Kemarilah Kim, akan kuceritakan bualan tentang kesuma yang akan menyembuhkanmu dari masa silam yang kelam.
***
Kim Seok Jin selalu mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa dia harus selalu memilih setiap hal dengan cermat, tidak boleh ada keragu-raguan ataupun sikap apatis yang akan membuatnya menjadi lengah hingga menuntunnya semakin jauh dari titik temu— setidaknya itulah yang selalu dikatakan oleh ayahnya sejak dia kecil.Namun, rasanya dia tidak punya cukup keberanian untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat perihal perasaannya. Hatinya kembali hancur, terpecah menjadi keping-keping yang rancu, entah kepingan itu dapat menyatu lagi atau tidak— entah ada yang hilang atau tidak.
Ah, ralat.
Ada satu yang hilang, satu keping itu kembali ke pemilik aslinya, pemilik yang selama ini berusaha untuk Seokjin lupakan karena menorehkan luka terlalu dalam. Pria itu kembali menjadi pribadi yang pura-pura kuat, Kehadiran Hyera di sisinya cukup menguatkan hingga Seokjin nyaris saja melupakan masa lalu kelamnya, namun rasanya kini semuanya menjadi sia-sia saja, Seokjin telah menemukannya seperti yang dia harapkan selama ini.
Dan saat ini, di antara hawa dingin yang merayap pada bilik-bilik kosong ruangan, Kim Seok Jin merasa amat rapuh hingga umpatan-umpatan lirih terus menerus keluar dari bilah bibirnya yang kelu, matanya menatap kosong pada sebuah foto kusut akibat ulah dari jemarinya yang tidak terkontrol, tengah berusaha mengatur napasnya yang memburu akibat emosi yang kian menggebu.
Lucu memang, dia memiliki rahasia besar yang sudah seharusnya dibicarakan menggunakan kepala dingin bersama dengan semua orang yang terlibat, tetapi malah memendamnya demi kepentingan dirinya sendiri, bergelut dengan kemelut di dalam kepalanya yang membuatnya semakin kehilangan otak warasnya.
Dentang detik jam yang terdengar jelas melesak masuk ke dalam alat rungu— seiring dengan pikiran kalut yang memenuhi isi di dalam kepala— jari telunjuknya diketuk-ketukkan dengan irama yang serupa di atas meja.
Hingga sebuah suara debum di luar pintu cukup menyadarkan Seokjin dari lamunannya, lelaki itu menegakkan tubuh hendak melihat sesuatu yang terjatuh. Matanya tertuju pada seorang wanita yang sedang mengaduh kesakitan. Hyera meringis kecil, "Ah, kau masih sibuk?"
"Hyera-ya, bagaimana bisa kau terjatuh?" Dengan gerakan cepat, Seokjin bergegas menghampiri wanita itu dan membantunya berdiri, ekspresinya menampakkan kekhawatiran yang teramat sangat, kedua tangannya digunakan untuk menahan bobot wanita itu yang nyaris saja terjatuh untuk kedua kalinya.
"Maaf aku mengganggumu. Kaki ku terkilir tadi, kau boleh melanjutkan pekerjaanmu." Hyera tertawa hambar dan bersiap melangkah pergi, pergelangan kakinya sangat sakit, wajahnya memerah, wanita itu merutuki dirinya sendiri yang jatuh dengan gerakan yang sama sekali tidak anggun di depan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICELESS | KSJ ✔️
FanfictionCOMPLETED Kim Seok Jin terpaksa jatuh pada pilihan-pilihan rumit yang mengharuskannya memilih satu takdir yang pantas digenggam. Kembali memutar ulang ingatan jangka panjang tentang wanita yang pernah singgah hingga mengabur karena cinta yang...