"Ka lena, ka lexa, bangun kaa, ini sudah pagi" Suara laki-laki terdengar dari luar kamar dua gadis ini.Didalam Alena dan Alexa hanya berdecih,karena mereka masih ingin tidur.
Alena pun bangun membukakan pintu sementara Alexa tetap berbaring di kasur.
"Iyaaa sudah jam berapa ini?" Tanya Alena yang masih canggung, berbicara dengan Alvino.
Yaaa Alena dan Alexa dipindahkan oleh Daisy dan Adrian ke rumah asli mereka, meski berat hati Daisy tetap memindahkan nya, ia tidak ingin egois dengan kakanya, meski ia sebenarnya membutuhkan Alena dan Alexa.
"Emhh, sebenarnya ini masih terlalu pagi ka, hanya saja ka Albert menyuruh ku membangun kan mu lebih awal" Jelas Alvino.
"Hah? Albert?!" Pekik Alena.
"Iya"
"Benar benar keparat orang itu" Ucap Alena emosi.
Alvino pun segera turun ke bawah, dan tak lama kemudian Alena pun ikut turun untuk menemui mafia yang bernama Albert itu.
"Untuk apa kau ke sini keparat!" Ucap Alena sembari menuruni tangga.
"Heii mafia manisku" Sapa Albert, uhh rasanya ingin sekali Alena menembakkan shotgun di kepalanya.
"Berhenti bermain-main, untuk apa kau datang kesini?" Sentak Alena.
"Mengapa kau tega tak mengabariku jika kau pindah disini Alena?"
"Itu bukan urusanmu"
"Huhh dimana adik manismu?" Tanya Albert celingak celinguk.
"Cepatlah pergi, sebelum aku membunuhmu" Ancam Alena yang tak mau berbasa-basi.
Dari kejauhan faisy melihat semuanya, mengapa anaknya kini begitu kejam? Apakah itu karma baginya dimasa lalu.
"Nyonya lena yang terhormat, jangan kan membunuhku, melukaiku saja ku jamin kau tidak akan bisa" Ucap Albert dengan nada remeh.
"Keparat! Jangan meremehkan ku" Sentak Alena.
Tak lama kemudian Alexa turun dengan wajah kusutnya.
Ia ingin ke dapur untuk mengambil minum, dan ia tidak peduli dengan perdebatan Alena dan Albert.
"Selama pagi mah?" Sapa Alexa ketika melihat Faisy berdiri disamping pintu.
Faisy pun tersenyum. Dan mengangguk.
Alexa pun melanjutkan kegiatannya lalu ia duduk untuk beristirahat sekejap.
Faisy pun ikut duduk untuk berbagi cerita untuk putrinya
"Siapa orang itu Alexa?" Tanya Faisy.
"Orang yang kau maksud, Albert?"
Faisy mengangguk.
"Entahlah dia siapa, yang kuingat dia itu teman mafia ku dulu" Jelas Alexa.
Tak lama kemudian Alena pun pergi ke dapur dengan wajah kesal dan ia duduk di samping Alexa.
"Ada apa?" Tanya Alexa.
"Menyebalkan"
"Sepertinya pria itu benar-benar mencintaimu" Saut Faisy berusaha akrab dengan putrinya.
"Mafia dengan mafia? Jadi apalah nanti keturunan ku" Sebal Alena.
"Setelah ini semua terjadi, apa kalian akan tetap menjadi mafia sayang?" Tanya Faisy was-was.
Mendengar pertanyaan Faisy, Alena dan Alexa pun saling pandang.
"Tentu saja, itu jati diriku" Saut Alena.
"Yaah tentu saja" Tambah Alexa.
"Apa mamah harus belajar membunuh darimu? Mamah banyak sekali musuh diluaran sana" Ucap Faisy sambil terkekeh.
"Ohohoho, sedang apa kalian semua? Mengapa tidak mengajakku berbicara bersama?" Tiba-tiba sosok Samuel datang dari kamarnya.
"Kau tidur dengan lelap, mana mungkin aku membangunkan mu" Jawab Faisy.
"Okeoke baiklah, dimana Alvino?" Tanya Samuel.
"Aku disini pah" Saut Alvino uang yang juga baru datang.
"Kemarilah kita duduk dan mengobrol bersama" Ajak samuel.
"Baiklah, tapi setelah ini aku harus sekolah" Jawab Alvino malas.
Alena dan Alexa kini sudah tidak lagi bersekolah, karena tujuan awal mereka sekolah adalah untuk menghancurkan keluarga ini, namun Tuhan mahal adil, Tuhan masih memberikan keluarga ini kebahagiaan hingga mereka berdua tak lagi ingin menghancurkan keluarga nya sendiri.
"Dan setelah ini aku harus menumpaskan semua musuhku diluar sana, apakah aku boleh?" Alena meminta izin.
"Tentu saja boleh sayang, hancurkan semua musuhmu dengan kemampuan mu, ayah mendukungmu" Ucap Samuel tersenyum.
"Ohh yasudah ayah, aku berangkat ke sekolah" Pamit Alvino, karena ia malas mendengar ocehan ayahnya.
Alena dan Alexa hanya terkekeh melihat raut wajah Alvino.
"Oh yaa, siapa pria tadi Alena?" Sekat Faisy tanpa cekatan.
"Pria? Maksudmu Albert?"
"Yaaa, siapa lagi"
"Ohh Tuhan, dia tidak lebih dari pria keparat yang suka mengganggu, aku benar-benar membencinya" Ucap Alena dapat terdengar dari nada suaranya sepertinya Alena benar-benar kesal dengannya.
"Apa dia sudah pulang ka?" Tanya Alexa.
Alena berdehem.
Tiba-tiba telepon Alexa berdering menandakan adanya telepon.
"Bos, markas kita diserang, oleh black shadow bos, dan sepertinya pasukan kita kalah banyak dengannya"
"Sial, bisakah kau tangani dulu, aku dan Alexa segera kesana"
"Tentu bos"
Tuuut!
Sambungan terputus.
"Ada apa? Siapa yang menelfon?" Tanya Alexa.
"Ray"
"Ada apa?"
"Markas diserang black shadow"
"Keparat! Cepat kita selesaikan!"
Tanpa cekatan Alena dan Alexa bersiap-siap dan pergi ke markas Sweet Devil.
Sisahlah Samuel dan Faisy di meja makan.
"Kedua putri kita kini sudah besar, biarkan mereka berbuat apa yang mereka mau, sebagai bentuk permintaan maaf kita" Ucap Samuel.
"Aku tak menyangka, ini akan terjadi, aku sungguh bahagia, keluarga ini masih diberi kesempatan untuk menebus semuanya" Jawab Faisy.
🌹🌹❤❤
Hai gais aku up nih, siap tempur? Gaa?
Semoga kalian masih baca ini, dan oh iyaa cerita ini tuh masih berlanjut, ending pertama tentu masih ada ending selanjutnya.
Jadi terus tunggu aku update, yaa🌹
Vote and komen juga jangan lupa😁
Babay see u next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet But Psycho
Teen FictionAlena Latasha Veronica Alexa Latasha Veronica Dua gadis kembar yang mempunyai paras cantik dan imut dan terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, seharusnya mereka senang bukan?. Namun mereka berbeda, gadis kembar itu selalu bernasib naas...