"Hem... bukan ngeledek sih, tapi gua mau ngasih pelajaran ama lu, jangan pernah ngeremehin lawan."
-Retno-
KREKKK
Pintu lemari tua ini terbuka. Kami bertiga terkejut melihat isi dalam lemari tua ini.
"Ah, jangan bilang ini!" ucapku dengan kaget.
Ternyata isi lemari ini hanya tumpukan makanan kaleng. Dahiku langsung mengernyit melihat isi dalam lemari ini. Kenapa isinya hanya tumpukan makanan kaleng?
Salah satu kaleng tersebut, aku ambil untuk memastikan apakah kaleng tersebut masih ada isinya atau tidak.
"Tidak ada ..."
Kaleng yang aku ambil ini, hanya kaleng kosong saja. Tidak ada isinya. Ini membuatku semakin bingung dengan keadaan ini.
Ternyata ketua BIN yang dulu mempunyai sisi humor juga, menumpuk kaleng bekas di lemari tua ini.
Benar-benar kelakuan aneh.
"Huh? Ternyata cuman kaleng bekas? Haha yang naro di lemari ini punya sisi kocak juga, haha." ucap Mawar dengan tawanya yang begitu keras.
"Haha iya ya untung cuman tumpukkan kaleng bekas saja, aku kira isinya kaya eksperimen-eksperimen gitu." ujar Melati yang lega ternyata hanya tumpukan kaleng saja bukan hal-hal yang aneh.
"Haha lu banyak nonton film Mel, haha." ujar Mawar sambil menyentuh perutnya dengan kedua tangannya dan tertawa.
"Eh, iya maaf ..." jawab Melati dengan lirih.
"Eh, ngapain minta maaf ini kan hanya kejadian yang tidak terduga namun kocak, haha ..." lanjut Mawar tertawa.
Sementara mereka ngobrol, aku terus memandangi kaleng yang sedang aku pegang. Aku mempunyai firasat di dalam lemari ini pasti bukan hanya tumpukkan kaleng kosong saja, kayanya ada sesuatu yang di sembunyikan di dalam.
Aku mencoba untuk memindahkan semua kaleng-kaleng ini dari lemari. Mungkin aku menemukan suatu petunjuk dengan memindahkan semua kaleng-kaleng ini.
Setelah beberapa menit aku memindahkan kaleng-kaleng bekas ini, aku terkejut ternyata di dalam lemari tersebut bukan sekedar hanya diisi kaleng kosong saja.
"Hahaha! Ternyata firasat gua bener buahaha." Aku tertawa dengan keras ternyata dugaanku ini benar.
"Idih, kenapa lu ketawa kaya gitu? Kaya orang gila aja." ucap Mawar mengataiku seperti orang gila.
"Ada apa Retno? Apa kamu menemukan sesuatu yang bagus?" tanya Melati yang penasaran kepadaku yang terlihat sangat semangat.
"Haha terserah lu mau bilang apa aja Mawar dan iya nih gua nemuin sesuatu yang bagus Mel, gua nemuin ini!" Jawabku sembari menyodorkan benda yang ada di belakang tumpukan kaleng-kaleng kosong.
"Hah? Ini nyatakan? Itukan ..." ucap Mawar dengan kaget.
"Iya, ini ada sepasangan senjata api atau pistol."
Pistol yang sering dipakai oleh banyak kepolisian diluar negeri. Benar salah satunya yang berada di tanganku, pistol Glock Meyer 22 atau sering disebut Glock 22.
Bukan hanya itu saja yang ada di lemari ini, tapi ada dua kotak yang bergambar peluru. Setelah aku itung-itung, total yang ada di dalam kedua kotak tersebut, sembilan puluh buah.
Dan, ada satu hal lagi di dalam lemari itu. Ada sebuah catatan yang tampaknya sangat berharga.
"Kalo gitu lu bisa make pistol no?" tanya Mawar yang tidak percaya dengan senjata yang sedang aku pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virus Injection Blood [END] ✓
Science FictionMenceritakan Retno beserta kedua teman ceweknya, Mawar dan Melati, mencari cara untuk bisa ke tempat perlindungan yang terbesar di daerah Jakarta, GBK (Gelora Bung Karno). Sebelumnya, Retno yang terjebak di ruang UKS sendirian dan terkunci dari luar...