Sudah seharusnya kau melupakan seseorang yang telah memberimu luka hingga kau kewalahan menampungnya.
***
Segelintir orang yang berada di ruangan pengap itu membelalakkan mata mendengar penuturan gadis dengan dress selutut dan sandal rumahan berwarna putih lengkap dengan seekor boneka alpaca putih di pelukannya.Hyera menunduk untuk menyembunyikan pipi yang memiliki sedikit semburat merah di sana. Dalam membuat pilihan-pilihan itu, Hyera melakukannya secara spontan, tanpa pertimbangan. Perasaannya begitu membuncah bahagia saat ini.
Seokjin terperangah menatap gadis itu tak paham, pipinya memanas, tidak menyangka bahwa Hyera akan menyetujui pernikahan ini. Konyol sekali. Noona bahkan terlihat sangat santai dan meneguk teh panas dari cangkir kecil, cairan itu memenuhi kerongkongannya seiring dengan smirk yang ditunjukkan kepada Seokjin, mungkin menjadi kode bahwa dia adalah pemenang.
Kim Seok Jin kembali menatap pada gadis yang masih menunduk malu dan menenggelamkan sebagian wajah ke boneka alpaca putih di dekapan. Lelaki itu mengulum bibir tebalnya, kesepuluh jemari tangannya disatukan erat-erat, menggenggam ruang kosong di tengah telapak yang besar, menampakkan urat di punggung tangan yang terlihat sangat menggiurkan.
Kim Hyera mendadak tidak memiliki keberanian untuk menatap apapun, jemarinya masih terfokus untuk bermain dengan benda putih yang masih melekat di lengannya yang menekuk. Kulit putih dan surai cokelat panjangnya menjadi perpaduan cantik yang sempurna untuk dilihat, ah, kenapa Hyera selalu terlihat indah?
Sebuah senyuman terlukis di bibir merah milik wanita dewasa dengan gaun berwarna magenta. "Kau membuat keputusan yang tepat Hyera. Kalau begitu aku akan mendiskusikannya dengan bibi."
"Mengapa tidak diskusi denganku dan Seokjin juga? padahal kami yang akan menikah." Hyera melirik Seokjin sekilas. Noona terdiam sejenak seraya mengulum bibir bawahnya. Tatapannya di alihkan pada Seokjin yang sama saja masih terdiam, mencoba merasakan berbagai aduan perasaan yang membuatnya sangat mual.
Hyera melirik Seokjin yang masih tak bergeming, menunggu lelaki itu mengucapkan beberapa kalimat. Satu kata pun tak masalah untuknya. Untuk sekali waktu, Hyera mendapati bahwa rahang lelaki itu menjadi sedikit mengeras.
Noona menyenggol lengan lelaki yang lagi-lagi masih terdiam. Cukup keras, hingga lelaki itu terhuyung ke samping. Mendadak hatinya mencelos, mengeluarkan desahan lirih yang nyaris tidak terdengar. Berdamai dengan diri sendiri rasanya bahkan lebih sulit dilakukan.
"Hyera, ku dengar salju akan turun hari ini. Mari melihat salju." Lelaki berkaus putih itu akhirnya angkat bicara, tubuhnya beringsut bangkit dan meraih kunci mobil yang tergeletak di atas meja, tangannya terulur mengudara mengharapkan balasan akan tangan gadis itu untuk menelungkupi telapak-nya.
Hyera mundur satu langkah, alpaca putih di tangannya dia peluk semakin erat. Entah mengapa lelaki itu sekarang menjadi terlihat berbahaya di matanya. Tatapannya sangat tidak bersahabat, berbeda dari tatapan lembut yang sudah-sudah. "Aku akan mengambil jaket."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICELESS | KSJ ✔️
FanfictionCOMPLETED Kim Seok Jin terpaksa jatuh pada pilihan-pilihan rumit yang mengharuskannya memilih satu takdir yang pantas digenggam. Kembali memutar ulang ingatan jangka panjang tentang wanita yang pernah singgah hingga mengabur karena cinta yang...