, nikmatilah pestanya dan makanlah setiap makanan yang ada. Tidak perlu merasa malu. Kami permisi dulu untuk menyapa tamu yang lain." Ucap Antony, lalu setelah mendapat respon anggukkan dari Xavier serta Iris, Antony dan Diana melangkah pergi meninggalkan mereka.
Setelah kedua pasangan itu pergi, dengan segera Iris menghela nafasnya lega. Xavier yang melihatnya tampak tersenyum cukup lebar. "Bagaimana perasaanmu?"
"Entahlah." Balas Iris, yang kembali membuat Xavier tersenyum lebar.
"Kau mau minum?"
Iris segera mengangguk cepat, "tawaran yang bagus." Dengan begitu mereka berdua melangkah menuju meja minuman.
![](https://img.wattpad.com/cover/188753409-288-k185350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault (Hendall)
RomanceBagi Xavier mencintai sosok Iris adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidupnya. Tapi di sisi lain hal itu juga merupakan suatu hal yang paling membahagiakan baginya karena berkat wanita itulah dirinya bisa merasa seperti dihidupkan kembali. Karena...