33. Luffy's confession

493 55 1
                                    

Acara itu masih berlangsung sampai beberapa jam kemudian. Malam semakin larut dan pada akhirnya pesta perayaan ulang tahun tersebut pun selesai.

Setelah semuanya bekerja sama dalam membereskan sisa-sisa kemeriahan pesta tadi, satu persatu mereka pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

Sang kakek sudah lebih dulu teler akibat minuman. Mau tak mau, sebelum menikmati empuknya kasur, Franky dan Zoro harus lebih dulu membawa Grap ke kamar sang pahlawan keadilan.

Nami dan robin juga sudah pergi dan menuju ke kamar mereka. Begitu pula Sanji, Usop, Chopper dan Brook.

"Di mana Luffy?" tanya Ace pada Sabo ketika mereka berdua berjalan menelusuri lorong mansion menuju kamar pribadi mereka masing-masing

"Benar juga, dia tidak ada. Ehmm~, mungkin saja dia ke dapur. Ku rasa, Luffy masih mengincar 'daging' kesukaannya itu yang kemungkinan besar masih tersisa"

"Kau benar"

Keduanya pun kembali meneruskan langkah kaki mereka. Mereka menduga keberadaan Luffy sekarang di dapur dengan segala urusannya di sana namun mereka salah.

Luffy tidak berada di dapur sekarang. Di saat mereka semua bubar tadi, dengan cepat dia menarik lengan Alice dan membawa gadis tersebut ke kamar pribadi miliknya.

Di kamar itu, Luffy mengajak Alice duduk di balkon luar yang cukup luas sambil berbincang-bincang sedikit dengannya.

"Shishishi, kau badut yang menyeramkan, Alice" ucap Luffy sambil membantu melepaskan wig palsu (rambut afro palsu) yang di pakai Alice

"Aku mengenakan kostum ini demi memenuhi permintaanmu"

"Shishishi, kau memang sudah mengabulkan permintaanku"

"Apa kau puas?"

"Tentu saja. Menyenangkan melihatmu seperti itu. Apa kau tidak senang menjadi badut?"

"Aku lebih senang menjadi diriku sendiri"

"Ahh, kau benar. Shishishi"

"Hn" kemudian Alice mengambil tisu basah, berniat menghapus makeup yang melekat di wajahnya namun di saat bersamaan pula, Luffy menghenti-kan kegiatannya dan merebut tisu basah itu dari Alice

"Biar aku yang melakukannya. Aku yang akan menghapus riasanmu ini, ya? Ayolah, sekarang masih hari ulang tahunku, jadi kau harus turuti semua keinginanku ..." ucap Luffy. Alice hanya bisa menghela napas dan akhirnya terpaksa menuruti kemauan Luffy

"Dia dan kakeknya sama saja" gumam Alice dalam hati

Luffy pun mengusap lembut wajah Alice dengan tisu. Di sela-sela kegiatan nya itu, Luffy kembali bersuara.

"... Matamu indah, Alice. Dan... Pipimu lembut, shishishi. Kulitmu putih dan juga halus" ucap Luffy sambil menarik pelan kedua pipi Alice

"Berhenti memainkan wajahku!"

"Shishishi. Kau imut. Aku menyukaimu, Alice"

Seketika Alice terdiam sejenak. Bingung? Tentu saja Alice bingung karena tidak ada angin, tidak ada hujan, Luffy menyerangnya dengan pernyataan yang bisa membuat jantung setiap gadis berhenti berdetak. (Luffy agresif juga ya, ternyata. Kyaaaa 😆😍)

"Ha?!"

"Aku menyukaimu, Alice" ucap Luffy sekali lagi mengulangi perkataannya

"Tadi kau sudah berkata begitu, maksudku adalah... Kenapa kau berbicara seperti itu?"

"Ingin saja. Aku ingin mengatakannya... tentang perasaanku terhadapmu"

"............."

"............."

Frozen Dream (One Piece X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang