20

141 21 6
                                    

Setelah Iris mengetahui fakta soal Irene secara langsung dari Xavier, dia memilih untuk menjauh untuk sementara waktu dari pria itu. Dan Xavier mengerti dengan keputusannya.

Dihari liburnya, di jam sembilan pagi Iris meminta Ivanka untuk menemuinya di sebuah cafe. Iris memang masih belum bisa menerima fakta yang diungkapkan oleh Xavier, oleh karena itu dia ingin menanyakannya lagi kepada Ivanka. Walaupun dia tau mungkin jawabannya akan sama saja, sama-sama akan membuat perasaannya hancur.

Dia memilih untuk bertemu dengan Ivanka di cafe karena jika dia datang ke rumah dan ada David di sana, dia takut akan ada suatu hal buruk terjadi. Selain itu dia juga tidak ingin melihat wajah ayahnya itu.

Iris yang sudah datang sejak sepuluh menit yang lalu, akhirnya melihat keberadaan Ivanka yang baru saja memasuki cafe. Sedikit mengangkat tangannya ke udara, sebagai kode kepada Ivanka, dan hal itu berhasil membuat Ivanka melihat keberadaan Iris.

"Hi, sayang." Sapa Ivanka, seraya memeluk hangat Iris. "Jadi, apa yang ingin kau tanyakan kepada Ibu di Sabtu pagi ini? Hm?" Lanjut Ivanka, seraya mendudukkan dirinya.

Iris pun menghela nafasnya cukup panjang sebelum menjawab pertanyaan Ivanka. "Aku ingin bertanya soal Irene. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" Ucapnya, membuat Ivanka tertegun sesaat, kemudian berusaha menyembunyikan rasa kekhawatirannya.

"Kau sudah tau apa yang terjadi padanya. Dia itu..."

"Irene bukan meninggal dunia karena sakit kan, Bu? Tapi...karena bunuh diri."

Kontan Ivanka tertegun. Dia terkejut karena anaknya itu akhirnya mengetahui fakta soal kakaknya. Dia dan David memang dengan serapat mungkin menutupi soal Irene kepada Iris agar anak itu tidak terlalu sakit hati. Dan karena pada saat itu Iris masih sekolah, mereka berdua tidak ingin pikiran Iris terlalu terbebani dengan apa yang terjadi pada Irene sehingga dia bisa tetap fokus dengan sekolahnya.

"Tolong ceritakan yang sebenarnya kepadaku, Bu." Ucap Iris lagi.

Ivanka pun menghembuskan nafasnya secara perlahan. "Hmm...baiklah, Ibu rasa ini memang sudah saatnya kau tau." Ucap Ivanka, dan kening Iris berkerut karenanya. "Iya kau benar, Kakakmu itu tiada bukan karena sakit, tapi karena dia mengakhiri hidupnya sendiri." Lanjutnya lagi. Dan untuk kedua kalinya Iris merasa begitu sakit di hatinya.

"Ke-kenapa bisa dia melakukan itu?" Tanya nya, masih membutuhkan penjelasan yang lebih jelas.

"Dulu, sebulan setelah keberangkatanmu, Irene jadi lebih sering pulang malam. Ayah dan Ibu bertanya langsung kepadanya soal dia yang sering pulang malam. Ternyata dia sedang dekat dengan seorang pria, dan pria itu adalah Xavier. Ayah sempat melarang hubungan mereka berdua karena Ayahmu tau pria seperti apa Xavier itu. Tapi karena Ayahmu tidak mau membuat hubungan pertemanannya menjadi buruk hanya karena dia melarang hubungan mereka berdua akhirnya Ayahmu mengizinkannya. Irene dan Xavier menjalani hubungan mereka dengan begitu bahagia. Jika Ibu harus mendeskripsikan bagaimana hubungan mereka dulu, Ibu hanya bisa bilang mereka itu ibarat surat dan perangko. Mereka berdua tidak terpisahkan. Tapi kemudian hubungan mereka mulai kelihatan memburuk karena suatu hal terjadi..."

Flashback 2015

Menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Irene, lalu Xavier langsung menoleh ke arah wanitanya itu. Tapi kemudian dia mengernyit karena melihat Irene yang terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Meraih sebelah tangan Irene, Xavier menggenggamnya sambil mengelusnya lembut. Merasakan sentuhan itu, dengan segera Irene menoleh.

"Ada apa, hm?" Tanya Xavier.

Irene tampak tersenyum kecil seraya menggeleng pelan. "Tidak ada apa-apa." Balasnya.

"Kau tau kan, kalau aku tidak suka ada apapun yang disembunyikan di belakangku. Jadi, ayo beritahukan kepadaku ada apa?" Ucap Xavier karena dia tau ada yang Irene sembunyikan darinya.

The Fault (Hendall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang