Lewat teropong, Coby kukuh mengamati keadaan melalui alat yang dapat melihat objek yang sangat jauh itu, "Hm? Mereka bertengkar?"
Pemantauan masih di lakukan oleh pihak kepolisian. Pasukan unit pertama di pimpin oleh Smoker bersama Tashigi. Pasukan unit kedua di pimpin oleh Hina bersama Helmeppo. Pasukan unit ketiga di pimpin oleh Garp bersama Coby dan pasukan unit terakhir di pimpin oleh Tsuru bersama Momonga.
Sementara itu pengawas utama yang memberikan arahan adalah Sengoku. Meski Sengoku sudah pensiun dari kepolisian (mantan admiral) namun Sakazuki alias Akainu, si pimpinan admiral baru (pengganti Sengoku), meminta bantuan kepada sang veteran ini untuk mengambil alih misi penting ini. Sakazuki sendiri sedang mengurusi suatu hal yang entah apa itu.
"Aghh, bagaimana ini? Jenderal pertama telah pergi meninggalkan mereka semua yang ada di taman. Apa dia kabur?" ucap Coby
"Kurasa tidak. Coby! Ikuti jenderal itu" - Sengoku
"Ha? Ke-kenapa aku?"
"Karena kau yang duluan ngomel-ngomel tadi"
"Aku tidak ngomel-ngomel. Itu tadi hanya-"
"-Aku tidak mau dengar alasanmu. Smoker! Hina! Dan juga ... Garp! Kalian berempat pergi buntuti jenderal imut itu"
"Eehhh, aku belum selesai makan" keluh Garp
"Hahh~" desah pasrah Smoker
"Haikk" respon patuh Hina
Dan mereka berempat pun mengikuti jenderal pertama Beast Army ke sebuah bangunan sekolah. Di balik pintu atap sekolah, keempat polisi itu mengintip dua instan, ehh salah ... mengintip dua insan yang tengah melakukan adegan romantis seperti di dorama koreyahh.
"A-a-astaga. I-i-i-ini ... i-ni ... sesuatu yang tidak terduga" Coby bergugup ria, wajahnya langsung merona merah
"Apa-apaan itu?" Smoker hanya bisa melongo, menampilkan wajah aho-nya
"Well, itu adalah cara efektif bagi laki-laki yang berniat menghibur seorang gadis yang tengah bersedih. Aku tidak menyangka, cucumu bisa bersikap seperti pria sejati. Bagaimana menurutmu, Garp-chan?" - Hina
"Na-naze ... Kenapa kita berada di sini? Seharusnya kita tidak melihat perbuatan konyol mereka ini!" - Garp
"Jangan nyaring-nyaring, nanti ketahuan" Hina dan Coby kompak bersuara
Yap, Garp dengan kejengkelannya mulai mengudara. Kakek tua itu tiba-tiba merasa jengkel karena perihal yang sedang mereka lihat sekarang.
Selagi keempat orang itu berheboh-ria di belakang sana, setelah di rasa kehabisan oksigen, Luffy memutuskan untuk menyudahi ciumannya.
Kecanggungan sempat terasa selama beberapa saat, Alice segera menghapus air mata di wajahnya dan mengunci rapat mulutnya untuk tidak bersuara lebih dulu. Jelas sekali rona kemerah-merahan di pipi dan telinganya karena perasaan malu akan aksi yang di dapatinya dari sang pemuda bermarga D itu.
Sedangkan Luffy, kondisinya sama seperti Alice, namun dengan cepat dia bertingkah untuk mencairkan suasana, meski terlihat kikuk. Dia menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal dan menggenggam lembut tangan Alice. Alice membiarkan aksi kecil Luffy itu, sambil menampilkan seulas senyuman tipis.
"E-ehhmmm~ e-ettoo~ a-apa kau sudah lebih tenang sekarang, Alice?"
"Hmm"
"Sudah tidak sedih lagi?"
"Hmm~"
"Yokatta. Kau tidak cocok menangis, karna itu, tersenyumlah. Kau terlihat cantik saat kau tersenyum, aku suka melihatmu tersenyum"
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Dream (One Piece X OC)
PertualanganIni adalah fanfic pertama Usa-chan 🐰 Mohon maaf jika fanfic ini terasa gaje dan tak memberikan ke-geregetan yang sangat 😄 karena itulah, Usa-chan meminta kritik, saran dan dukungannya (bukan minta duit loh 😅) (Fanfic One Piece X OC) - OC bernama...