23. Having You

3.5K 330 25
                                    

Setangkai krisan putih dan mawar sebagai pemanisnya tergeletak di dalam kendi putih lawas yang beraroma rumput basah selepas hujan siang tadi. Di dalam kaca bening itu, ada sebuah foto usang yang terkoyak di bagian kanan atas, sedang di sampingnya tergeletak pula sebuah kalung giok merah yang telah rompal pada sisi kanan.

Hyera tersenyum tipis, sembari mengusap lembut sisi kaca yang kotor dengan mata yang mulai memburam. Wanita itu terus menggigit bibir bawah untuk menahan air mata yang nyaris jatuh.

"Tenang saja, aku rutin membersihkannya." Suara berat yang khas membaur ke ambang alat rungu, membuat wanita itu menoleh ke samping kanan. Atensinya mendapati lelaki dengan tubuh besar tengah memasukkan kedua tangan ke dalam kantung celana.

Myungsuk.

Hyera menggumam lemah. "Apakah eomma memang secantik ini?" Jemari milik wanita itu menyusuri foto yang mulai memudar.

"Ya, sangat mirip sepertimu." Myungsuk terkekeh renyah. Rupa pualam milik wanita yang berada dalam foto sangat melekat erat dalam ingatan Myungsuk, bagaimana bibir ranum itu merekah sempurna, aroma harum pandan yang menguar dari tubuhnya, dan sejuta kenangan lain yang masih terpatri kuat di dalam kepala.

"Apakah eomma mencintaiku?"

"Eomma tidak akan pernah membiarkanmu disakiti oleh siapapun, Hyera. Eomma benar-benar mencintai anak gadisnya."

Untuk sekali lagi, Hyera tersenyum tipis, kemudian tertawa ketika ingatan samar-samar singgah sekelebat di dalam kepala. Eomma benar-benar sering hadir di dalam mimpinya—terlampau sering hingga Hyera merasa bahwa semuanya akan kembali seperti dulu; saat mereka tenggelam dalam tawa yang mendominasi seisi ruangan, saat semuanya masih baik-baik saja.

"Hyera." Myungsuk menoleh, ini adalah hal yang menurutnya baik untuk dibicarakan lebih cepat.

Hyera hanya mendongak dan menatap Myungsuk dengan manik hazelnya, "Ada apa?"

"Ingin bertemu adikmu?"

Hyera berpikir amat keras. Seingatnya Myungsuk pernah bilang bahwa dia memiliki satu adik laki-laki. Namun, Hyera benar-benar lupa bahwa Myungsuk pernah menyebutnya pada pertengahan musim semi yang lalu.

"Boleh." Hyera mengangguk dan agaknya berpura-pura untuk sedikit mengerti tentang bagaimana usahanya untuk mengingat.

"Ayo, dia menunggu di luar." Myungsuk meraih jemari Hyera dengan lembut, menuntun gadisnya yang berharga kembali pada rumah—tanpa lagi harus memandangnya dari jauh; Myungsuk pernah menjadi pembohong yang ulung dalam urusan berpura-pura di depan Hyera. Namun sekarang tidak lagi, tidak ada yang perlu menjadi pura-pura, dan tidak ada lagi kebohongan yang nyaris membuatnya gila.

Jantung Hyera nyaris luruh hingga dasar ketika mendapati presensi seorang pemuda tegap tengah menyapa manik matanya, seorang lelaki dengan balutan serba hitam yang tengah tersenyum kepadanya dengan sangat manis membuat mata Hyera melebar; terkejut bukan main ketika lelaki asing yang ternyata adalah seseorang yang berharga di hidupnya melambaikan tangan dan menghampirinya.

"Kita bertemu lagi ya, Noona?" Gigi kelinci itu menyembul dari balik bibirnya yang tipis, sedang tangannya mengacak rambut hitam itu dengan begitu memikat. Hyera benar-benar yakin bahwa adiknya ini benar-benar mewarisi wajah pualam milik Eomma.

"Jeonkook?" Hyera menggumam lirih, keningnya berkerut dalam hingga alis hitam itu tertaut; menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi di sini.

Pemuda tegap itu hanya meringis dan berjalan memeluk Hyera tanpa aba-aba, membuat jantungnya menggila; Jeonkook masih terasa asing meskipun secara pribadi ia adalah adiknya sendiri.

PRICELESS | KSJ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang