6. Faint

3.6K 373 35
                                    

Aku keliru, kau memang yang pertama namun bukan yang terbaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku keliru, kau memang yang pertama namun bukan yang terbaik. Kau selalu abai hingga akhirnya kita usai.

***


"Hyung, aku menemukan dia."

Kalimat itu terus menerus terngiang dan memenuhi nyaris seluruh isi di dalam kepalanya selama hampir 1 jam— sebuah kalimat yang nyaris membuat jantungnya luruh sampai ke bagian paling ujung dari kaki— kepalanya pening, kabar itu bagai sebuah lecutan di dalam aliran darahnya yang membuatnya ber-desir lebih cepat.

Mendadak foto di tangannya dia remas semakin kuat. Dan saat ini, Kim Seok Jin ingin lekas berlari dengan amat cepat untuk memeluk wanita yang berada di dalam foto dengan latar belakang sebuah patung seorang gadis kecil yang tangannya sedang menyangga sayap dari sebuah origami burung besar berwarna emas.

"Hyung." Suara dan langkah kaki seseorang menyadarkannya kembali dari lamunan yang nyaris merenggut semua otak waras-nya— jika saja Myungsuk tidak masuk ke ruangannya, mungkin sekarang dia akan kehilangan akal dan masih berputar pada lingkaran di bawah sadar.

"Myungsuk, sudah selesai?" Kim Seok Jin buru-buru mengambil jas hitam yang tersampir di sandaran kursi putarnya, kakinya melangkah untuk segera keluar menemui Park Jimin, sia-sia saja dia pergi ke kantor pagi sekali jika Myungsuk saja sudah dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan yang seharusnya Seokjin pegang.

"Hyung."

Panggilan kedua itu sukses membuat langkah Seokjin mendadak terhenti, lelaki itu berbalik dan menangkap raut gugup di wajah Myungsuk, aliran darahnya kembali ber-desir lebih cepat  hingga membuat buku kuduknya meremang— Seokjin tampaknya mengerti tentang hal apa yang ingin sekali disampaikan oleh sekretarisnya itu.

"Jangan sekarang, nanti saja setelah bertemu rekan."

Seokjin melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan besar dengan partisi berwarna pearl. Di belakangnya, Myungsuk hanya bisa mendesah pelan dan menutupi wajah dengan kedua tangan, baru menyadari kebodohan yang dia ciptakan hingga membuat atasannya kembali memikirkan hal yang membuatnya tersakiti untuk kesekian kali.
.
.

"Tolong bawakan dua botol bir dengan alkohol tertinggi." Seorang lelaki berbisik lirih pada sekretarisnya, fisiknya sangat berantakan dengan wajah yang tampak sangat putus asa.

Park Jimin yang berada di depannya hanya tertawa dan mengeluarkan kepulan asap rokok dari mulut sialannya itu, persetan dengan aromanya yang menyesakkan, Seokjin hanya ingin mabuk dan melupakan semuanya sementara, atau mungkin bahkan selamanya.

"Myungsuk, ada apa dengan atasanmu?" Park Jimin memajukan badannya sedikit untuk berbisik pada Myungsuk yang berada tepat di seberang meja.

"Jimin, menurutmu aku harus memilih wanita yang pertama atau yang kedua?" Myungsuk dan Jimin menoleh dan mendapati Seokjin sedang menopang dagu dan menerawang ke luar jendela, melihat derasnya salju yang turun hari ini, hingga dinginnya mampu menciptakan embun yang cukup tebal di dalam kaca.

PRICELESS | KSJ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang