41. Living doll

238 31 2
                                    

"Kenapa lama sekali di angkat?" ucap seorang yang tengah menelepon

"Ada apa? Apa kau sudah menemukan adiknya?"

"Belum, tapi kau mungkin akan terkejut tentang siapa yang sedang kulihat sekarang"

"Siapa?"

"Alice. Dia ada di sini"

Suara dentuman kursi terjatuh menggaung sampai terdengar jelas dalam panggilan telepon ini, si penelepon yang adalah Drake tengah menelepon Hawkins dan memberikan kabar terbaru tentang keberadaan Alice yang di temukannya sekarang. Suara loudspeaker telepon itu tentu saja aktif sehingga semua bisa mendengarnya termasuk Queen, yang masih berada di satu ruangan bersama dengan para jenderal pasukan Beast di ruang tamu itu.

"Oi, Drake! Jangan sampai Alice melihatmu! Dia pasti akan lari lagi jik-"

"-Drake, temui Alice sekarang. Tunjukan dirimu padanya. Dia pasti akan segera mengerti situasinya. Sekarang Drake!"

"Teme, apa yang coba kau lakukan, Bonney?! Apa kau ingin melawan Bos Besar? Mau melakukan pembangkangan lagi, ha?" kata Queen

"Diamlah kau, babi banci!" ujar Bonney

Saat itu juga, Bonney segera melilitkan cambuknya di leher Queen dan melompat cepat membelakangi Queen. Kemudian Bonney mengikat tali cambuknya pada kedua tangan Queen sampai posisi Queen jatuh tertelungkup sedangkan kedua tangannya terjerat di belakang punggungnya oleh tali cambuk Bonney yang juga terhubung di lehernya.

"Nan- lepaskan aku! Lepaskan aku, gadis tengik!"

Rengekan Queen tidak di dengar oleh Bonney. Gadis seksi tersebut malah menimpa tubuh Queen yang sedang terikat itu dengan mendudukinya. Di sisi lain, dua orang jenderal lainnya hanya diam membatu, menyaksikan aksi Bonney tadi.

"Ada apa?" tanya Drake di ujung telepon sana

"Tidak ada. Lakukan seperti yang ku katakan tadi, cepatlah!" pinta Bonney

"Tunggu Drake! Jangan lakukan apapun, diam dulu di posisimu. Bonney, apa kau tau apa akibat dari tindakanmu ini? Alice akan semakin menjauh dari-" sanggah Hawkins

"-ya. Seperti katamu. Aku ingin Alice melarikan diri dan tidak pernah lagi kembali pada kita, kepada monster sialan itu"

"Apa kau lupa dengan kebenaran yang telah kau dengar sebelumnya? Kita tidak akan pernah bisa bebas dari monster sialan itu, TIDAK AKAN PERNAH BISA, baik itu kau, kita maupun Alice!"

"Lalu, apa yang harus ku lakukan jika kita bertemu Alice? Apa yang akan kita lakukan jika dia melihat adiknya? Apa yang akan kita lakukan jika kita berusaha untuk membawanya pada monster sialan itu? Apa dia mau begitu saja kembali kepadanya? Atau kita memberitahukan saja kebenaran pahit itu padanya? Apa kau tidak pernah sedikitpun memikirkan bagaimana reaksinya saat dia tau semua kebenaran tentang dirinya, tentang kita, tentang monster itu?"

"Ya, aku pernah memikirkannya, Bonney. Sekarangpun aku memikirkannya. Dia pasti akan sangat terluka, sama seperti kita"

"Tidak. Dia tidak terluka ..." ucap pemuda bersurai merah tiba-tiba

"... Alice akan ... dia akan kembali seperti sebelumnya, kembali seperti dirinya yang dulu. Dingin, tanpa belas kasih. Dan yang lebih parah, dia akan menjadi boneka, seumur hidupnya. Dia bernapas, tubuhnya bergerak tapi di dalamnya kosong, jiwanya mati ..."

"..............."

"..............."

"... Karena itulah, sepahit apapun, dia harus tau kebenarannya. Dia harus menghadapi kenyataan ini, sendirian"

Frozen Dream (One Piece X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang