[12] Jejak Tertinggal

94 26 77
                                    

Welcome back my story gengs! Jangan lupa tinggalkan jejak dan tambahkan cerita aku ke dalam reading list kalian!

----

"Choose to love with all you heart even if it sometimes breaks."

Flashback on

Pagi yang cerah menyambut siswa SMA Wijaya. Terutama bagi Alena karena hari ini pertama kali ia mengenakan seragam putih abu-abu. Masa Orientasi Sekolah atau lebih dikenal dengan sebutan MOS pun akan Alena ikuti sesuai peraturan dari sekolah.

Pukul 06.30 WIB Alena sudah sampai di SMA Wijaya. Banyak kakak OSIS yang menunggu adik kelasnya di depan gerbang tentunya dengan sorot mata yang menyelidik adik barunya. Wajah yang terlihat garang membuat adik kelasnya bergidik ngeri.

"Ayo dek lari! Upacara dan pembukaan MOS segera dimulai!" para anggota OSIS memperingati siswa baru yang masih berjalan santai. Karena itu Alena segera turun dari mobil Lia lalu buru-buru masuk ke dalam gerbang SMA Wijaya dengan langkah tergesa.

Suara tepuk tangan terdengar meriah menyambut seseorang yang sangat berarti bagi SMA Wijaya. Jas kebesarannya yang melekat pada tubuhnya menambah kesan gagah.

Tapi tidak bagi seorang gadis yang tengah sibuk menggeser tubuhnya agar tidak terkena sinar matahari yang begitu panas.

'Deg'

Alena melebarkan mata tak percaya melihat siluet bayangan 'dia' tertangkap jelas di manik mata Alena.

Sayangnya ia tidak dapat melihat secara jelas karena Alena berada di baris belakang serta sinar matahari yang sangat menyilaukan mata.

Cowok itu memberi sedikit sambutan selamat untuk adik barunya yang telah dinyatakan diterima di SMA Wijaya.

Flashback off

Hampir 3 tahun Alena tak bertemu dengannya. Teman masa kecil yang mengundang seribu rasa. Tetapi di saat dua insan tersebut dipertemukan hanya ada sebuah lara yang membekas.

Alena yang sejak tadi memperhatikan cowok tersebut sambil senyum-senyum sendiri.

Membayangkan saja sudah membuat dia bahagia. Apa lagi saling menyapa dan berbincang-bincang? Meski kini keadaan tlah berubah.

Cowok itu menunduk sambil bermain ponselnya. Entah apa yang ada di dalam ponsel tersebut sehingga cowok itu tidak mendongakkan kepalanya menatap seseorang disekitarnya.

Hati Alena bagai ditusuk ribuan pisau. Jika mengingat kejadian 3 tahun silam. Penyesalan dan kecewa berkecamuk menjadi satu. Alena juga tidak heran jika cowok itu bisa menjalin kasih dengan kekasihnya yang hampir 2 tahun belakangan. Sebab ia cowok perfect bagi Alena.

"Al lo dengerin gue cerita nggak sih?" tanya Leka sebal. Pasalnya sejak tadi Alena tidak menanggapi curhatannya.

Seketika kesadaran Alena kembali. Alena sadar bahwa Leka sedang bercerita jikalau dia ditikung oleh teman lamanya.

"Gue denger. Menurut gue lo nggak seharusnya benci sama temen lo itu. Gitu-gitu juga dia pernah jadi seseorang terdekat lo. Jangan sampai--" Alena menarik nafasnya pelahan.

Kemudian menghembuskannya secara kasar. "Satu kesalahan mengalahkan seribu kebaikan dia Ka," ujar Alena bijaksana.

Alena harus memberi semangat untuk Leka agar move on dari cowok yang disukainya. Lagi pula cowok itu sudah memiliki kekasih apa mungkin Leka ingin menikung juga?

Wajah Leka sedikit terangkat menoleh ke samping mendapati Alena sedang diam memperhatikannya.

"Gue akan coba Al. Mencoba berdamai dengan keadaan. Lo sahabat paling pengertian Al walaupun lo terkesan dingin menurut anak-anak lain tapi bagi gue lo sahabat terbaik gue." Leka memeluk Alena erat seakan tak ingin kehilangan sosok sahabat seperti Alena.

Creatha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang