❤️❤️❤️
Gelas berisi anggur merah masih tergeletak kokoh dengan setitik cahaya remang yang menemani si pemilik, Seokjin hanya melangkah mondar-mandir di sepanjang lantai yang bisa dicapainya dengan raut wajah gusar dan tak sabar.Satu jam.
Dua jam.
Tiga jam.
Ini hampir pukul 1 pagi namun Hyera belum juga kembali. Lelaki itu mengacak rambut frustasi sembari menekan tombol di layar ponsel meskipun hanya meninggalkan nada sambung yang lama, kemudian di akhiri dengan tolakan jawaban dari seberang.Selalu begitu—tak terhitung sudah berapa banyak panggilan yang lelaki itu lakukan selama beberapa jam belakangan ini, mungkin ada ratusan panggilan yang diabaikan, dan Seokjin sangat membenci sikap pengabaian.
Dengan langkah terburu, pria itu menyambar jas hitamnya yang tersampir pada punggung kursi dan bergegas mengambil kunci mobil di atas nakas, langkahnya bersaing dengan waktu yang sepertinya enggan berhenti barang sedetik-pun untuk memberinya kesempatan menunggu lebih lama.
Seokjin membuka pintu dengan cukup keras dan sedikit berlari. Namun, pada seperempat pintu yang terbuka, langkahnya terhenti dengan tiba-tiba, matanya melebar dengan hatinya yang kembali mencelos—rasa perih menjalar di sekujur tubuh, napasnya begitu memburu ketika melihat wanita yang ditunggunya jatuh terduduk tepat di depan pintu dengan kepala menunduk sembari terisak lemah. Surai panjangnya terlihat berantakan dengan bulir air yang menetes pada punggung tangannya yang terkulai.
Seokjin termangu cukup lama, tangannya mengepal dengan amat kuat hingga urat-urat kebiruan terlihat sangat tajam dari luar kulit—menekan pergolakan batin yang tengah menyerang dirinya bertubi-tubi, mungkin lelaki itu paham, dirinya ternyata tak cukup baik untuk menjadi penyeimbang dalam hidup Hyera, semua yang ada dalam dirinya terus saja menjadi penyebab luruhnya air mata dari iris kelam milik wanita-nya dengan begitu menyedihkan.
Namun sungguh, Seokjin sangat menyayangi Hyera lebih dari apapun juga—bahkan jauh melebihi dirinya sendiri. Kim Hyera adalah satu-satunya wanita yang sanggup membawanya kembali pulih dari rasa sakit akibat ditinggalkan, wanita yang mampu membuat dirinya jatuh cinta berkali-kali tanpa adanya keraguan.
Seorang Kim Seokjin yang pernah ditinggalkan tidak ingin menjadi penyebab perginya wanita yang mencintainya dengan sebegitu tulus. Namun jika Hyera yang meminta, dia akan berusaha untuk sanggup dan menerima.
Jika Hyera menginginkan mereka untuk kembali menjadi asing, Seokjin akan melepasnya dengan sebuah kecupan selamat tinggal di pucuk kepala dan sebuah pelukan pengantar tidur untuk terakhir kali—karena menahannya di sini lebih lama nyatanya akan semakin menyakitkan bagi dirinya, bagi Hyera, dan bagi hati mereka.
Namun ia rasa tidak ada hal yang lebih baik daripada melepas dan membiarkan wanitanya hidup bahagia dengan lelaki lain, meski hal itu akan menyakitinya kembali untuk kesekian kali, namun rasanya tak pantas jika dirinya—Seokjin—meminta wanita itu untuk tetap tinggal dengan luka menganga yang disebabkan oleh lelaki keparat penghancur hati selembut malaikat itu.
.
.
***
.
.
Setelah kalimat panjang yang keluar dari mulut Myungsuk memenuhi kepalanya dan berdesakan di dalam sana, Hyera menjadi limbung, pandangannya kosong, langkah kakinya mendadak gontai dan tak terarah—nyaris jatuh terhuyung akibat tersandung kaki sendiri.
Wanita itu hanya menatap lurus dengan tatapan kosong—tidak tahu harus bereaksi seperti apa lagi untuk meredakan emosi, menangis pun rasanya tak sanggup karena kalah oleh rasa sakit yang menghujam jantung terlampau dalam.
Luka yang Seokjin ciptakan belum bisa tersembuhkan dengan benar, namun Myungsuk dengan teganya menambah luka baru di dalam sana hingga nyaris membuat Hyera kehilangan pasokan oksigen sebagai penunjang hidup.
Hyera sedang tidak baik-baik saja.
Dan disinilah ia, di depan pintu kesakitan lamanya untuk bertemu pemberi rasa sakit itu. Tangannya terangkat dan berniat untuk mengetuk, namun seolah seluruh tenaganya habis karena syarafnya lelah untuk terus berpura-pura, matanya lelah untuk menahan air yang terus saja memaksa untuk keluar kendati dirinya tak mampu mengeluarkan segalanya.
Lututnya lemas dan tak sanggup menopang tubuhnya lebih lama, hingga pada akhirnya, Hyera terduduk lemah dengan bulir air yang mulai keluar dari ekor matanya dengan perlahan—rasa sesak di dalam hatinya sungguh luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICELESS | KSJ ✔️
FanfictionCOMPLETED Kim Seok Jin terpaksa jatuh pada pilihan-pilihan rumit yang mengharuskannya memilih satu takdir yang pantas digenggam. Kembali memutar ulang ingatan jangka panjang tentang wanita yang pernah singgah hingga mengabur karena cinta yang...