Miracle

665 36 2
                                    


Bunyi alat pendeteksi jantung masih berbunyi di dalam ruangan, dan dua wanita kembar itu masih saja terpejam, seakan-akan ia sedang tertidur.
Takdir memang benar adanya, kehidupan dan kematian ada di tangannya.

Albert dan Aland masih belum menerima bahwa kekasih mereka berdua sedang mengalami koma sekarang, 2 bulan sudah berlalu, kekasih mereka masih penat untuk melihat dunia yang begitu hancur, matanya tertutup, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka.

KRIEEETT!

Kedua pria tampan yang mengenakan jas berwarna hitamnya datang dengan membawa bunga mawar di tangannya.
Dengan harapan kedua gadis itu bangun, namun kedua gadis itu tetap saja diam membisu.

Kedua pria itu menghampiri kedua gadis yang terdiam itu dan meletakkan bunga mawar nya diatas meja.

Satu kecupan mendarat di kening kedua gadis itu, kedua pria itu pun tersenyum kecut melihat wajah kedua gadis itu yang hanya diam dan menutup matanya.

"Heyy, wake up, i miss you my dear" Ucap pria itu dengan nada lembut.

Tak ada jawaban dari sang gadis.
Pria itu pun dengan berat hati tersenyum.

"Kumohon, bangun dan bunuh aku sekarang, balaskan dendammu padaku" Ucap pria itu.

Albert, yaa pria itu kini sedang merindukan gadisnya, ia merindukan marah dari gadis itu, ia rindu mengacaukan nya, ia rindu suaranya, everything.

Sementara gadis yang berada di sebelah Alena kepalanya penuh perban, operasi yang dilakukan kemarin berjalan dengan lancar, namun efek sampingnya gadis itu harus mengalami koma.

"Sesekali bangun dan lihat aku, aku sangat buruk semenjak kau tidur lama seperti ini, aku merindukan sumber kekuatan ku, aku merindukan cintaku, aku merindukan senyum mu" Ucap Aland sambil memegang jari jemari Alexa.

"Please, wake up my dear" Ucap Aland pelan, namun sama seperti Alena, gadis itu hanya diam tak bersuara, hanya terdengar alat pendeteksi jantung saja.

Aland kembali mendarat kan bibirnya di kening Alexa yang di perban. Sementara Albert mengecup pelan bibir Alena sebelum mereka berdua akhirnya pergi untuk bekerja.

Jangan lupa, selain ketua Mafia laki-laki, mereka juga termasuk CEO terkaya dan terbesar nomor 2 di seluruh dunia, jadi mereka tidak melupakan kewajibannya sebagai CEO.

"Sediakan 1000 pengawal untuk menjaga sekeliling rumah sakit ini, dan kalian berdua pun ikut menjaga" Ucap Albert di telfon, ia menelfon Ray dan juga Joan yang sedang bersamanya.

Kedua pria itu pun pergi dari ruangan tersebut meninggalkan kedua gadis yang terbaring itu, di perjalanan keluar kedua pria itu berpapasan dengan dua wanita yang merupakan sahabat dari kekasihnya.

Albert dan Aland menatap mereka berdua dengan tajam.

"Biarkan kami menjaganya! Dia sahabat ku" Jelas Zoya dengan tegas.

Albert dan Aland pun mengangguk pelan dan kemudian wajahnya kembali datar dan ia kembali berjalan.

Kedua wanita itu pun sama, mereka melanjutkan perjalanannya.

KRIEET!

Kedua wajah sahabat nya itu lagi-lagi datar dan diam, selalu diam dan tak bersuara.

"Heii princess wake up, your bestfriend in here" Ucap Marsya dengan senyum cerianya.

"Aku ingin bercerita, jika kau tidak bisa berkomentar setidaknya kau masih mendengarkan cerita sahabat mu ini" Ucap Zoya penuh semangat.

Sweet But PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang