10. Return

2.8K 318 25
                                    

Jika mengalah adalah jalan tengah, maka merelakan adalah keharusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika mengalah adalah jalan tengah, maka merelakan adalah keharusan.

***

Kim Seok Jin terduduk menghadap ke jendela besar yang mengarah ke se-rentang penjuru kota, secangkir kopi panas tampak mengepul dengan aroma harum yang menggiurkan, tangannya mengampu dagu dengan senyum yang mengembang, mulutnya bergerak sesekali— menyesap likuid kental itu sembari memicingkan mata.

Ternyata benar, semakin jauh kau berada, semakin banyak yang dapat kau lihat— sebab netranya dapat melihat pantai barang secuil-pun dari tempatnya berada saat ini.
       
"Seokjin-ah, kau sudah siap?" Wanita bertubuh mungil muncul dari balik pintu, senyumnya mengembang di kedua sudut bibir, menyiratkan hasrat kesenangannya yang meletup, matanya berbinar terang sekali, menunggu saat menyenangkan untuk membuat kenangan yang mengesankan.
        
Dengan dibalut dress hitam tanpa lengan yang menutupi tubuhnya hingga ke tulang kering, topi berwarna krem yang senada dengan sepatu santai yang membungkus kedua kakinya sebatas mata kaki. Hyera terlihat sederhana, namun manis.
      
"Hm. Kau?"
       
"Ayo berangkat." Hyera menggamit perlahan lengan kekar lelaki itu, Seokjin tersenyum dan merengkuh lengkungan bahu Hyera, memasukkan satu tangan ke dalam saku dan bersiul pelan— membuat Hyera terkekeh renyah.
       
"Hari ini kau ingin kemana? Kukira kita sudah membuat kesepakatan."
      
"Aku ingin ke sini." Hyera menunjukkan sesuatu di ponselnya ke depan wajah lelaki itu, keningnya nampak berkerut sebelum menatap Hyera dengan tatapan limbung seraya mengulum bilah bibir bawah.
      
"Mengapa kau ingin pergi ke tempat seperti itu?" Seokjin berusaha mengulas senyum terbaik yang sedang dia usahakan.
       
"Hanya penasaran saja."
      
"Kukira kau ingin ke taman bermain atau semacamnya. Mengapa kita tidak pergi ke Disneyland saja?" Lelaki itu masih berusaha membujuk sambil membelai lembut jemari Hyera. Bagi Seokjin, mengusap lembut kulit putih wanitanya terasa sangat menyenangkan dan memberikan efek candu yang hebat.
        
"Kau tidak ingin pergi ke sana, ya? Kau tidak menyukai hal-hal yang berbau sejarah?" Bahu Hyera turun dengan lunglai, wajah berbinarnya meredup, lalu kembali melanjutkan, "tetapi kulihat, tidak sedikit buku tebal tentang sejarah Korea yang tersusun rapi di dalam rak bukumu."
      
Seokjin mendesah pelan, ia sudah berjanji untuk mengikuti Hyera kemanapun wanita itu pergi untuk memilih satu destinasi di sini, di jepang. Jadi, lelaki itu hanya berusaha tersenyum, menurut dan mengiyakan sembari memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan menemuinya— nanti.
       
Sebuah patung besar menyambut kedatangan mereka di area yang cukup luas, suasana sekitar cukup lengang, mungkin karena mereka datang terlalu pagi, jadi mereka dapat dengan leluasa mengitari tempat yang katanya bersejarah itu tanpa berdesak-desakan.
       
"Apa kita bisa menyewa guide?" Hyera bertanya kepada lelaki yang sedang menatap langit. Ah tidak, Wajahnya menengadah namun matanya terpejam.
       
"Seokjin-ah, kau mendengarku?" Hyera bertanya kembali, kali ini lebih keras.
      
"Ah? Umm. Iya, apa?"
      
"Kubilang, bisa tidak kita menyewa guide?" Hyera mengulang dengan raut wajah malas, jika Seokjin memang tidak berniat membawanya ke sini, lebih baik tidak usah saja, mengapa lelaki itu malah berubah menjadi sosok yang menyebalkan.
        
"Setiap tempat seperti ini pasti ada guide-nya, sebentar aku carikan, kau duduklah di sini." Seokjin membimbing Hyera untuk bernaung di bawah pohon yang cukup rindang, semilir angin langsung terasa menyapu roman dan menerbangkan sekelumit anak rambutnya.
       
Hyera hanya menurut, menekuk kedua lengannya di depan dada sembari mengamati sebuah bangunan yang berdiri kokoh, aura perdamaian dunia telah terasa sejak pertama kali kakinya menapak di tanah bersejarah ini, membuatnya mengulas senyum penuh ambisi untuk menguak apa saja yang ada di dalam.

PRICELESS | KSJ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang