7. Wish you were here

1.1K 116 8
                                    

Di tempat lain, tepatnya di penjara bawah tanah. Dua orang pria berjas hitam dan seorang wanita berpenampilan seperti seorang gangster namun di baluti dengan jubah lab putih yang biasanya dokter kenakan, tengah menapaki tangga yang menurun ke bawah, setelah itu mereka bertiga sampai pada jeruji besi yang mereka tuju. Di dalam jeruji itu terdapat seorang pemuda terbaring tak sadarkan diri di ranjangnya dengan berbagai kabel yang menyambung ke suatu alat teknologi tinggi (monitor pasien) yang biasanya terpajang di setiap kamar pasien di rumah sakit.

Si wanita itu sedang melakukan tugasnya, mengecek keadaan pasien yang tak sadarkan diri ini. Di sisi lain, di samping jeruji di mana tempat si pria tak sadarkan diri itu berada, ada jeruji lain yang tengah mengurung seorang perempuan muda dalam banyaknya ikatan rantai yang melilit di seluruh tubuhnya. Kedua matanya tak lepas dari gerak-gerik sang wanita yang mengecek pemuda itu, mulutnya terbungkam dalam lakban yang terpasang di sekitar mulutnya dan dia duduk di atas ranjang yang telah di siapkan sambil merentangkan kedua kakinya (yang terborgol di sekitar tumitnya) ke depan karena salah satu kakinya tampak terbalut dalam kain kasa (perban).

Seusai memeriksa kondisi si pemuda, kini sang wanita keluar dari jeruji dan beralih masuk ke jeruji milik si perempuan muda berada. Dia membuka dengan pelan perban yang melilit di kaki sang perempuan muda itu.

"Hebat sekali, hanya dalam dua minggu saja luka tembakan itu sudah sembuh, tak meninggalkan bekas apapun di kulit mulusmu ini. Sungguh kemampuan penyembuh yang luar biasa. Kakimu sudah sembuh, kau sudah bisa berjalan normal kembali. Sekarang tugasku sudah selesai, tinggal melaporkannya pada 'orang itu'. Setelah itu aku bisa tidur dengan tenang, ahh~ capeknya" keluh si wanita sambil melangkah keluar dan meninggalkan tempat itu

Kini setelah si wanita dan dua orang berjas hitam pergi, kesunyian kembali menyelimuti. Hanya terdengar suara decitan alat yang terpasang di tempat sang pemuda tak sadarkan diri itu. Si perempuan muda hanya pasrah dengan kondisinya sekarang, berharap pemuda yang pingsan itu segera bangun dari keadaan koma nya.

"... Kau juga... Ku harap kau baik-baik saja, Alice ..."

***

"AGGHHH!! Sialan kau, bocah api! Berani-beraninya kau merebut buruanku! ..."

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya, bos?" tanya Burgess

"Tentu saja aku akan mengambilnya kembali. Aku akan membawanya ke istanaku ini, meski harus dengan cara menculik ataupun menyeretnya kemari, aku tak peduli. Dia harus berada dalam genggamanku"

"Siap laksanakan, bos"

Dan bahaya pun telah mengintai di balik pintu, berniat untuk memotong paksa sayap sang malaikat jatuh. Apakah berhasil?

Di tempat lain, nasib sang putra tertua hampir di vonis mati saat ini jika tidak ada usulan naik banding yang di suarakan oleh saudaranya sendiri. Perospero tampak pucat ketika Big Mom berniat menghukum anak pertamanya namun hal itu segera di hentikan oleh Katakuri.

"Ini semua adalah kesalahanku, Peros-ni tidak bersalah sama sekali, jadi hukum saja aku, mama" ucap Katakuri

"Apa itu benar, Perospero?"

"Ak-aku... Akulah yang bersalah mama, Katakuri berbohong. Aku seharusnya memenangkan pelelangan itu tapi... Tapi aku tidak berani menawarkan harga yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya" ucap Perospero. Tentu saja Katakuri sontak terkejut karena yang berbohong saat ini adalah Perospero, bukan Katakuri

"Memangnya berapa harga terakhir yang di tawarkan untuknya?" tanya Big Mom

"li-lima ratus triliun"

"Ap-APA? Siapa orang gila yang menawarkan harga sampai setinggi itu?"

"Hiken no Ace, perwakilan dari organisasi mafia New World"

Frozen Dream (One Piece X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang